Ingin Membuat Fabel, Teknik Ini Harus Dikuasai

Ingin Membuat Fabel, Teknik Ini Harus Dikuasai

KORANBERNAS.ID, BANTUL --  Membuat cerita binantang atau fabel perlu beberapa teknik. Apabila teknik tersebut mampu dikuasai maka akan dihasilkan fabel yang menarik dibaca.

“Hal itu dibahas saat workshop fabel dari Komunitas Yuk Menulis (KYM) yang digelar secara daring,” kata Drs Sutanto warga Dusun  Celep Kalurahan Srigading Kapanewon Sanden melalui rilis ke redaksi koranbernas.id, Minggu (27/12/2020).

Workshop yang berlangsung Sabtu (19/12/2020) hingga Senin (21/12/2020) itu diikuti 188 peserta dari seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai latar belakang profesi beragam.

Founder Komunitas Yuk Menulis (KYM) sekaligus narasumber, Vitriya Mardiyati, menguraikan  empat hal yang harus dikuasai  penulis yakni  tema, judul, tokoh dan karakter serta konflik.

“Tema dibuat sederhana saja tak usah terlalu rumit. Yang penting sesuai dengan perkembangan jiwa anak-anak. Judul diusahakan agar menimbulkan rasa penasaran sehingga membuat pembaca tertarik,” kata Sutanto yang juga guru MTsN 6 Kulonprogo menyampaikan hasil workshop tersebut.

Tokoh dibuat imajinatif dengan nama orang, memiliki sifat seperti manusia namun tetap dengan karakter binatang agar pembaca tidak merasa digurui dan larut dalam cerita tersebut.

Sedangkan konflik adalah permasalahan. Usahakan konfliknya sederhana saja namun penyelesaiannya memikat dan sulit ditebak. Saat membuat konflik, penulis harus berpikir secara liar.

“Karena pola pikir yang apa adanya membuat pembaca bosan dan pasti tidak tertarik untuk membaca cerita lainnya. Dan jangan membuat konflik yang menakut-nakuti anak,” katanya.

Vitriya pada kesempatan terpisah mengatakan workshop yang  dilaksanakan di KYM polanya 20 persen  teori dan 80 persen praktik. “Pada akhir workshop harus ada karya yang dihasilkan minimal membuat antologi. Dari pengalaman terdahulu, 90 persen  peserta bisa menghasilkan karya solo,” kata Vitriya.

Narasumber lainnnya Sri Mey Ekowati, guru SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta. Dia adalah penulis buku, cerita anak, fabel, artikel, editor.

Menurut dia, untuk menulis fabel harus mengetahui kehidupan binatang sebagai tokoh yakni tingkahnya, makanannya maupun cara berkembang biak.

“Untuk bisa menulis diawali dengan ide. Cara mendapatkan ide  dengan membaca buku, majalah, koran, mengamati binatang di sekitar kita, melihat tayangan televisi, film dokumenter binatang. Semakin menarik dan unik ide maka semakin keren cerita yang kita tulis,” tandasnya.

Beberapa peserta merasakan serunya mengikuti workshop ini. Wiwik Andriani SPd, guru SD Kabupaten Jombang merasa senang, karena mendapatkan pengalaman baru cara membuat fabel, bertemu narasumber yang kece dan teman-teman yang luar biasa semangatnya. Wiwik punya target membuat buku solo.

Fitri Novianti, guru  dari Palembang merasa senang dan asyik, karena saat orang-orang liburan ke tempat-tempat yang indah, justru memilih libur bersama KYM untuk belajar menulis fabel dengan sangat mudah.

Target yang ingin dicapai setelah ikut workshop paling tidak bisa menulis satu buku solo, dan ilmunya dapat ditularkan kepada para siswa.

Guru Majalengka Jawa Barat, Sutimah, merasakan serunya ikut workshop fabel karena narasumbernya membimbing dengan sabar dan memberi tugas menantang. Target yang ingin dicapai setelah ikut workshop ingin membuat buku solo fabel.

Sedangkan Giyoto M Pd, guru SDN Lempuyangwangi Yogyakarta ini merasa sangat tertantang meningkatkan kompetensi diri. “Instrukturnya hebat dan merakyat, gundah gulanaku terobati,” ujarnya.

Dia ikut workshop karena ketagihan menulis terlebih setelah berhasil menerbitkan tiga buku solo, rasanya ingin terus dan terus menulis. “Pada awal tahun 2021 ingin menambah dua karya buku solo yaitu kumpulan 333 pantun dan cerita fabel,” cerita Sutanto. (*)