SMPN 6 Purworejo Menyelesaikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kami butuh kejujuran siswa mengerjakan tugas prakarya.

SMPN 6 Purworejo Menyelesaikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Salah satu implementasi P5 di SMPN 6 Purworejo. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Sesuai amanat Kurikulum Merdeka, SMPN 6 Kabupaten Purworejo Jawa Tengah telah menyelesaikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Siswa kelas 7 melakukan P5 dengan demokrasi, belajar bagaimana pilihan ketua OSIS dan bangunlah jiwa raga. Kelas 8 melakukan P5 Bhinneka Tunggal Ika dengan tari-tarian dan kewirausahaan memanfaatkan bambu dari batang pohon dan daun, anak-anak membuat anyaman," ujar Wahyu Kurnia Lestari, Kepala SMPN 6 Purworejo, Sabtu (22/6/2204), di ruang kerjanya.

Melaui P5 diharapkan adanya peran serta orang tua. “Kami mengadakan ini agar ada kesepemahaman antara sekolah dan orang tua. Dalam penyelenggaraan P5 di sini ada kerja sama antara orang tua, sekolah (guru dan kepala sekolah),” ujar Wahyu.

Saat penerimaan rapor, Kamis (20/6/2024), pihaknya memamerkan karya siswa kepada orang tua. Belajar dari pengalaman tahun ini, pada tahun mendatang orang tua diharapkan berperan aktif di dalam pengembangan karakter siswa.

Kepala SMPN 6 Purworejo Wahyu Kurnia Lestari. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

“Anak ketika diberi tugas, orang tua memberikan dukungan dengan jujur. Misalnya tugas anyaman bambu, sebaiknya orang tua memberi support proses dan apresiasi," tambahnya.

Apabila anak tidak bisa menyelesaikan tugas anyaman bambu meskipun orang tua mampu membeli namun sebaiknya jangan beli. "Kami butuh kejujuran siswa mengerjakan tugas prakarya," kata dia.

Hasil karya anyaman bambu diolah menjadi produk berupa sandal, kipas dan tas. Beberapa siswa tidak berhasil menyelesaikan karyanya. Sedangkan produk yang rapi diberi label harga kemudian dipasarkan di market day.

"Saya melihat hasil belajar siswa melalui P5 bagus-bagus. Saya berpikir pas kenaikan kelas P5 kita pamerkan ke ortu agar melihat hasil anak kreatif, mampu mengelola P5 dengan baik," tambahnya.

Menurutnya, di dalam Kurikulum Merdeka orang tua perlu memahami karakter anak dengan P5 berupa gotong royong, mandiri dan kreatif.

Stan market day P5 SMPN 6 Purworejo. (istimewa)

Wahyu menambahkan dengan market day, harapannya anak bisa mengetahui bahwa untuk menghasilkan uang tidak mudah sehingga harus hormat ke orang tua dan berhemat.

Dengan prakarya membuat anyaman bambu anak diajari bisa produktif berwirausaha. Siswa bisa memahami nilainya beserta prosesnya, sehingga anak menjadi tahu mencari uang tidak mudah.

"Gelar karya siswa dan market day membutuhkan waktu sehari persiapan dan sehari pelaksanaan. Saat persiapan ada orang tua membantu membuat stan, ada yang membuat makanan di rumah untuk dijual di market day," kata dia.

Usai market day, orang tua mengikuti sosialisasi rencana program sekolah tahun ajaran 2024-2025, tentang rencana atau program sekolah setahun ke depan. Diharapkan pada awal tahun pelajaran 2024/2025, sekolah sudah siap.

“Harapannya orang tua sudah memahami, oh ini yang akan dikerjakan oleh sekolah tahun depan, ini yang akan dikerjakan oleh anak-anak nanti selama setahun ke depan,” ujar Wahyu. (*)