SMP Negeri 1 Purworejo Konsisten Patuhi Prokes

SMP Negeri 1 Purworejo Konsisten Patuhi Prokes

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kabupaten Purworejo, menjadi percontohan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) selama pandemi Covid-19.

Sekolah yang terletak di Jalan Mayjend Sutoyo Purworejo ini, ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Purworejo sebagai percontohan Sekolah Menengah Pertama untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka dalam pandemi Covid-19. Program berlangsung sejak Maret 2022. Untuk pembelajaran percontohan di Jawa Tengah masing-masing kabupaten atau kota diwakili 1 sekolah saja.

Sebagai percontohan, tentu saja sekolah yang menempati bangunan eks Belanda tersebut tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Kepala SMP N 1 Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, (Jateng), Sutarto mengatakan, pihaknya selalu berusaha mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Dia mengimbau agar warga sekolah baik guru, siswa dan karyawan untuk jangan kendor mentaati protokol kesehatan.

Di depan pintu masuk sekolah dan di depan ruang kelas, sudah tersedia beberapa tempat cuci tangan dan juga sudah disediakan sabun cair. Sebelum memasuki ruangan setiap siswa wajib cuci tangan terlebih dahulu. Siswa juga wajib memakai masker serta menjaga jarak aman.

Hingga saat ini, siswa yang melakukan PTM sebanyak 50 persen, sehingga 1 bangku untuk 1 siswa.

“Saya berharap agar warga sekolah baik guru, siswa maupun karyawan semua mematuhi protokol kesehatan minimal dengan pola 5M. Yaitu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas,” ujar Sutarto kepada koranbernas.id, Rabu (15/12/2021).

Usaha kepatuhan terhadap protokol kesehatan tidak sia-sia, terbukti selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali diberlakukan, keluarga besar SMP N 1 nihil kasus Covid-19.

Kepatuhan terhadap protokol kesehatan juga diikuti oleh masyarakat Purworejo pada umumnya. Hal tersebut bisa terlihat dari melandainya jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten yang bersebelahan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurutnya, meskipun angka Covid-19 di Kabupaten Purworejo melandai, namun virus Corona masih tetap mengintai. Sebagai contoh sampai saat ini masih ada puluhan warga Purworejo terpapar positif Covid-19.

“Saya selalu mengingatkan para guru untuk patuhi prokes. Setelah itu giliran para guru sebagai wali kelas meneruskan pesan kepatuhan terhadap prokes kepada orangtua atau wali siswa agar selalu mematuhi prokes di rumah masing-masing,” sebut Sutarto.

Dia menambahkan setiap wali kelas memiliki ruang komunikasi dengan orang tua dengan grup WhatsApp. Masing-masing kelas memiliki group sendiri.

“Siswa SMP Negeri 1 Purworejo menyadari arti penting protokol kesehatan dan sudah menjadi karakter anak patuh terhadap prokes,” katanya.

Menurut Sutarto, selain mematuhi prokes pihaknya turut membantu pemerintah dengan program vaksinasi Covid-19 untuk herd immunity (kekebalan kelompok) sebesar 70 persen.

“Untuk siswa SMP N 1 Purworejo yang berusia minimal 12 tahun, 100 persen sudah divaksin. Demikian juga untuk guru dan karyawan,” jelasnya.

Selama pandemi Covid-19, Sutarto mengemukakan, adanya kendala dalam perubahan pola pembelajaran. Dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran dalam jaringan (daring).

“Saat awal pandemi Covid-19, siswa belajar secara online. Dalam pembelajaran secara online memang kami mengalami kesulitan,” katanya mengaku.

Salah satu kendala adalah bagi anak-anak yang kurang termotivasi belajar agak malas, sehingga tertinggal pelajarannya. Kendala pembelajaran online selain dari siswa juga timbul dari guru. Sebagian guru belum familier (terbiasa) dengan teknologi informasi (IT).

“Kondisi tersebut menjadikan guru semangat belajar tinggi, bagaimana mengatasi, dari tadinya belum paham IT akhirnya belajar dan bisa menguasai,” tandasnya.

Namun diakui oleh Kepala Sekolah yang berasal dari Kecamatan Grabag Purworejo, guru juga belum menemukan penggunaan metode yang menarik untuk PJJ.

Namun secara umum kendala PJJ atau pembelajaran daring tidak ada (kalau ada masalah bisa teratasi).

Materi kurikulum saat Pandemi Covid-19 pun berbeda. Namun untuk zoom meeting cara kerja dinilai efektif, tetapi untuk anak (siswa) terasa mahal. Walaupun dari kementrian sudah ada subsidi, tetapi tidak mencukupi untuk menyediakan paket data dalam pembelajaraan online.

Kepala SMP Negeri 1 Kabupaten Purworejo memberikan syarat tertentu untuk pelaksaan PTM agar siswa sehat dan selamat dari ancaman virus Corona. Sebagaimana persyaratan dari Kemendikbud, bahwa siswa berhak mengikuti PTM dengan syarat sudah divaksin. Di sini siswa SMP Negeri 1 sudah 100 persen di vaksin.

“Kami memberi syarat siswa yang PTM harus berangkat sendiri atau diantar orang tua dan tidak diizinkan naik kendaraan umum.

“Kami khawatir jika siswa mengunakan kendaran umum tidak mematuhi protokol kesehatan. Jika orang tua siswa sanggup mematuhi syarat maka kami izinkan putra putrinya melakukan PTM, namun jika tidak, kamipun masih bisa melayani dengan PJJ atau pembelajaran online. (*)