Sleman Berperang Melawan Pandemi

Sleman Berperang Melawan Pandemi

KORANBERNAS,ID. SLEMAN -- Sleman menjadi salah satu kabupaten di DIY yang memiliki kasus positif COVID-19 paling banyak. Dari 700-an kasus yang terkonfirmasi positif, lebih dari sepertiganya berasal dari kabupaten ini.

Di satu sisi, masifnya tes swab atau PCR menjadi salah satu alasan tingginya kasus ini. Di sisi lain, transmisi lokal juga menambah jumlah kasus hari demi hari. Karenanya Pemkab Sleman getol berperang pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai ini. Menjaga kebersihan adalah cara paling efektif untuk mencegah terpapar COVID-19. Riset terdahulu telah membuktikan, mencuci tangan bisa mengurangi risiko flu hingga 20 persen. Namun, manfaat tersebut tidak bisa kita dapatkan jika cara mencuci tangan kita keliru.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman meminta seluruh pengelola fasilitas umum (fasum) menyediakan tempat cuci tangan dan antiseptik guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 atau virus corona.

Tanggap dengan anjuran dari pemerintah, pengelola Pasar Stan atau Pasar Desa Maguwoharjo Depok Sleman langsung menerapkan protokol kesehatan bagi pedagang maupun pengunjung Pasar Stan dalam setiap transaksi jual beli di pasar desa tersebut.

Salah seorang pengelola Pasar Desa Maguwoharjo, Kasidi mengatakan meskipun hanya pasar desa, aktivitas di pasar tersebut berjalan 24 jam. Pengawasan aktivitas pasar tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan COVID-19.

"Kalau mau masuk pasar harus cuci tangan dan bila ada yang masuk pasar tanpa masker kami larang. Ini berlaku bagi semuanya, baik pedagang maupun pembeli," kata Kasidi kepada koranbernas.id, Jumat (24/7/2020).

Bahkan untuk mencegah penularan COVID-19, sebanyak 50 pedagang Pasar Stan sesuai dengan program dari Pemkab Sleman beberapa waktu lalu telah mengikuti Rapid Diagnostic Test (RDT). Namun RDT yang dilakukan Pemkab Sleman tersebut tidak menyurutkan masyarakat untuk tetap berbelanja di pasar. Apalagi, kata Kasidi, pasar tersebut menjual kebutuhan masyarakat dengan bahan-bahan yang segar.

"Sayuran dan kebutuhan yang dijual fresh semua. Rata-rata satu hari tingkat kunjungan ke pasar sekitar 2.000 orang," katanya.

Pengelola pasar juga menerapkan protokol kesehatan mulai dari penyemprotan destinfektan yang dilakukan secara rutin, kewajiban menggunakan masker dan protokol lainnya.

"Kami selalu mengingatkan warga pasar untuk tetap menjalankan protokol kesehatan seperti jaga jarak," tutur Kasidi.

Untuk tempat cuci tangan lanjut Kasidi, saat ini sudah dipasang 15 tempat cuci tangan dari ember besar dan ember kecil menggunakan kran untuk memudahkan ketika mencuci tangan.

"Pada awalnya kita hanya memiliki 5 tempat cuci tangan, namun karena ada beberapa bantuan dari Pemkab Sleman maupun lembaga swasta lainnya tempat cuci tangan terus bertambah," kata Kasidi.

Fasilitass cuci tangan itu ditempatkan di bagian luar pasar,termasuk pintu masuk dan depan kios, kemudian dilorong-lorong dalam pasar.
Setiap lorong didalam pasar telah ditempatkan 7 ember kecil dengan kran untuk cuci tangan. Sedangkan di luar seperti tempat parkir, pintu masuk pasar dan depan kios di ditempatkan ember besar lengkap dengan krannya sehingga memudahkan untuk cuci tangan.

Ember-ember kran tersebut selain dibeli oleh pengurus pasar juga mendapat bantuan dari Pemda, Kementrian Agama dan lembaga lainnya. Agar tempat cuci tangan di komplek Pasar Stan berfungsi dan terus dimanfaatkan, pengurus pasar membuat aturan yaitu jadwal bagi pedagang yang bertugas mengisi air di ember tempat cuci tangan secara bergantian.

Sedangkan air sabun untuk cuti tangan disediakan dari pengurus pasar. Jadwal mengisi air itu juga diikuti jadwal pemeliharaan sarana tempat cuci tangan tersebut.

"Kita pengurus pasar memang sudah membuat jadwal pedagang yang bertugas mengisi air di ember tempat cuci tangan. Pedagang itu dibagi dari wilayah timur jalan, bagian selatan dan bagian utara pasar. Yang penting kami menekankan kesadaran pedagang untuk memelihara tempat cuci tangan tersebut agar bisa berfungsi baik apalagi Pasar Stan tidak pernah sepi karena berkegiatan selama 24 jam. Hanya saja karena pandemi Covid-19 ini dan karena dari Pemda memberikan batasan operasional maka pasar buka dua sif," papar Kasidi.

Untuk mengingatkan pedagang maupun pembeli di Pasar Stan tersebut juga dipasang spanduk di pintu masuk yang berisikan masuk pasar harus cuci tangan dan memakai masker. Para pedagang sendiri untuk melakukan koordinasi di buat grub di masing-masing los sehingga memudahkan untuk pemantauannya. Apalagi jumlah pedagang di Pasar Stan ini berjumlah 740 pedagang.

"Kalau saya milihat ada pembeli yang tidak cuci tangan dan tidak memakai masker saya dengan tegas tidak memperbolehkan orang tersebut belanja di pasar dan saya persilahkan untuk pulang," kata Kasidi.

Sementara Sudaryanti salah seorang pemilik kios di Pasar Stan mengaku sangat mendukung upaya yang dilakukan pengelola pasar guna mencegah penularan Covid-19.
"Aturan dari pengelola pasar memang cukup ketat baik itu untuk pedagang maupun pengunjung pasar. Semua itu demi kebaikan bersama agar kita bebas dari Covid-19," kata Sudaryanti.

Wajib Fasilitas Cuci Tangan

Pemerintah Kabupaten Sleman sejak pandemi Covid-19 mulai merebak sudah melakukan antisipasi dengan meminta kepada seluruh pengelola fasilitas umum untuk menyediakan tempat cuci tangan dan antiseptik guna meminimalisir penyebaran COVID-19.

“Kami sejak awal bulan Maret lalu sudah meminta pengelola fasilitas-fasilitas umum untuk menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan juga antiseptik atau ‘hand sanitizer’ untuk mencegah penyebaran virus corona,” kata Joko Hastaryo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman di Sleman, Jumat (24/7/2020).

Menurut Joko, fasilitas umum tersebut bukan hanya yang dikelola pemerintah, namun juga yang dikelola swasta. Seperti di kantor-kantor pelayanan publik, maupun di tempat-tempat yang banyak didatangi masyarakat. Joko mengatakan, hand sanitizer memang penting, namun jika tidak tersedia cuci tangan bisa dilakukan menggunakan sabun lalu dibasuh dengan air yang mengalir.

“Disamping membiasakan mencuci tangan, tips lainnya adalah peningkatan daya tahan tubuh, serta pola hidup bersih dan sehat,” kata Joko.

Joko menambahkan, konsumsi empon-empon sah-sah saja dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Penularan penyakit itu dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kondisi badan. Pencegahan yang efektif adalah membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun atau cairan antiseptik berbahan alkohol. Juga biasakan juga hidup sehat dengan berolahraga dan istirahat yang cukup.

Sering cuci tangan dengan sabun pada air mengalir menjadi faktor yang sangat penting untuk membunuh virus yang menempel di tangan. Mencuci tangan selama kurang lebih 20 detik perlu dibudayakan agar kita tidak tertulari dan tidak menulari.

Mencuci tangan dengan hand sanitizer menjadi alternatif kedua jika tidak tersedia tempat cuci tangan dengan sabun. Kandungan alkohol dalam hand sanitizer menurut WHO minimal 60 %. Sangat dianjurkan jika setiap kali kita keluar rumah selalu membawa hand sanitizer pada tas atau saku.

"Mari cegah penularan virus corona ini mulai dari kita, keluarga dan lingkungan sekitar. Upayakan perilaku menerapkan PHBS ini semaksimal mungkin. Dengan demikian laju penularan virus ini dapat kita hambat bahkan kita hilangkan," tutur Joko.

Terapkan SOP bagi Pasar

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman telah mengeluarkan kebijakan seluruh pedagang dan pengunjung yang masuk area pasar tradisional wajib menggunakan masker dan menjaga jarak sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, kami menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi masyarakat dan komunitas yang akan masuk ke pasar-pasar tradisional," kata RR Mae Rusmi Suryaningsih, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman di Sleman, Jumat (24/7/2020).

Menurut Mae Rusmi, SOP yang dijalankan terbagi untuk empat kelompok, baik pedagang, pengunjung, pengelola MCK hingga petugas parkir. Bagi para pedagang wajib untuk mencuci tangan empat jam sekali dengan sabun dan menjaga jarak dengan orang lain.

Hal sama juga berlaku bagi petugas parkir di pasar-pasar. Selain penggunaan sarung tangan dan masker, juga diminta untuk melalukan penyemprotan desinfektan di sekitar pasar.

"Sedangkan SOP bagi pengelola MCK, selain wajib mencuci tangan dengan sabun dan menyemprot MCK dengan desinfektan, juga diwajibkan memakai masker dan membersihkan MCK setiap satu jam sekali," tutur Mae Rusmi.

Bagi pengunjung yang masuk, lanjut dia, juga wajib menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain. Meskipun belum semuanya menggunakan masker, kami terus melakukan edukasi kepada komunitas pasar agar mereka bisa terhindar dari paparan COVID-19.

"Kami juga mengingatkan agar mereka yang sakit dan mengalami gejala untuk tidak masuk ke pasar dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Yang sakit harus ke faskes (fasilitas kesehatan) untuk memeriksakan diri," katanya.

Untuk fasilitas cuci tangan di pasar tradisional di Sleman, khususnya di pasar yang dikelola Pemerintah Kabuaten Sleman, khususnya pasar-pasar efektif sudah terpasang tempat cuci tangan, baik dari APBD melalui Dinas Perindag maupun dari donatur.

"Tempat cuci tangan itu ditempatkan di dekat pintu masuk dan hampir semua pintu masuk pasar tradisional di Sleman sudah tersedia," ungkap Mae Rusmi.

Sementara untuk pemberian bantuan tempat cuci tangan atau wastafel dapat langsung ke pengelola pasar namun demikian agar tercatat dengan baik Dinas Perindag ada surat pemberitahuan.

"Kalau ada pihak swasta akan memberi bantuan wastafel untuk pasar tradisional di Sleman, kami masih menerima sebab semakin banyak tersedia wastafel semakin baik," kata Mae Rusmi. (nil)