Sepuluh Ribu Bibit Kopi Robusta Ditanam di Purworejo

Sepuluh Ribu Bibit Kopi Robusta Ditanam di Purworejo

KORANBERNAS.ID,PURWOREJO -- Untuk meningkatkan potensi kopi, Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina memberikan bantuan bibit kopi robusta kepada Kelompok Tani, Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng). Vita bekerja sama dengan Kementrian Pertanian lewat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP), Jawa Tengah memberikan bantuan 10.000 bibit kopi kepada beberapa kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Kaligesing, Purwodadi, Jawa Tengah. Penyerahan secara simbolis diberikan kepada Poktan Bangun Semi dan Sinoman Tani Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing.

"Kegiatan penanaman bibit kopi ini bekerja sama dengan Kementerian Pertanian yang diinisiasi BPTP Jateng dari program aspirasi DPR RI. Selain itu, kami juga memberikan bantuan huller, pulper, pembubuk, roasting dan pengemasan serta bibit kopi jenis klon Robusta. Selain bibit, paska panennya pun kita bantu," jelas Vita Ervina usai penanaman bibit kopi, Minggu (31/10/20210).

Kopi Robusta merupakan turunan dari spesies utama Canephora. Oleh sebab itu, variasi tanaman Robusta tidak disebut varietas, namun disebut klon. Ada empat Klon Robusta yang diserahkan ke petani Desa Donorejo, yaitu Sa 237, Bp 534, Bp 234 dan Bp 409. Vita berharap dengan bantuan bibit kopi tersebut bisa mendongkrak perekonomian Desa Donorejo.

"Saya melihat Desa Donorejo ini memiliki potensi wisata dan budaya yang bisa dikembangkan. Dalam perjalanan ke sini, saya melihat banyak sekali tempat-tempat kopi di daerah Kulonprogo yang bagus, saya yakin disini juga bisa membuat wisata ngopi seperti itu," kata politisi dari PDI Perjuangan.

Kepala BPTP Jawa Tengah, Joko Pranoto menjelaskan, selain membawa bantuan bibit, pihaknya juga mengintroduksi (mengenalkan) sistem tanam poliklonal. Metode poliklonal adalah sistem di perkebunan, dan sekarang diadopsi untuk kebun kopi rakyat.

"Sistem poliklonal adalah cara menanam beberapa bibit klon kopi. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas, jika ditanam secara monoklonal (hanya satu jenis) produksi (hasil panen) akan kurang. Dengan sistem yang kami kembangkan ini, bisa menghasilkan dua kali lipat. Kami membawa bibit unggulan untuk masa tanam selama 3 tahun sudah produksi. Kalau masa tanam standart selama 4 sampai 5 tahun," jelas Joko.*)