Selama Ramadan, Masyarakat Dihimbau Tak Belanja Berlebihan

Selama Ramadan, Masyarakat Dihimbau Tak Belanja Berlebihan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Trisaktiyana mengatakan, hasil pemantauan terhadap persediaan bahan pangan selama Ramadan dan Idul Fitri menunjukkan jumlah yang cukup. Namun ia mengingatkan, agar masyarakat tetap bijak dalam berbelanja. Yakni berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dan bukan keinginan.

“Jadi saya minta kita semua bijak dalam berbelanja. Jangan menuruti hawa nafsu atau keinginan. Kita belanja secukupnya saja. Karena kajian kita selama ini, masyarakat masih terbiasa berbelanja menuruti keinginan. Terbukti makanan terbuang selama ini masih mencapai 40 persen,” kata Sakti, di sela acara pemantauan stok dan harga bahan pangan ke gudang perbelanjaan ritel Alfamidi Cabang Yogyakarta, di Jalan Janti Banguntapan, Rabu (6/4/2022). Pemantauan dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah DIY (TPID) yang terdiri dari Pemda DIY, Pemkab Bantul, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY dan Badan Intelijen Daerah (BINDA) DIY.

Saktiyana menyebut, pemantauan ini merupakan kelanjutan dari pemantauan serupa yang dilakukan di wilayah Kulonprogo dan Gunungkidul. Langkah serupa masih akan terus dilakukan, guna memastikan suplai bahan pangan cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Tadi sama-sama kita lihat bahwa stok pangan dan kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak kemasan mencukupi. Jadi sekali lagi saya ingatkan, masyarakat jangan panik. Jangan melakukan aksi borong. Berbelanja saja secara wajar sesuai kebutuhan,” tandasnya.

Saktiyana mengungkapkan, dari pemantauan yang dilakukan tim TIPD sejauh ini tidak ada kenaikan harga secara signifikan. Kecuali untuk minyak goreng. Untuk minyak goreng suplai barangnya juga mencukupi, hanya harganya memang lebih mahal dibandingkan harga pasaran sebelum sempat langka.

Dia mengatakan, terkait pasokan minyak goreng curah, diakuinya masih terjadi kendala. Bahkan di sejumlah daerah minyak goreng curah yang harganya jauh lebih murah ketimbang minyak goreng kemasan, menghilang dari pasar-pasar tradisional.

Hal ini, katanya, karena DIY sangat tergantung dengan daerah lain. DIY tidak memiliki industri yang memproduksi minyak goreng. Sehingga selama ini DIY tergantung pasokan di daerah lain. Berdasarkan pemantauan, minyak goreng curah sulit diperoleh di Kulonprogo dan Gunungkidul. Menurut informasi, Kabupaten Kulonprogo biasanya mendapat kiriman 41 ton minyak goreng curah. Namun hanya terpenuhi 29 ton akibat kendala produksi dan teknis pengiriman dari distributor.

“Tapi kita sudah bersepakat dengan peritel dan pusat perbelanjaan, untuk melakukan operasi pasar apabila memang diperlukan. Semua siap mendukung,” katanya.

Kepala BINDA DIY Brigjen Andri Wibowo menambahkan, pihaknya mendorong pusat-pusat perbelanjaan untuk membuka secara luas kerjasama dengan para supalier khususnya suplier lokal. Kerjasama seperti ini, diharapkan akan memperkuat cadangan bahan pangan daerah, serta mengurangi ketergantungan dari daerah lain.

Seperti DIY misalnya, untuk pasokan gula pasir bisa saja bekerjasama dengan PG Madukismo. Apabila pasokan masih kurang, baru membuka peluang bagi suplier dari luar daerah. Demikian juga beras dan lain sebagainya.

“Bisa juga untuk jangka panjang Pemda DIY melakukan kerjasama dengan pemda lain membuka perkebunan sawit dan kerjasama pembangunan pabrik sehingga mampu memenuhi kebutuhan minyak goreng curah,”lanjutnya.

Ia menjelaskan, pemantauan di lapangan ini menjadi upaya bersama seluruh pemangku kepentingan guna menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat saat Ramadan dan Idul Fitri.

Kepala Cabang Alfamidi Widodo siap membantu pemda dalam memenuhi kebutuhan dan menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok. Termasuk pasokan dengan menggandeng banyak distributor sehingga kebutuhan pokok sampai di tangan konsumen dalam jumlah yang cukup. Selama ini, Alfamidi, juga sudah menggandeng suplier-suplier lokal.  

“Untuk harga kami pastikan sesuai atau tidak melanggar Harga Eceran Tertinggi atau HET yang ditetapkan pemerintah. Kami juga terus memperluas kerjasama dengan suplier, termasuk suplier lokal,” kata Widodo. (*)