Salurkan Bantuan Beras, Jokowi : Semua Negara Melakukan
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang berlangsung di Gudang Bulog Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman, Senin (29/1/2024) sore. Presiden tiba pada pukul 15.00 WIB di tengah derasnya hujan ditemani Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Kedatangan presiden disambut tepuk tangan ratusan warga yang sejak siang menunggu.
Presiden Jokowi lalu menghampiri warga untuk bersalaman, swafoto dan membagikan kaos setelah lebih dulu secara simbolis memberikan bantuan beras kepada masyarakat.
Presiden Jokowi menjelaskan, mengapa bantuan pangan beras diberikan kepada masyarakat, karena di seluruh negara di dunia harga beras terkerek naik.
Penyebabnya karena banyak yang gagal panen. Panen petani banyak yang rusak karena ada perubahan iklim sehingga masyarakat membutuhkan bantuan.
“Tidak hanya di negara kita. Dulu 22 negara yang biasanya bisa kita beli, pada tahun lalu mereka stop tidak menjual beras karena dipakai sendiri di negara masing-masing. Oleh sebab itu, kita kesulitan untuk membeli beras di negara-negara lain karena mereka dipakai sendiri untuk rakyatnya,” kata Presiden Jokowi.
Jokowi juga menekankan kepada petani agar meningkatkan produktivitas, sehingga dapat menekan kenaikan harga. Sebab, jika produktivitas turun seperti tahun lalu akibat dampak El-Nino, maka harganya pasti kembali naik karena suplainya untuk kebutuhan tidak cukup. Kondisi tersebut terjadi hampir di seluruh negara.
Karena itu lanjut Jokowi, untuk membantu masyarakat yang terdampak perubahan cuaca ini, maka pemerintah menggelontorkan bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada 22 juta keluarga penerima manfaat.
“Yang penting bapak ibu, Januari Februari, Maret, April, Mei dan Juni diberikan bantuan. Sementara sampai Juni. Nanti kalau APBN dihitung cukup, (bantuan) bisa dilanjutkan lagi,” tutur Presiden.
Sementara Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, bantuan pangan beras 10 kilogram ini diberikan kepada lebih dari 22 juta penerima. Data keluarga penerima manfaat adalah by name, by address dan by picture berbasis NIK dari Kemenko PMK (Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan).
Untuk distribusi penyalurannya bekerjasama dengan PT Pos Indonesia. Selain menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat, kata Arief kunjungan Presiden Jokowi ke Gudang Bulog Purwomartani juga sekaligus untuk memastikan seluruh stok beras di gudang yang ada di seluruh daerah ada.
“Hari ini di Purwomartani, ini juga sama Beliau ingin melihat ketersediaan stok di setiap gudang Bulog. Beliau tadi juga menyampaikan, agar secepatnya menggelontorkan 200 ribu ton. Tadi 200 ribu ton beras komersial akan digelontorkan segera. Kemudian beras SPHP itu juga 1,2 juta ton juga harus digelontorkan segera. Jadi kami punya waktu sekitar 2 bulan ganjel sampai dengan panen 3,5 juta ton,” kata Arief.
Menurut Arief, BPS sudah akan memberikan kerangka sampel area (KSA) di bulan Maret produksi beras mencapai 3,5 juta ton. Jumlah ini melebihi kebutuhan nasional di angka 2,5 juta ton.
Arief juga mengungkapkan, karena ini momentumnya pas, maka dia memastikan beras impor akan disetop saat panen raya.
Jadi tidak mengulang-ulang lagi, beras import akan distop saat panen raya, di mana Bulog sudah siap dengan stok di atas 1 juta. Kemudian ditambah untuk membantu petani menyerap sehingga harganya bisa tetap baik. (*)