Ridwan Hisjam Menilai Tepat Jokowi Kembali ke Golkar

Saya kira tidak ada jalan lain kecuali kembali ke rumah aslinya. Jokowi sejatinya adalah kader Golkar.

Ridwan Hisjam Menilai Tepat Jokowi Kembali ke Golkar
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Ridwan Hisjam dan Joko Widodo. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Ridwan Hisjam menilai langkah politik yang tepat bagi Joko Widodo (Jokowi) setelah tidak lagi menjadi presiden bergabung ke partai politik. Adapun parpol yang paling tepat untuk karier politiknya adalah Golkar.

Ridwan berpendapat, di Indonesia siapa pun presidennya pasti punya partai politik, baik itu Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut dia, Jokowi merupakan kader partai. Saat menjadi presiden dua periode dia merupakan kader PDI Perjuangan. Meskipun pada akhir masa periode kedua hubungannya dengan PDI Perjuangan akhirnya retak. Bahkan saat ini dianggap tidak lagi menjadi bagian dari kader parpol itu.

Ridwan menilai langkah politik yang tepat bagi Jokowi adalah kembali ke Golkar. "Saya kira tidak ada jalan lain, kecuali kembali ke rumah aslinya, yaitu Golkar. Karena Jokowi sejatinya adalah kader Golkar," ujar Ridwan di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Program besar

Kenapa harus berpartai? Menurut Ridwan, Jokowi punya program besar, yakni menjadikan Indonesia Emas di 2045. Program itu harus terus dikawal siapa pun presidennya.

Menurutnya, menjadikan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden merupakan langkah yang tepat untuk mengawal keberlanjutan program.

"Demikian juga dengan berpartai, Jokowi bisa mengawal program besar itu untuk sampai tujuan tahun 2045, menjadikan Indonesia Emas. Dan Golkar bisa menjadi alat kekuasaan Jokowi untuk mengawal program besar itu," kata Ridwan Hisjam.

Golkar, lanjut dia, adalah partai yang fleksibel. Siapa pun bisa menjadi ketua umum. Bahkan siapa pun ketua umumnya, Golkar akan tetap eksis karena akan selalu berada di pemerintahan, sesuai doktrinnya Karya Kekaryaan.

Banyak faksi

"Besarnya Golkar dari dulu itu justru karena banyak faksi, ada faksi JK, Akbar Tanjung, Ical, Agung Laksono, termasuk faksi yang baru-baru ini, tapi mereka tetap bersatu dalam golongan karya," ujar Ridwan Hisjam.

Alasan lain,Ridwan memprediksi koalisi KIM Plus itu tidak akan lama, karena pada prinsipnya politik cepat berubah. Sebaik- baiknya hubungan Jokowi dengan Megawati pun akhirnya berakhir.

"Itulah pentingnya bagi Jokowi masuk partai politik. Beliau ini punya agenda besar membawa Indonesia Emas, maka program itu tidak bisa dikawal tanpa adanya kekuasaan. Dan kekuasaan itu hanya bisa direbut melalui partai politik, itu sudah menjadi amanat undang-undang," katanya.

Posisi Jokowi di partai, kata Ridwan, tidak harus menjadi ketua umum, tapi bisa menjadi ketua dewan pembina partai. Hanya saja nanti kewenangannya diperbesar. Itu bisa dilakukan tentunya dengan merubah AD/ART partai.  "Apakah AD/ART bisa diubah? Tentu saja bisa," tandasnya. (*)