Ratusan Peserta Art for Children Rayakan Hari Batik dengan Membatik Bersama

Ratusan Peserta Art for Children Rayakan Hari Batik dengan Membatik Bersama
Para seniman kecil peserta Art for Children TBY membatik Bersama. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Ratusan anak dari berbagai minat di Program Art for Children (AFC) Taman Budaya Yogyakarta (TBY), merayakan Hari Batik Nasional dengan unik. Mereka membatik bersama di kain berwarna putih sepanjang 100 meter.

Suasana riuh gembira mewarnai kegiatan membatik bersama ini. Anak-anak kelas pantomim tampak antusias, meski cuaca saat itu panas terik. Mereka bergantian memacak wajahnya dengan warna putih layaknya artis pantomim profesional.

Teknik batik yang digunakan adalah cap. Beberapa cetakan pola telah disiapkan untuk digunakan secara bergantian. Cairan malam (lilin yang dipanaskan) telah disiapkan diatas kompor masing-masing kiri dan kanan.

Batik cap adalah salah satu teknik pembuatan batik yang menggunakan cap (stempel berpola) untuk mengaplikasikan lilin pada kain. Teknik ini lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan batik tulis, sehingga mudah digunakan untuk produksi batik dalam jumlah besar.

Salah satu peserta, Anggarakzza Rayyi Pagihari (11), mengatakan bahwa dirinya sangat senang bisa mengikuti kegiatan membatik bersama ini.

“Seneng, tapi panas banget,” ujar Rayyi saat ditanya usai membatik bersama Minggu (9/10/2023) di halaman Taman Budaya Yogyakarta.

Rayyi mengaku bahwa dirinya tidak merasa kesulitan saat pertama kali membatik. Apalagi dengan bantuan dari para instruktur.

Kegiatan membatik bersama ini diinisiasi oleh kelas minat batik Afc dan diikuti oleh jela minat lain di AFC TBY. Ada 12 kelas minat dalam program AFC Taman Budaya, antara lain menggambar, tari, sastra, vokal pantomim, teater, dan lainnya.

Nugroho, salah satu pengampu kelas seni di AFC TBY, mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan oleh lintas bidang seni di TBY untuk merespon dan membantu serta kegiatan yang tentu dalam memperingati hari batik nasional.

“Mudah-mudahan kedepannya kita bisa mengembangkan acara semacam ini untuk memperingati hari batik nasional. Tentu dengan harapan lebih banyak peserta hang terlibat,” kata Nugroho.

Nugroho berharap bahwa kegiatan membatik bersama ini dapat menjadi sarana untuk melestarikan budaya batik sejak dini. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.

“Kita ingin memperkenalkan budaya batik kepada anak-anak sejak dini. Batik adalah warisan budaya kita yang harus kita lestarikan,” pungkasnya.

Kegiatan membatik bersama ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya batik sejak dini. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas anak-anak. (*)