Rakernas ADPII Merumuskan Visi Keilmuan Desain Produk Indonesia
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia atau ADPII adalah forum dari perguruan tinggi (PT) yang memiliki Program Studi (Prodi) Desain Produk Indonesia. Di antaranya adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, yang juga menjadi tempat digelarnya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) selama dua hari pada Kamis (13/10/2022) dan Jumat (14/10/2022) lalu di Gedung Sasana Ajiyasa, Fakultas Seni Rupa.
Kegiatan dihadiri oleh 48 orang yang merupakan delegasi dari 24 perguruan tinggi anggota forum serta 5 anggota dewan pakar. Rakernas dibuka oleh Pembantu Rektor I ISI Yogyakarta, Dr. Stephanus Hanggar Budi sebagai dukungan ISI Yogyakarta terhadap perkembangan pendidikan desain produk di Indonesia.
Dalam rilis yang dikirim ke redaksi koranbernas.id, Selasa (18/10/2022), Achmad Syarief, Ph.D selaku ketua forum menyampaikan, bahwa dengan banyaknya permasalahan penyelenggaraan pendidikan yang memerlukan penyelesaian bersama, maka Rakernas lanjutan akan diagendakan pertengahan tahun 2023 mendatang di Universitas Esa Unggul Jakarta.
“Rentang waktu antara kegiatan Oktober 2022 di Yogyakarta dengan agenda pertengahan tahun 2023 yang akan dilaksanakan di Jakarta, akan diisi dengan agenda kerja sama internal anggota gugus kelompok kerja sebagai rangkaian aktifitas persiapan. Rakernas di Yogyakarta ini adalah lanjutan dari Rakernas I yang diadakan sebelumnya pada bulan Agustus 2022 di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,” kata Syarief.
Kalau untuk pertemuan Rakernas III di Jakarta sendiri akan mensinergikan beberapa kegiatan forum secara efektif, dengan agenda utama penetapan rumusan visi keilmuan desain produk Indonesia.
Dalam semua agenda Rakernas seluruh peserta diajak secara intens untuk mendiskusikan isu-isu terkini terkait penyelengaraan pendidikan, mulai dari isu kerja sama pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) lintas institusi, pameran promosi pendidikan bersama, hingga paparan komponen visi keilmuan desain produk dari gugus kelompok kerja yang bertugas sejak Rakernas tahap I.
“Meski sampai berakhirnya kegiatan Rakernas, rumusan visi keilmuan desain produk Indonesia masih belum tuntas, namun setidaknya setiap program studi telah memiliki bekal pengetahuan untuk lebih tajam mengarahkan program pendidikannya menuju tata kelola organisasi pendidikan yang profesional,” tambahnya.
Sementara Dr. Rahmawan D. Prasetya, salah satu dari anggota dewan pakar serta dosen di Program Studi (Prodi) Desain Produk ISI Yogyakarta mengatakan, saat ini forum berperan sebagai wadah komunikasi penyelenggara pendidikan desain produk dalam mengembangkan dan menyebar-luaskan pendidikan desain produk.
“Sehingga harapannya akan menghasilkan sarjana desain produk yang berintegritas, profesional dan berkemampuan sebelum memasuki tahap keprofesian,” katanya. (*)