Pustral UGM: Monopoli BUMN Justru Lebih Memuaskan
Ini temuan yang cukup mengejutkan. Kinerja prasarana yang dikelola BUMN monopolistik lebih memuaskan.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Fenomena menarik terungkap dalam survei kepuasan transportasi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Layanan transportasi yang dikelola BUMN secara monopoli justru mendapat tingkat kepuasan lebih tinggi dibanding operator swasta yang memiliki banyak kompetitor.
"Ini temuan yang cukup mengejutkan. Kinerja prasarana yang dikelola BUMN monopolistik cenderung lebih memuaskan dibanding sarana yang dikelola swasta dengan beragam operator," ungkap Prof Dr Techn Ir Danang Parikesit M Sc, Guru Besar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, dalam acara rilis survei yang digelar Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Jumat (10/1/2025).
Survei yang melibatkan 5.804 responden di tujuh provinsi ini mencatat tingkat kepuasan pengguna transportasi Nataru mencapai 86 persen. Kereta api yang dikelola PT KAI memimpin dengan indeks kepuasan tertinggi 4,6 dari skala 5 atau 92,59 persen, terutama dalam aspek inovasi layanan, ketepatan waktu dan kemudahan informasi.
Sementara itu, moda bus yang dikelola berbagai operator swasta justru mendapat nilai terendah dengan indeks 4,2 atau 83,98 persen, khususnya dalam hal layanan petugas, sosialisasi keselamatan dan kemudahan informasi.
Tantangan besar
Plt Dirjen Perhubungan Darat, Ahmad Yani ATD MT, mengatakan hasil survei ini menjadi modal penting menghadapi tantangan lebih besar pada musim mudik Lebaran Idul Fitri 2025.
"Pada Nataru, kenaikan pergerakan hanya 30-40 persen dari kondisi normal. Sementara saat lebaran kenaikan bisa mencapai 300 persen," jelasnya.
Ketua YLKI, Tulus Abadi, mengingatkan pentingnya memperhatikan Standar Pelayanan Minimum (SPM) terutama pengoperasian jalan tol saat periode puncak seperti Nataru dan Lebaran.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menekankan perlunya analisis lebih lanjut untuk memberikan rekomendasi konkret bagi pemegang kebijakan.
Perhatian serius
Kepala Pustral UGM Ir Ikaputra M Eng Ph D menjelaskan beberapa isu yang masih memerlukan perhatian serius, meliputi kemudahan memperoleh tiket kereta api dan ASDP, ketepatan waktu dan keterjangkauan tarif penerbangan, serta kualitas jalan dan pengaturan lalu lintas untuk kendaraan pribadi.
"Dari 110 juta pergerakan masyarakat selama Nataru, 62 persen terjadi di tujuh provinsi yang kami survei. Meski tingkat kepuasan tinggi, masih ada ruang perbaikan signifikan terutama menghadapi lonjakan mudik Lebaran," terang Ikaputra.
Survei yang dilakukan pada 29 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 di 37 simpul transportasi ini juga mencatat dukungan tinggi terhadap program pemerintah. Sebanyak 89,7 persen responden mendukung kebijakan mudik gratis dan penurunan harga tiket pesawat 10 persen.
Indeks tertinggi dicapai pada aspek keamanan di sarana angkutan umum dengan nilai 4,6 atau 92,31 persen. Sedangkan aspek sosialisasi keselamatan mendapat nilai terendah 4,2 atau 83,56 persen.
Persepsi publik
Influencer transportasi Danang Giri Sadewa yang datang sebagai penanggap mengingatkan pentingnya membentuk persepsi publik terhadap layanan transportasi.
"Media sosial kini menjadi instrumen kuat yang dapat memengaruhi cara masyarakat memandang layanan publik," ujarnya.
Acara yang dibuka Rektor UGM Prof dr Ova Emilia M Med Ed Sp OG (K) Ph D secara taping ini menghasilkan rekomendasi agar pemerintah dan penyelenggara transportasi tidak terlena dengan persepsi positif, namun tetap melakukan perbaikan berkelanjutan, terutama menghadapi potensi lonjakan pergerakan hingga tiga kali lipat pada musim mudik Lebaran 2025. (*)