Purworejo Merintis Wisata Edukasi Pembibitan Jeruk

Salah satunya makanan khas Karangrejo bernama legondo berupa lemper berisi pisang.

Purworejo Merintis Wisata Edukasi Pembibitan Jeruk
Tim Uji Paket Wisata bersama Pemdes Karangrejo Kecamatan Kutoarjo. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pemerintah Desa (Pemdes) Karangrejo Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Jawa Tengah menyiapkan edukasi pembibitan jeruk kepada wisatawan.

Kepala Bidang (Kabid) Promosi Wisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purworejo, Agung Pranoto, Selasa (11/6/2024), mengatakan Desa Karangrejo merupakan rintisan desa wisata, sepuluh dari 54 desa di kabupaten itu.

Kedatangan Tim Uji Paket Wisata adalah untuk melihat sejauhmana persiapan desa tersebut mengemas paket menuju Rintisan Desa  Wisata.

"Saya berharap Desa Karangrejo sudah berkegiatan, sebab ada bantuan untuk menyiapkan kegiatan wisata. Penting mengadakan pendekatan ke calon pembeli, wisata apa yang akan dijual," ujar Agung mengawali Uji Paket Wisata Menuju Rintisan Desa Wisata.

Melalui kegiatan yang berlangsung di gedung serbaguna desa setempat, Agung menambahkan masing-masing desa wisata memiliki menu andalan yang unik.

Eri Wahyudi menyerahkan paket ayam panggang khas desa setempat kepada Agung Pranoto. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Salah satunya makanan khas Karangrejo bernama legondo berupa lemper berisi pisang. Lemper merupakan makanan khas dari beras ketan biasanya berisi abon atau daging cincang. Sedangkan legendo  berbeda isinya.

"Model gedung serbaguna ini (tempat penyelenggaraan (Uji Paket Wisata), berada di tengah hamparan tanah hijau nan luas. Dengan gedung ini tinggal diramu saja. Sebagai desa yang tidak punya lahan tambang pasti akan menggenjot pariwisata untuk peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes)," jelasnya.

Dalam uji paket wisata tersebut, Dinporapar menggandeng Ketua UMKM Purworejo, pegiat Pokdarwis dan pegiat Genpi serta duta wisata Purworejo Bagus dan Roro Purworejo.

Kepala Desa Karangrejo, Eri Wahyudi, menyampaikan masa pemerintahannya masih terbilang singkat sekitar akhir tahun 2023. Dirinya berniat meneruskan rencana dari kades sebelumnya.

"Desa Karangrejo memiliki area perbukitan, di atas ada perbukitan dengan gardu pandang. Kami akan membuka lahan perkemahan di desa ini, kebetulan Kepala Dindikbud berasal dari desa ini, kami berniat untuk menawarkan perbukitan Desa Karangrejo untuk perkemahan,” ungkapnya.

Yahya Ferdiansyah memberikan edukasi pembibitan jeruk. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Belum lama, dari SD Mutiara Ibu dan SMP Mutiara Bangsa melakukan live in atau perkemahan di lokasi itu. “Salah satu materi setiap pagi siswa wajib melukis sunrise (matahari terbit). Selain itu, kami sebagai sentra bibit jeruk akan memberikan edukasi kepada pengunjung dari cara menanam biji hingga bibit siap untuk dipasarkan," jelas Eri.

Eri beserta Sekretaris Desa Yahya Ferdiansyah dan pamong lainnya mengajak rombongan tim sekitar 20 orang menuju sawah tempat pembibitan jeruk.

"Harga bibit jeruk (berupa biji), Rp 90 ribu per kilonya. Ditanam di lahan yang sudah disiapkan, berjarak satu sentimeter. Setelah jeruk tumbuh di atas 10 cm dilakukan okulasi, menempelkan jenis jeruk bisa jeruk Siam, jeruk purut, jeruk nipis . Petani bisa mengambil pekerjaan penempelan jeruk tersebut dengan tarif Rp 150. Sedang jeruk yang siap kirim setelah berumur satu tahun dengan harga Rp 7.000," terang Yahya, saat memberikan edukasi pembibitan jeruk kepada wisatawan.

Selain jeruk, Desa Karangrejo juga menyediakan aneka bibit tanaman seperti alpukat, mangga, bibit pohon sawo, pohon asem. Dari pembibitan jeruk, tamu-tamu diajak ke sentra perajin gula Jawa dan gula jahe, Mudrikah (48). Tamu diajak ke dapur melihat cara memasak gula Jawa.

Kepada tamu yang berkunjung, Mudrikah menjelaskan dirinya memproduksi gula Jawa setiap hari sekitar 20 kg. Dia juga memproduksi gula jahe.

Produk gula Jawa

"Pembuatan gula jahe diproses dua kali. Dibuat gula Jawa terlebih dahulu, baru kemudian dibuat gula jahe. Resep gula jahe juga ditambahkan kayu manis, kapulaga. Saya memproduksi gula Jawa setiap hari tetapi untuk gula jahe pembuatannya jika ada pesanan," kata Mudrikah.

Produk gula Jawa Mudrikah sudah dilengkapi sertifikat halal dan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).

Usai berkunjung di beberapa tempat, tamu-tamu dijamu menu makan siang khas Desa Karangrejo yaitu ayam panggang kuah santan, dipadu lalapan berupa rebusan daun bayam dan sambal serta kerupuk. Meskipun sederhana, menu makanan ini mampu menggugah selera.

Puncak acara adalah evaluasi yang disampaikan Tim Uji Paket Wisata Dinporapar Purworejo. Dari evaluasi tersebut terdapat beberapa kritikan untuk pembenahan ke depan.

Pemdes Karangrejo menerima saran dan masukan dari tim penguji. Mereka berjanji tahun 2025 destinasi wisata Desa Karangrejo lebih siap dan lebih matang dari saat ini. (*)