Purworejo Akhirnya Punya Showroom Batik

Purworejo Akhirnya Punya Showroom Batik

KORANBERNAS.ID -- Purworejo memiliki sejarah industri batik yang menarik. Namun sayang, saat ini banyak masyarakat Purworejo tidak mengenal motif batik dari kotanya.

Melihat fenomena tersebut, Ny Yayuk Ibnu Sukarso berusaha memanfaatkan rumah peninggalan orang tuanya untuk showroom batik Purworejo yang diberi nama nDalem Traju Mas yang difungsikan sebagai tempat pusat oleh-oleh dan batik Kabupaten Purworejo.

Saat meresmikan nDalem Traju Mas, Yayuk mengungkapkan tempat usahanya ini merupakan perwujudan amanah orangtua, yaitu ibu yang meninggal pada 30 April 2019 lalu. Dulu rumah itu selalu ramai, dan sekarang menjadi lengang karena putra-putrinya menetap di luar kota.

"Wasiat dari ibu, agar rumah jangan sampai kosong, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum," ujar Yayuk.
 

Sebelumnya, lanjut Yayuk, ibunya sudah merintis PAUD, TK dan Penitipan Anak, yang sekarang sudah berkembang dengan baik.
"PAUD dan TK Traju Mas memperoleh predikat A plus, bahkan pernah juara 2 tingkat Nasional," papar putri sulung Ibnu Sukarso itu.

Yayuk menambahkan, rumah kosong milik orang tuanya dimanfaatkan untuk pusat oleh-oleh dan batik UMKM dari kecamatan se-Purworejo. Industri batik tersebut berlabel batik Dewa, Naraya, Arimbi, Bandung Kidul dan Jrakah. Yayuk mengangkat tema "Keelokan Batik Lokal Purworejo di kancah nasional" saat meluncurkan nDalem Traju Mas.

Direktur Utama nDalem Traju Mas, Setiawan Sumoharjo yang juga menantu ke-5 Ibnu Sukarso, mengungkapkan masih cukup banyak batik di Purworejo, namun sayang lokasinya berjauhan, seperti berada di Loano, Grabag, Bagelen dan lain sebagainya.

 

"Pengusaha batik lokal awalnya bekerja sendiri. Tiap bulan hanya bisa memasarkan 3 sampai 4 kain batik saja. Namun setelah kami bantu, berhasil terjual lebih dari 30 batik," papar Wawan, sapaan akrabnya.
 

"Kami ingin Purworejo semakin dilirik potensi batiknya. Wilayah Purworejo berada di posisi segi tiga, yaitu Magelang, DIY dan Kebumen," imbuh cucu Jendral Urip Sumoharjo ini.

Putri ke-2 Ibnu Sukarso, Dwi Retnani Hesti Marhaeni, turut menambahkan, kain perca yang dihasilkan pengrajin juga dihargai.
"Untuk perca yang berukuran diatas 20 cm, akan dibuat dompet, dan yang dibawah 20 cm akan disambungkan menjadi kain yang lebar, dan bisa digunakan untuk sajadah, selimut maupun sprei," ujarnya.

Kedepan, menurut Hesti, pihaknya akan melibatkan para pembatik senior di Purworejo agar kedepan lebih profesional. Misalnya, bagaimana penentuan harga. "Kami juga mengajak penjahit langganan untuk kerjasama. Dan kami mungkin bisa membuat event besar, bekerjasama dengan dinas terkait,” ujarnya.

 

Kepala Bagian Perekonomian Setda, Titik Mintarsih, mewakili Wakil Bupati Yuli Hastuti mengucapkan selamat dan sukses kepada keluarga besar Ibnu Sukarso. "Mereka punya kreativitas untuk mengangkat produk-produk Kabupaten Purworejo, untuk dipamerkan dan akhirnya dibawa di tingkat nasional dan internasional," terang Titik.
 

Titik juga mengaku gembira karena akhirnya Purworejo memiliki showroom yang di nanti-nantikan. “Dulu kalau ada tamu, binggung. Tetapi sekarang Purworejo memiliki showroom batik,” ujarnya.

Acara tersebut juga dihadiri Komandan Kodim 0708 Purworejo, Letkol Infanteri Ghasim beserta istri, istri-istri pejabat Purworejo, istri camat se-Kabupaten Purworejo, Pelaku UMKM Purworejo dan pegiat batik Purworejo. Peluncuran nDalem Traju Mas dimeriahkan peragaan busana dengan mengangkat batik Purworejo. (eru)