Puluhan Tahun Terisolir, Warga Desa Karang Dukuh Klaten Akhirnya Bisa Menikmati Jembatan 

Sebelum ada jembatan wilayah yang mereka tempati laiknya daerah terisolir. Kalau mau ke Plawikan atau ke Karang Dukuh harus putar dulu, dan jalannya cukup jauh

Puluhan Tahun Terisolir, Warga Desa Karang Dukuh Klaten Akhirnya Bisa Menikmati Jembatan 
Jembatan penghubung wilayah Desa Karang Dukuh dan Desa Plawikan Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten yang sudah bisa dilalui sepeda motor. (masalgurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Warga Desa Karang Dukuh dan Desa Plawikan Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten, merasa senang menyusul dibangunnya jembatan penghubung kedua desa tersebut. Meski kondisinya belum sempurna, jembatan yang ada saat ini sudah bisa dilalui kendaran bermotor.

Beberapa warga yang ditemui di sekitar jembatan wilayah Desa Karang Dukuh menceritakan, sebelum ada jembatan wilayah yang mereka tempati laiknya daerah terisolir. Pasalnya, untuk melewati kawasan itu harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.

“Sebelum ada jembatan, di sini daerah terisolir. Kalau mau ke Plawikan atau ke Karang Dukuh harus putar dulu, dan jalannya cukup jauh. Tapi sekarang setelah ada jembatan warga kedua desa bisa lewat jembatan ini,” kata warga, Rabu (14/5/2025).

Pasca dibangunnya jembatan tersebut, selain memperlancar mobilitas warga, juga meningkatkan roda perekonomian warga sekitar. Itu terbukti dengan adanya warga yang berjualan di sekitar jembatan.

Kepala Desa Karang Dukuh, Ari Supriyanto mengemukakan proses pembangunan jembatan penghubung wilayah Desa Karang Dukuh dengan wilayah Desa Plawikan bukanlah pekerjaan mudah. Di satu sisi, warga sudah lama menginginkan dibangunnya jembatan, tapi di sisi lain butuh anggaran yang tidak sedikit dan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Karenanya kata dia, pada RPJMDes tahun 2019 usulan untuk dibangunkan jembatan itu muncul lagi. Dari usulan itulah, dirinya berkonsultasi dengan beberapa dinas dan BBWS Bengawan Solo boleh tidaknya dibangun jembatan di atas Kali Ujung.

Usaha yang di tempuh Pemdes Karang Dukuh akhirnya membuahkan hasil dan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum pun terbit. Namun pembangunan jembatan tidak boleh menggunakan dana desa.

Hingga akhirnya muncul gagasan untuk mengajukan bantuan ke Pemprov Jawa Tengah. Pengajuan dilakukan tahun 2020 dan pencairan dilakukan bertahap. Pada tahun 2023 cair Rp 300 juta dan 2024 cair Rp 600 juta yang direalisasikan membangun jembatan serta tahun 2025 ini akan cair lagi Rp 200 juta.

“Warga antusias dan apresiasi sekali atas dibangunnya jembatan ini. Ucapan terima kasih kepada BBWS Bengawan Solo, Kementerian Pekerjaan Umum dan desa. Sebab dengan dibangunnya jembatan ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga dan kualitas hidup sosial ekonomi masyarakat,” katanya.

Untuk membangun jembatan tersebut hingga sempurna, Pemdes Karang Dukuh dalam perencanaannya butuh anggaran Rp 2 Miliar. Pembangunan dimulai tahun 2023 dengan harapan selesai pada tahun 2025. Namun bilamana di tahun 2025 juga belum selesai maka akan diusahakan di tahun 2026. 

“Kita lihat nanti. Kalau tahun 2025 belum selesai akan diusahakan tahun 2026 sampai jembatan itu sempurna dan aman. Sebab harapan kami jembatan itu nantinya tidak hanya bisa dilalui kendaraan pribadi tapi juga kendaraan niaga,” ujar Ari ditemui di kantornya, Rabu (14/5/2025) siang. (*)