PT PLN EPI Bantu Warga Gunungkidul melalui Penguatan Ekonomi

PT PLN EPI melakukan penguatan ekonomi sirkular, salah satu programnya penanaman pakan ternak.

PT PLN EPI Bantu Warga Gunungkidul melalui Penguatan Ekonomi
Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo bersama Antonius Aris Sudjatmiko  dan narasumber lain memberikan keterangan kepada media di Embung Ngrejek Kalurahan Gombang Ponjong Gunungkidul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Peserta Focus Group Discussion (FGD) bertema Pengembangan Ekonomi Sirkular Melalui Revitalisasi Lahan Kritis melakukan kunjungan ke Kalurahan Karangasem dan Kalurahan Gombang Kapanewon Ponjong Gunungkidul, Jumat (22/3/2024).

FGD yang dilaksanakan sejak Rabu (20/3/2024) hingga Sabtu (23/3/2024) di Hotel Eastparc Yogyakarta tersebut merupakan hasil kerja sama Pemerintah Daerah (Pemda)  DIY, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) serta PT PLN Energi Primer (EPI) dengan peserta dari berbagai kalangan.

Tampak di antara rombongan, Analis kebijakan Ahli Madya Deputi  Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan (PLK) Kemenko Mraves, Fatma Puspitasari, dan Pengendali Ekosistem dari Kementerian Lingkungan Hidup  dan Kehutanan (KLHK) RI, Febriana Triasnani.

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah lokasi pembibitan di Kalurahan Karangasem. Rombongan diterima Lurah Parimin serta Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) setempat.

Di tempat ini warga memanfaatkan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala Cilacap dan PLTU Pacitan untuk diolah menjadi Pupuk  Flay as dan Bottom Ash (Faba). Flay Ash adalah abu yang beterbangan di atas tungku pembakaran batu bara, sementara Bottom Ash adalah hasil pembakaran batu bara yang mengendap di tungku pembakaran.

Peserta FGD melihat tanaman pakan ternak di Gunungkidul yang ditanam PT PLN EPI. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Pupuk Faba dicampur dengan pupuk organik untuk membantu kesuburan lahan dan bibit. Selain tanaman keras, tumbuh subur bibit aneka sayuran dan buah-buahan seperti cabai, terong dan pepaya.

Rombongan kemudian melihat lokasi penanaman bibit pakan ternak tahap pertama dan pruning (pemangkasan -- red) pertama di dekat Lapangan Gombang. Di sini terlihat tanaman pakan ternak berumur setahun menghijau dan subur di antara  tanah perbukitan nan kokoh.

Adapun jenis tanama adalah adalah Kaliandra, Gmelina (Jati Putih), Gamal dan Indigofera. Tanaman ini dirawat menggunakan pupuk organik Faba.

Di lokasi penanaman perdana di Embung Ngrejek Kalurahan Gombang, rombongan diterima oleh Ketua Bebadan Pangreksa Loka Keraton Yogyakarta Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo, Direktur Biomassa PT PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko  dan Lurah Gombang, Sugiyanto.

Kunjungan diakhiri di lokasi peternakan kambing dan pembuatan silase (pakan ternak dengan teknik fermentasi - red).

Foto bersama para peserta FGD. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Antonius Aris  menjelaskan PT PLN EPI melakukan penguatan ekonomi sirkular di mana salah satu programnya penanaman pakan ternak. Ini merupakan salah satu program dari pengembangan kawasan ekonomi hijau (green economy) di DIY dalam rangka mendukung Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 dengan melibatkan masyarakat Gombang dan Karangasem.

Ekonomi sirkular merupakan pendekatan sistem ekonomi melingkar dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah dari suatu bahan mentah, komponen dan produk sehingga mampu mereduksi jumlah bahan sisa yang tidak digunakan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Penerapannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang lebih tinggi dibandingkan skenario business as usual.

“Jadi, di dua kalurahan ini kita sudah menanam pakan ternak  dua kali, masing-masing 50.000 bibit di lahan seluas 30 hektar  pada lahan Sultan Ground. Masyarakat juga melakukan penanaman secara mandiri. Bibitnya kita membeli dari pusat pembibitan milik warga,” kata dia.

Selanjutnya tanaman dipupuk menggunakan Faba. Dan saat usia enam bulan daunnya bisa diambil warga untuk pakan ternak. Sementara batang-batangnya setelah berusia dua tahun akan dibeli oleh PT PLN EPI untuk bahan bakar biomassa  sebagai pengganti bahan bakar fosil (batu bara) di PLTU terdekat yakni Pacitan.

ARTIKEL LAINNYA: Mampu Menurunkan Emisi, Sultan HB X Dukung Pengembangan Biomassa

Saat ini biomassa yang digunakan PLTU PLN ada lima yakni serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung dan bahan bakar jumputan padat. Nanti, residu dari PLTU diolah menjadi pupuk dan digunakan warga. Selain itu PLN EPI juga melakukan pembinaaan pengembangan UMKM, pelatihan pembuatan pupuk kompos, pembuatan pakan ternak silase dan bantuan kambing masing-masing kalurahan mendapat 20 ekor.

“Penggunaan biomassa pada pembangkit dengan teknologi co-firing mampu mengurangi penggunaan batu bara,” katanya. Teknologi co-firing adalah substitusi batubara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa. Teknologi ini mampu menurunkan emisi CO2 dari pemakaian batubara yang artinya dapat mengurangi pemanasan global.

Sedangkan Gusti Marrel mengatakan apa yang dilakukan oleh PT PLN EPI selaras dengan filosofi DIY yakni Memayu Hayuning Bawono. UNESCO menterjemahkan filosofi itu sebagai konsep pembangunan berkelanjutan.

“Masyarakat akan terbantu dengan adanya tanaman pakan ternak. Masalah di Gunungkidul saat kemarau adalah warga harus membeli pakan ternak hingga ke Sleman, Bantul bahkan Purworejo. Harapannya kini tidak lagi,” kata cucu Sultan HB X tersebut.

“Dulu ada istilah sapi makan sapi. Maksudnya jika seseorang misal punya beberapa ekor sapi, harus menjual salah satunya untuk membeli pakan ternak. Sekarang itu tidak lagi. Sehingga program seperti ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keraton mempersilakan tanah yang ada bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan di antaranya melalui sektor pertanian,” katanya.

Sedangkan Fatma mengatakan ekonomi sirkular juga sedang dikembangkan Kemenko Marves. “Bagaimana sistem ini bekerja, bermanfaat dan berkelanjutan. Apa yang dilakukan di Gunungkidul oleh PT PLN EPI, saya rasa bisa untuk diduplikasi,” kata Fatma. (*)