Prof Wuryadi : Miskin Itu Akibat Penindasan dan Penghisapan

Prof Wuryadi : Miskin Itu Akibat Penindasan dan Penghisapan

KORANBERNAS.ID—Guru Besar Emiritus Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Dr Wuryadi mengatakan, kondisi kemiskinan bukanlah takdir. Kemiskinan, lebih merupakan dampak atau akibat dari bentuk-bentuk penindasan dan penghisapan, dalam berbagai tatanan kehidupan sosial masyarakat.

Berbicara dalam Diskusi Kebangsaan Keluarga Besar Marhaenis Yogyakarta, Ketua Dewan Pimpinan Nasional Keluarga Besar Marhaenis ini mengatakan, pola-pola penindasan dan penghisapan, sejatinya masih terus terjadi. Dari dulu hingga sekarang, hal itu belum terselesaikan dan masih menjadi ancaman serius bagi upaya menciptakan kesejahteraan yang merata.

“Jadi bukan takdir. Kemiskinan itu adalah akibat dari adanya penindasan dan penghisapan. Penghisapan dalam interaksi sosial, ekonomi maupun politik dalam satu tatanan,” kata Wuryadi menyitir ajaran Bung Karno tentang Marhaen, Minggu (1/9/2019).

Pembicara lainnya Yos Soetiyoso selaku alumni GMNI mengatakan, agar bisa maju, maka bangsa harus cerdas. Yaitu harus mampu mengelola pemerintahannya secara efisien, serta mampu membangun kesadaran rakyat untuk menjadi produktif.

Apapun system ekonomi dan politik yang digunakan suatu bangsa, akan menjadi kuat dan berjaya jika pemerintahannya efisien dan rakyatnya produktif.

“Untuk itu, sangat penting bagi kita sebagai bangsa untuk selalu mawas diri, melakukan introspeksi diri dan juga refleksi. Tidak mudah, untuk mengakui dengan jujur kekurangan dan kesalahan kita masing-masing.Begitupun bagi bangsa ini, kemajuan demi kemajuan akan kita raih, manakala kita bisa selalu mengoreksi kesalahan dan memperbaikinya ke depan,” kata Yos.

Acara diskusi yang berlangsung di Sekretariat DPP KBM Yogyakarta ini, dihadiri oleh ratusan kader KBM di Yogyakarta. Menurut Ketua DPP KBM DIY, Agus Subagyo, kegiatan ini merupakan rangakaian peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-74.

Diskusi, didesain sebagai bentuk dialog antar generasi, sebagai bagian dari strategi untuk meneruskan nilai-nilai dan ajaran Marhaenis ke generasi muda.

“Acara ini, lebih dari separuhnya dihadiri oleh generasi muda dari berbagai elemen Marhaenis. Yakni GMNI, Pemuda Marhaenis, Pemuda Demokrat dan dari KBM Sendiri,” kata Agus. (*/SM)