Pramuka Antisipasi Kejahatan Klitih Pelajar

Pramuka Antisipasi Kejahatan Klitih Pelajar

KORANBERNAS.ID,BANTUL--Fenomena kenakalan remaja yang sering terjadi seperti kilitih menjadi keprihatinan  bersama. Maka perlu langkah nyata untuk menanganinya diantaranya penanaman dan pembinaan karakter sejak dini. Salah satu caranya  dengan kegiatan Praja Muda Karana (Pramuka).

“Kita menanamkan karakter kepada siswa didik melalui Pramuka. Kita berharap dengan Pramuka akan tercipta generasi yang berakhlak mulia, berjiwa Pancasila dan mencintai negaranya,” kata  Staf Kesiswaan sekaligus Pembina Gugus Depan MTsN 3 Bantul,  Drs. Sutanto,Minggu (5/12/2021).  

Untuk kegiatan kepramukaan di MTsN 3 Bantul yang juga dikenal sebagai madrasah hijau ini dilaksanakan pada Jumat dan Sabtu. Karena situasi pandemi Covid-19, maka kegiatan dibagi dalam dua sesi. Untuk sesi pertama pukul 13.30 WIB sampai  15.00 WIB dan  sesi kedua pukul 15.30 WIB hingga -17.00 WIB.

“Sehingga tidak ada kerumunan karena jumlah peserta yang terbatas. Dalam kegiatan kepramukaan kita wajibkan menerapkan protokol kesehatan, misal wajib mengenakan masker,” ujarnya.

Untuk  menjaga kualitas latihan, pihak madrasah sengaja mendatangkan pembina senior Umi Salasah dan pembantu pembina dari DKC Kwarcab Bantul, Elfa Dwi Astuti.

“Kepramukaan sangat pas untuk menanamkan karakter, karena menganut sistem among. Sebagai orang dewasa kita mengasuh, memelihara, menjaga menggunakan sistem yang digagas Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani,” terang Sutanto.

Sistem Among dalam kepramukaan, lanjut Sutanto merupakan bagian penting dalam pembinaan pramuka. Sistem Among erat kali dalam proses pembinaan peserta didik pramuka.

Peran Pembina Pramuka dalam pembinaan peserta didik masing-masing golongan  sangat berkaitan dengan sistem among ini. Ngemong atau mengasuh dalam latihan pramuka yang di lakukan oleh pembina di sesuaikan dengan golongan pramuka.

Usia siswa MTs termasuk dalam kelompok penggalang, pola pembinaan berbeda dengan siaga. Penegak maupun pandega. Format upacara pasukan penggalang berbentuk angkare “Ing Madya Mangun Karsa”. Yakni seorang pembina, ditengah ikut membangun/ melaksanakan. Selain menjadi contoh, seorang pembina juga bersama-sama pramuka penggalang merencanakan program kerja latihan pramuka bersama dengan Dewan Penggalang.

Guru yang baru saja mendapat penghargaan sebagai Guru Inspiratif Nasional tersebut menambahkan, upacara diberikan sejak awal latihan. Karena upacara di dalam pembinaan kepramukaan merupakan alat pendidikan berkaitan erat dengan proses perkembangan jiwa peserta didik.

Selain itu menumbuhkan kesadaran peserta didik sesuai dengan tujuan upacara. Suatu upacara akan terasa lebih  bermakna apalagi mendapat sentuhan kata-kata pengarahan dari pembina yang menggugah semangat dan jiwa peserta upacara. Dengan upacara dapat membentuk sikap disiplin, menghargai suatu proses berkaitan dengan sejarah, tradisi, perjuangan dan keberhasilan yang dicapai.

“Nantinya peserta didik akan memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa  dan negara,memiliki rasa tanggungjawab, disiplin pribadi, selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari, memiliki jiwa gotong royong, dapat memimpin dan dipimpin dan meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan,” tandasnya.

Sementara Kepala Madrasah Sugeng Muhari, S.Pd.Si sangat mendukung program kepramukaan, selain merupakan esktra kurikuler wajib sebagai salah satu syarat kenaikan kelas, di dalamnya memang banyak manfaat yang bisa diambil. Diantranya anak bisa lebih mandiri, punya jiwa kepemimpinan, berani tampil di hadapan khalayak, dan memiliki rasa hormat kepada yang lebih tua.

“Melalui kepramukaan, anak-anak makin mandiri dan penuh percaya diri.  Selalu riang dan tak kenal putus asa menghadapi berbagai tantangan dan rintangan,” kata  Sugeng. (*)