Potensi Peredaran Uang Selama Libur Lebaran di Sleman Rp 1,6 Triliun
Kondisi cuaca, efisiensi hingga daya beli masyarakat yang menurun mempengaruhi prediksi tersebut.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, mengatakan selama libur Lebaran Idul Fitri 1446 H/2025 memprediksikan potensi peredaran uang dari wisatawan di Kabupaten Sleman selama libur Lebaran 2025 ini berada di antara Rp 600 miliar hingga Rp 1,69 triliun.
"Alasannya, karena lama tinggal, belanja pengeluaran dan pergerakan wisatawan yang datang selama periode libur Idul Fitri 2025 di Kabupaten Sleman dinilai cukup tinggi," kata Ishadi kepada wartawan, Jumat (21/3/2025), di kantornya.
Akan tetapi, lanjut Ishadi, kondisi cuaca, efisiensi hingga daya beli masyarakat yang menurun bakal turut mempengaruhi prediksi tersebut.
Menurut Ishadi, potensi peredaran uang wisatawan sebanyak itu di Sleman dihitung dari rata-rata lama tinggal (length of stay) wisatawan dikalikan perkiraan jumlah kunjungan dan dikalikan dengan rata-rata pengeluaran atau belanja wisatawan.
Pergerakan wisatawan
Adapun pada libur periode lebaran tahun ini, yang dihitung 22 Maret - 6 April 2025, Dinas Pariwisata menargetkan 300-500 ribu pergerakan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman.
Rata-rata lama tinggal wisatawan di Kabupaten Sleman 2-2,25 hari dengan rerata belanja yang dikeluarkan, mulai dari untuk akomodasi, makan minum, tiket masuk destinasi hingga belanja oleh-oleh sekitar Rp 1 juta -Rp 1,5 juta per orang.
"Jika semua itu dikalikan, maka ketemu angka itu. Peredaran uang dari wisatawan berada di antara Rp 600 miliar sampai dengan Rp 1,69 triliun," kata Ishadi.
Ditambahkan, sejauh ini persiapan menyambut kedatangan wisatawan terus dilakukan. Sesuai edaran dari Kementerian Pariwisata, pihaknya berkomitmen dengan penyelenggaraan wisata yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Surat edaran
Untuk experience itu, kata Ishadi, pihaknya telah menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada pengelola destinasi, desa wisata, hotel, restoran, maupun pusat perbelanjaan.
Edaran yang berisi 10 poin penting itu diharapkan agar pelaku wisata di Kabupaten Sleman benar-benar siap menyambut kedatangan wisatawan libur lebaran.
Di antaranya, meminta pelaku wisata melakukan kalibrasi atau uji petik keamanan, kelayakan serta melakukan perawatan secara berkala terhadap fasilitas atau wahana wisata.
"Terutama wahana dengan tingkat risiko cukup tinggi secara rutin kami minta dilakukan pengecekan dan jika terdapat kerusakan maka segera diperbaiki. Ini penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan, baik karyawan maupun wisatawan," kata Ishadi.
Perubahan cuaca
Pengelola wisata juga diminta mewaspadai perkembangan perubahan cuaca. Utamanya destinasi yang berada di lereng Gunung Merapi, pengelola diminta rutin memperhatikan informasi yang dikeluarkan BMKG terkait potensi terjadinya bencana alam.
Pengelola juga diminta mematuhi arahan yang dikeluarkan BPPTKG maupun BPBD Kabupaten Sleman apabila terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang mengakibatkan perubahan status kebencanaan.
"Tidak kalah penting, bagi pelaku usaha kuliner juga diminta tertib. Artinya tidak menaikkan harga makanan seenaknya sendiri melebihi batas kewajaran," pesan Ishadi.
Ishadi minta pelaku usaha kuliner memasang tarif harga, sehingga wisatawan yang ingin membeli mengetahui harganya. Ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Istilahnya jangan aji mumpung karena merusak citra pariwisata Kabupaten Sleman. (*)