Pinjamkan Gerobak dan Beri Modal Usaha Rp 300 Ribu
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Sebanyak 10 orang dari Yogyakarta dan Solo, terpilih sebagai penerima bantuan berupa gerobak untuk berjualan di halaman Alfamidi. Bantuan diberikan oleh PT Midi Utama Indonesia, pemilik toko berjejaring Alfamidi, yang dimaksudkan sebagai bagian dari upaya mendorong dan menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Penyerahan bantuan, secara sombolis dilakukan oleh Corporate Communication Manager Alfamidi, Arif Nursandi, Selasa (18/8/2020), di Yogyakarta. Bersamaan dengan itu, juga diberikan pelatihan khusus kepada para pelaku UMKM penerima bantuan gerobak, oleh tim dari Indonesian Dakwah Fund Majelis Ulama Indonesia.
Dalam rilisnya, Arif Nursandi mengatakan, bantuan gerobak ini didanai dari program donasi masyarakat yang dilakukan melalui semua jaringan Alfamidi se-Indonesia. Tahun alu, pihaknya berhasil mengumpulkan donasi sebanyak Rp 87 miliar. Sedangkan tahun ini, targetnya sebesar Rp 9,7 miliar.
“Kami menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam berbagai bentuk bantuan. Salah satunya berupa bantuan gerobak seperti ini. Selain gerobak bserta perlengkapan memasaknya, kami juga memberikan bantuan modal sebesar 300 ribu rupiah untuk memulai usaha. Tapi gerobak ini statusnya pinjaman ya. Kami akan monitor terus. Kalau tidak dipakai lagi berjualan, akan kami tarik,” katanya.
Dia menjelaskan, program tersebut diluncurkan sejak 3 Agustus lalu di kota-kota yang memiliki gerai Alfamidi. Hingga kini, katanya, sudah sekitar 89 unit gerobak yang dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM di berbagai kota. Jumlah itu, baru sebagian dari lebih 300 gerobak yang akan disebar ke seluruh Indonesia.
Penerima bantuan gerobak tersebut, diperoleh melalui proses seleksi yang ketat. Mereka adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar gerai Alfamidi. Selain seleksi, penerima juga akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari IDF-MUI hingga dapat berwiraswasta dengan bak.
“Di Jakarta, penjual gorengan dan pedagang lain yang berjualan di halaman kami, rata-rata sukses dan kaya. Kami ingin menciptakan pelaku-pelaku UMKM yang seperti itu di kota-kota lain,” lanjutnya.
Agar lebih meringankan pelaku UMKM, pihaknya juga menerapkan sistem sewa lahan yang lebih ringan di tengah pandemi. Biaya sewa untuk bulan pertama hingga keempat lebih dulu ditanggung oleh IDF-MUI. Sistemnya, para pelaku usaha bebas bayar sewa di bulan pertama, kemudian di bulan kedua hanya membayar sewa 25 persen. Di bulan ketiga, mereka membayar 50 persen dan bulan keempat 75 persen.
“Baru di bulan kelima dan seterusnya mereka membayar sewa penuh sebesar 800 ribu. Pembayaran sewa untuk bulan kedua hingga keempat diberikan kepada IDF-MUI untuk biaya operasional pendamping penerima manfaat,” katanya.
Nursandi berharap, program seperti ini dapat menjadi bagian dari solusi keterbatasan lapangan kerja dan menggerakkan perekonomian di masyarakat. Dia berharap, setiap penerima manfaat berjuang keras untuk mengembangkan usahanya. Sehingga ke depan, jumlah gerobak dagangan akan terus berkembang semakin banyak. (*/SM)