Pesan Kebangsaan dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jaga Persatuan Indonesia

Banyak bukti sejarah sejumlah tokoh dari DIY ikut berperan dalam kemerdekaan RI.

Pesan Kebangsaan dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jaga Persatuan Indonesia
Bangunan utama Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, JAKARTA – Para pendiri bangsa Indonesia yang bersatu dan bergerak bersama-sama mampu membawa Indonesia Merdeka, yang diproklamasikan oleh dwitunggal Soekarno-Hatta, 17 Agustus 1945.

"Salah satu tempat bersejarah adalah Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol Jakarta. Di sinilah, para pemuda dari berbagai daerah yang berbeda berkumpul bersama, menyusun naskah kemerdekaan RI, yang dibacakan oleh Proklamator Bung Karno didampingi Bung Hatta. Hebatnya para pendiri bangsa Indonesia, mereka ikhlas berkorban untuk Indonesia Merdeka," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY.

Selama dua hari, Senin dan Selasa (30-31/10/2023), bersama awak media pimpinan dan anggota Komisi A DPRD DIY mengadakan kunjungan ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang menjadi bagian dari napak tilas perjuangan kaum muda membawa Indonesia merdeka.

Didirikan pada 1927, museum ini awalnya sebagai kediaman konsulat kerajaan Inggris. Luasnya 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi.

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto memberikan keterangan pers, didampingi anggotanya. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Setelah merdeka 17 Agustus 1945, rumah itu dijadikan tempat tinggal Duta Besar Inggris, atase pertahanan internasional hingga Kantor Arsip Nasional. Sejak 2018 beralih fungsi statusnya menjadi cagar budaya.

Pada kunjungan kali ini Eko Suwanto didampingi Sekretaris Komisi A DPRD DIY Rany Widayati beserta anggotanya antara lain Yuni Satia Rahayu, KPH Purbodingrat, Novida Kartika Hadhi, Siti Nurjannah, Retno Sudiyanti, Christina Ari Retnaningsih dan Erlia Risti.

Ada banyak koleksi dan sumber referensi sejarah kebangsaan yang bisa diakses publik di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Imam Bonjol Jakarta itu. Termasuk koleksi audio suara pembacaan naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 yang direkam pada piringan hitam oleh Studio  Lokananta Solo, pada 1952.

"Ir Soekarno - Mohammad Hatta adalah sosok dwitunggal dalam  Proklamasi Kemerdekaan RI, itu buah semangat persatuan kaum muda, para pejuang kemerdekaan," jelasnya.

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Eko Suwanto berpesan, lewat kunjungan ke museum perjuangan bangsa, yang ada di berbagai daerah seperti di Museum Perumusan Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945, generasi sekarang hendaknya mampu meneladani para pendiri bangsa.

Walaupun berasal dari berbagai perbedaan dan daerah namun mereka tetap menjaga persatuan.

Di Surabaya, ada museum yang dikelola oleh Pemkot Surabaya berkaitan dengan rumah tempat kos Bung Karno dan tempat putra Sang Fajar dilahirkan. Di Buleleng Bali, ada Taman Bung Karno dengan ruang terbuka hijau juga rumah ibunda Bung Karno yang kondisinya terawat.

"Melalui keteladanan para tokoh bangsa, ada semangat kaum muda di masa itu yang bersama berjuang untuk menuju Indonesia merdeka," kata politisi muda PDI Perjuangan itu.

ARTIKEL LAINNYA: DPRD DIY Ajak Masyarakat Berjuang dengan Hati yang Bersih

Lebih lanjut Eko Suwanto meminta Pemda DIY membangun Museum Bung Karno dan Museum Pahlawan Kemerdekaan. Hal ini sebagai perwujudan Progam Sinau Pancasila sesuai Perda Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.

Menurut dia, banyak bukti sejarah sejumlah tokoh dari DIY ikut berperan dalam kemerdekaan RI. Sebut saja Ki Bagoes Hadikoesoemo, tokoh Muhammadiyah asal Kauman yang merupakan tokoh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang merumuskan Proklamasi dan dasar negara Pancasila.

Atau KH Abdoel Kahar Moezakir, akademisi sekaligus rektor pertama UII dan menjadi anggota BPUPKI dan Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Poeroebojo yang juga menjadi anggota BPUPKI.

Selain itu, Dokter Rajiman Wedyodiningrat yang menjadi tokoh berdirinya NKRI. Dia berperan dalam organisasi Budi Utomo dan memimpin BPUPKI.

ARTIKEL LAINNYA: Kunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Komisi A DPRD DIY Kokohkan Tekat Berjuang Demi Bangsa Indonesia

Kemudian, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang merupakan aktivitas pergerakan kemerdekaan sekaligus pendiri Taman Siswa yang juga tokoh pejuang asal Yogyakarta.

Ada lagi, seorang perempuan yang menjadi tokoh penting dalam BPUPKI yakni Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito yang berperan dalam pergerakan nasionalis perempuan saat masa penjajahan hingga kemerdekaan RI.

Yang tak kalah penting, menurut dia, Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB IX yang memberikan bantuan luar biasa bagi RI selama ibukota pindah dari Jakarta ke Yogyakarta pada 1946.

Lebih lanjut Eko menyatakan itulah yang kemudian menginspirasi DPRD DIY mendesak Pemda DIY untuk membangun museum Bung Karno dan pahlawan kemerdekaan lain di kota ini.

Museum tersebut sebagai sarana belajar, riset dan rekreasi bagi generasi muda akan pahlawan-pahlawan yang berasal dari Yogyakarta dan pernah berjuang mempertahankan NKRI.

Dia menambahkan, Pemda DIY bisa memanfaatkan dana keistimewaan (danais) untuk pembangunan museum tersebut. Dalam waktu dekat DPRD DIY mengajak Pemda DIY membahas rencana pembangunan museum tersebut melalui pemanfaatan danais. (*)