Pertama Kalinya, Republik Sepu Gelar Pameran Berskala Nasional

Pertama Kalinya, Republik Sepu Gelar Pameran Berskala Nasional

KORANBERNAS.ID,PURWOREJO -- Republik Sepur (Ruang Ekspresi Publik Seniman Se Purworejo) berhasil menggelar pameran berskala nasional. Dalam ulang tahunnya ke-11, baru pertama kalinya Republik Sepur menjadi tuan rumah dalam pameran nasional bertajuk 'Ragam Tema Bhinneka Tunggal Ika' di Balai Kelurahan Kledung Kradenan, Jalan Raya Kutoarjo Purworejo.

Pameran yang dibuka oleh Dandim 0708 Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, pada Sabtu (25/6/2022) dan ditutup Kamis (30/6/2022). Ada sekitar 100 lukisan terpajang dalam ruang pamer itu berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bekasi, kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Perupa asal Surabaya yang bernama Usye memamerkan 1 karya lukisan yang berjudul "Srikandi". Karya pria kelahiran Kota Blora tersebut sengaja memberikan semangat kepada kaum hawa untuk terus berjuang. Sebagaimana Srikandi dalam tokoh pewayangan adalah sosok pahlawan yang selalu memperjuangkan diri dan lingkungannya.

"Lukisan saya berjudul Srikandi menggambarkan ketegaran seorang wanita, saat ini sehabis bulan April atau bulan Kartini. Saya mengunggah emansipasi wanita," terang Usye.

Menurutnya wanita juga bisa sama derajatnya dengan kaum pria. Srikandi tokoh wanita pewayangan dia gambarkan sebagai sosok seksi, berani dan cerdas. Srikandi dalam cerita adalah puteri dari kerajaan sehingga harus tampak anggun dan ayu.

"Saya berusaha menampilkan semaksimal mungkin, bagaimana gambaran kalau perempuan ayu seperti apa?. Selain itu Srikandi adalah tokoh wanita pejuang, bagaimana keutuhan fisik wanita siap tempur (berjuang)," jelas Usye.

Selain itu, ada yang unik perupa yang bernama Dwi Budi memamerkan lukisan yang berjudul Kumbokarno. Dwi Budi sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bendahara Kelurahan Kledung Kradenan, tempat diadakan pameran.

"Saya hanya hobi melukis, saat saya bertugas di sini banyak belajar dengan teman-teman Republik Sepur yang bermarkas di sini," jelas Dwi.

Karena Republik Sepur memperbolehkan dirinya untuk turut serta ikut pameran. Ide lukisan Kumbokaro yang merupakan adik dari Dasamuka, adalah raksasa yang berkarakter kstaria.

"Karya saya paling jelek diantara karya lainnya. Saya tetap semangat bisa turut mensukseskan pameran ini. Kumbokarno berperang membela tanah airnya, berbeda dengan kakaknya Dasamuka yang jahat .Pesan yang saya sampaikan jangan menilai orang dari tampang, seperti Kumbokarno dari luar tampak seorang raksasa, namun ternyata pribadinya bagus," jelas Dwi.

Beda lagi dengan pendapat perupa perempuan, Diah Wahyu atau Wahyudiah yang merupakan bendahara dalam panitia pameran lukisan tersebut. Selama ini dia bersama temannya selalu pameran diluar kota. Namun saat ini dalam rangka Ulang tahun ke 11 Republik Sepur, dia dan anggota lainnya memberanikan diri menarik teman-teman dari luar untuk berpameran di Kabupaten Purworejo.

"Alhamduliah banyak yang mensupport untuk terselenggaranya pameran ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, Polres dan Kodim 0708 Purworejo, apalagi perupa dari luar kota difasilitasi untuk menginap di wisma Kodim," jelas Wahyudiah.

Dia menambahkan pihaknya berharap pameran skala nasional tersebut bisa terlaksana kembali. Selain berpameran dia ternyata bisa belajar.

"Pameran ini merupakan barometer kita. Inilah seniman Purworejo, mari singgah kemari, untuk berpameran dan bertukar pengetahuan. Disini kita belajar, seperti mendatangkan guru lukis, ternyata melukis banyak tekniknya," ujarnya.

Diah yang memamerkan Lukisan Tokoh Legenda Ratu Selatan. Ide lukisan tersebut diperoleh melalui mimpi.

"Saya bermimpi ketemu dengan 2 sosok perempuan cantik mengenakan kemben berwarna kuning dan hijau. Setelah bermimpi, saya kepikiran, kemudian melukisnya," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pameran Sigid Suntoro membenarkan pameran skala nasional Republik Sepur baru pertama kali digelar di Purworejo.
"Saat ini kami bisa mengundang temen-temen dari luar untuk pameran di Purworejo. Sebelumnya saya selalu keluar untuk pameran,' jelasnya.

Sigid menambahkan pameran tersebut merupakan pemanasan.
"Kedepan pameran seperti ini diusahakan akan berlangsung lagi. Tetapi dengan persiapan yang matang, kalau pameran ini Persiapan sekitar 1 bulan," sebutnya.

Pada kesempatan tersebut Sigit Suntoro memamerkan lukisan dengan judul "Sang Penyelamat". Lukisan tersebut menggambarkan seorang bocah dilindungi oleh seekor rusa dari ancaman harimau dengan taring yang siap menerkam.

"Pesan yang saya sampaikan melalui lulisan adalah harimau (penguasa) yang biasa menindas kaum lemah, ternyata ada Penyelamat. Dan tak menutup kemungkinan, harimau (penguasa) bisa kalah." ungkapnya.

Dia menambahkan dalam kehidupan nyata masyarakat juga butuh penyelamat agar tidak tertindas. Dia berharap dengan pameran ini, Purworejo mampu jadi barometer seni dan budaya dengan didatangi tamu-tamu dari berbagai daerah, sehingga perekonomian semakin maju.

"Sebelumnya saya melakukan pameran di berbagai kota, saatnya mengundang perupa dari luar kota untuk pameran di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah," ungkapnya.(*)