Dua Tahun Berdiri, Anggota Paguyuban Ini Sering Menang Lomba

Dua Tahun Berdiri, Anggota Paguyuban Ini Sering Menang Lomba

KORANBERNAS.ID –  Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul (PSJB) ‘Paramarta’ usainya relatif terbilang masih muda. Namun demikian anggota paguyuban yang didirikan dua tahun silam tepatnya 24 Oktober 2017 itu sering menang lomba.

“Pada tahun 2019 beberapa anggota kami berhasil meraih pemenang lomba,” ungkap Bambang Nugroho, Ketua PSJB Paramarta, Kamis (21/11/201).

Dia kemudian menyebut nama dua orang anggotanya yaitu Suwandi dan Umi Kuntari sebagai pemenang lomba novel Jawa yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY.

Kemudian, pada lomba penulisan naskah sandiwara basa Jawa yang juga diselenggarakan Disbud DIY, giliran Margaret Widhy Pratiwi dan Syamsu Setiyaji meraih juara. Sedangkan juara lomba naskah kethoprak Disbud DIY diraih Suprihatin Atin.

Menurut Bambang, paguyuban juga telah menerbitkan antologi bersama geguritan sejumlah tiga buku. Beberapa anggota seperti Supriyadi, Sri Wijayati, Sunawi, Suyati, Hidratmokok Andritamtama juga telah menerbitkan buku antologi geguritan.

Pada Minggu (17/11/2019) silam diselenggarakan peringatan dua tahun PSJB.

Acara itu  berlangsung sederhana di RM Ibaba Bantul itu ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketua PSJB Paramarta Bambang Nugroho, kemudian diserahkan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Nugroho Eko Setyanto S Sos MM dan salah seorang warga paguyuban.

Hadir pula sejumlah tamu undangan, para ketua komunitas seni di Bantul maupun warga paguyuban.

Bambang mengatakan paguyuban ini didirikan dilandasi semangat untuk membentuk suatu wadah bagi para sastrawan maupun penulis sastra Jawa agar lebih inovatif, kreatif, serta termotivasi menulis sastra Jawa.

“Sastra Jawa perlu diterus diperjuangkan, dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu budaya adiluhung bangsa,” ujarnya.

Awal berdirinya paguyuban itu dari hasil diskusi kecil di antara beberapa penulis Jawa seperti Margaret Widhy Pratiwi, Bardikari Jatmiko, Ardini Pangastuti, Tedy Khusairi.

Mereka berpendapat perlu ada wadah informasi, silaturahim dan komunikasi antar-penulis sastra Jawa di kabupaten itu.

Kemudian diadakan identifikasi serta inventarisasi para penulis sastra Jawa. Difasilitasi Dinas Kebudayaan Bantul, dilaksanakan sarasehan pada 24 Oktober 2017, salah satu hasilnya terbentuk PSJB ‘Paramarta’.

Sampai saat ini anggotanya tercatat sekitar 55 orang penulis sastra Jawa yang aktif menulis dan dipublikasikan melalui media cetak, buku, majalah, media elektronik, sosial media maupun media jaringan.

Publikasi juga dilakukan melalui pergelaran-pergelaran pembacaan sastra Jawa, seperti Sastra Bulan Purnama di Tembi Rumah Budaya, Selasasastra, Gelar Sastra Bantul maupun Purnama Sastra Paguyuban Teater Bantul (PTB).

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto menyampaikan apresiasi PSJB Paramarta banyak berkiprah dalam khasanah sastra Jawa.

Dia berharap PSJB Paramarta terus maju melalui karya-karya para anggotanya sekaligus mengembangkan serta melestarikan sastra Jawa di Kabupaten Bantul.

Dipandu moderator Tedy Khusairi, acara tersebut diisi pembacaan geguritan, cerita cekak, tembang macapat serta tukar kawruh dengan menampilkan narasumber para pemenang lomba novel Jawa, sandiwara berbahasa Jawa serta naskah kethoprak. (sol)