Peringati Hari Bapak Pandu Dunia, Sutanto Menciptakan Dua Puisi

Peringati Hari Bapak Pandu Dunia, Sutanto Menciptakan Dua Puisi

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Dalam rangka memperingati Hari Bapak Pandu Dunia Lord Boden Powell tanggal 22 Februari, guru MTsN 3 Bantul, Drs Sutanto membuat 2 puisi bertema pramuka yang diberi judul “Pramuka” dan “Pramuka Siap Sedia”. Menurut guru yang juga menjadi Andalan Kwarcab Bantul ini, kedua puisi itu dibuatnya secara akrostik dengan menggunakan nama pahlawan.

Akrostik adalah sebuah bait dimana huruf pertama menampilkan sebuah kata, pesan, atau abjad. Kata tersebut berasal dari kata Perancis acrostiche dari kata Latin pasca-klasik acrostichis. Untuk puisi “Pramuka” menggunakan huruf awal pahlawan “PANGERAN SAMBERNYOWO”. Sedangkan puisi “Pramuka Siap Sedia” menggunakan huruf awal “SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX”.

“Ada banyak cara untuk memperingati hari yang bersejarah bagi para pramuka se dunia ini. Saya sengaja membuat puisi secara akrostik dengan 2 pahlawan tersebut. Selain menikmati rangkaian kata dalam puisi sekaligus mengingat nama pahlawan kita,” terang Sutanto di kediamannya Celep, Srigading, Sanden, Bantul, Selasa (22/2/2022).

Sutanto menambahkan, Robert Stephenson Smyth Baden Powell adalah pendiri Gerakan Kepanduan Dunia yang dilahirkan pada 22 Februari 1857 di London, Inggris. Tanggal inilah kemudian ditetapkan sebagai Hari Bapak Pandu Dunia. Baden Powell ditetapkan sebagai Bapak Pandu Dunia, lantaran pengalamannya yang mendasari pembinaan remaja di Inggris, bernama Boy Scout. Dari pembinaan inilah, kemudian berkembang menjadi gerakan Pramuka.

“Awal 1908, dia menulis pengalaman untuk acara latihan kepramukaan. Kumpulan kisah itu menjadi sebuah buku berjudul “Scouting For Boys”. Buku tersebut cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian mendirikan organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki,” terangnya.

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Bantul, Hj. Emi Masruroh, S.Pd mengapresiasi puisi yang ditulis Sutanto tersebut. Dirinya merasa penasaran dengan puisi akrostik tersebut.

“Membaca puisi akrostik yang ditulis oleh Kak Sutanto, membuat saya penasaran tentang makna dari puisi akrostik. Mungkin bagi sebagian besar orang juga belum mengerti makna dari puisi akrostik itu apa. Ternyata puisi akrostik adalah sajak atau puisi yang huruf awal dari setiap baris menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah,” ungkap Emi.(*)

 

Berikut ini 2 puisi selengkapnya:

Pramuka

 

Praja Muda Karana

Anak-anak muda yang suka berkarya

Niat berjuang dengan ikhlas dan rela

Genggam Merah Putih

Erat di dekap di dada

Ringan tangan menolong sesama

Akrab bergaul dengan siapa saja

Nyalinya teruji hadapi aneka kendala

 

Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

Adalah ciri sikap pribadinya

Menyelesaikan masalah dengan musyawarah

Biasa hidup dengan berkemah

Enak yang dirasa di manapun berada

Rajin terampil dan gembira

Nyaman dalam berbagai suasana

Yakin dalam setiap gerak langkahnya

Orang tua muda bisa berkarya dengan ceria

Wanita dan pria tiada beda

Oh bahagia menjadi Pramuka

 

Pramuka Siap Sedia

 

Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega

Rakyat muda dalam berbagai usia yang suka berkarya

Itulah Praja Muja Karana

 

Sepuluh darma sebagai kode moral

Untuk pedoman perilakunya

Landasan berupa janji

Tri Satya tiada terlupa

Aktif mengisi pembangunan

Negara tercinta Indonesia

 

Hari lahirnya selalu diperingati

Agustus setiap tahunnya

Merah Putih menggantung di dada

Enggan berduka selalu ceria

Nyanyian gembira di setiap harinya

Gugus Depan sebagai garda terdepan

Kawah candradimuka generasi penerus bangsa

Untuk Indonesia jaya

 

Berkemah di alam terbuka

Untuk mengembleng tunas muda

Wiyata yang paling bermakna

Orientasi pada proses bukan hasil semata

Nilai kebaikan selalu dijunjung

Orangtua dan masyarakat turut mendukung

 

Kembangkan Gerakan Pramuka

Entaskan keterpurukan menuju kemajuan

Semua akan berhasil dan terlaksana

Enyahkan kemalasan

Menuju generasi yang berkualitas

Berdedikasi tinggi demi utuhnya Republik ini

Insan pilihan sebagai teladan

Lahir dengan proses bukan karbitan

Agar Indonesia tetap jaya

Niscaya Pramuka siap sedia