Perajin Batik Tulis Kebumen Lupa Kapan Hari Batik Nasional

Besar kecil penghasilan tergantung dari motif batik.

Perajin Batik Tulis Kebumen Lupa Kapan Hari Batik Nasional
Sekelompok ibu perajin batik tulis menekuni pekerjaannya. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober ternyata tidak diingat oleh sejumlah perajin batik tulis di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Inilah yang terungkap dari sekelompok ibu perajin batik tulis di Dukuh Lengkong Desa Jemur Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. Saat ditanya koranbernas.id, Senin (2/9/2023),  mereka yang sedang membatik di tritisan salah satu rumah perajin mengaku lupa kapan Hari Batik Nasional. "Lupa, kapan ya," kata empat orang perempuan perajin batik itu.

Salah seorang perajin yang merupakan generasi ketiga di wilayah Jemur, Baroyah (62), mengenang pernah satu ketika pada Hari Batik Nasional dikunjungi sejumlah ibu pengurus Dharma Wanita Kebumen.

Rombongan ibu-ibu pejabat itu selain memborong batik tulis karya mereka juga membawa oleh-oleh. "Ada Bu Mike," ujar Baroyah.

Nama ibu itu, kala itu adalah istri dari Arif Irwanto, Kepala Bappeda Kebumen. Sejak 2010, suaminya sudah pindah di Pemprov Jateng.

ARTIKEL LAINNYA: Sila Sedheku Sinau Sastra, Memperluas Pemahaman Kekayaan Tradisi

Baroyah mengungkapkan perajin batik tulis di desanya yang masih bertahan mengandalkan hubungan kemitraan dengan seorang pengusaha batik besar.

“Kami mendapatkan mori, malam dan peralatan lain dari seorang pemilik toko batik," kata Baroyah sambil menyebutkan nama seorang pengusaha batik terkenal di Kebumen.

Perajin mengerjakan batik tulis di rumah, dari membuat pola di kertas, menggambar pada kain mori, menggambar dengan canting dan malam hingga jadi kain batik siap jual.

Dari pekerjaan itu perajin batik tulis mendapatkan penghasilan berkisar Rp 200 ribu  sampai Rp 500 ribu per lembar batik tulis.

ARTIKEL LAINNYA: Berbusana Jawa Ada Pakemnya, para Ketua RT Ikuti Pawiyatan Pamedhar Sabda

Besar kecil penghasilan tergantung dari motif batik. Semakin rumit motif batik yang diselesaikan maka penghasilannya lebih tinggi.

Baroyah sejak umur 10 tahun sudah diajari neneknya membatik tulis. Hingga sekarang, dengan berbekal ketekunan dan kesabaran, dia masih mempertahankan pekerjaan sebagai perajin batik tulis.

"Sebulan paling banyak menyelesaikan dua lembar batik tulis," kata Baroyah.

Saat berbagai daerah gegap gempita memperingati Hari Batik Nasional tepat kiranya Baroyah beserta ibu-ibu perajin itu disebut sebagai pelestari batik tulis di Kebumen. (*)