Konsumsi Sayur dan Buah Rendah, Anggota DPR RI Sukamto Merasa Ada yang Aneh

Padahal ketersediaan sayur dan buah-buahan di Indonesia berlimpah.

Konsumsi Sayur dan Buah Rendah, Anggota DPR RI Sukamto Merasa Ada yang Aneh
Sosialisasi dan edukasi obat dan makanan bersama anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, Senin (2/10/2023), di Balai Kalurahan Sumberadi Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Sukamto, merasa prihatin penduduk Indonesia rata-rata kurang mengonsumsi makanan berupa sayuran hijau dan buah-buahan bahkan berada pada tingkatan rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia.

“Ini hasil survei resmi Kementerian Kesehatan. Indonesia itu negara agraris tapi rakyatnya kurang makan sayur dan buah,” ujarnya saat menjadi narasumber Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi, Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH Anggota Komisi IX DPR RI, Senin (2/10/2023), di Balai Kalurahan Sumberadi Mlati Sleman.

Pada acara yang diselenggarakan atas kerja sama Komisi IX DPR RI dan Badan POM itu Sukamto melihat ada yang aneh padahal ketersediaan sayur dan buah-buahan di Indonesia berlimpah. “Wit tela diuncalke rasah ditancepke, thukul. Kates diuncalke, thukul,” ujarnya mengibaratkan tanah Indonesia yang subur.

Lebih lanjut, politisi senior yang juga pensiunan Polri ini bercerita setiap kunjungan kerja ke luar negeri dirinya hampir pasti mendapati buah-buahan pada setiap menu makanan yang disajikan, salah satunya pepaya.

“Saya keliling dunia selalu disuguh pepaya. Di sana (Eropa) mahal. Di sini dianggep manuk dipakani kates,” ujarnya bercanda disambut tawa ratusan peserta sosialisasi yang berasal dari kalangan tokoh masyarakat, kiai, bu nyai serta warga penerima bantuan program-program pemerintah.

Diah Tjahjonowati menyampaikan penjelasan di hadapan peserta Sosialisasi dan edukasi obat dan makanan bersama anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Tak hanya sayuran hijau dan buah, menurut Sukamto, dari survei itu juga diketahui penduduk Indonesia lebih banyak mengonsumsi karbohidrat, garam dan gula.

Berlebihan garam bisa terkena tekanan darah tinggi. Berlebihan gula terkena diabetes atau sering disebut sebagai ibu dari segala penyakit. Disarankan mereka yang berusia 50 tahun ke atas mengonsumsi beras merah.

Menurut Sukamto, sehat harus didukung dengan makanan yang aman. Selain itu, juga harus rajin berolahraga minimal tiga ribu langkah kaki setiap hari dan hindari stres.

Makanan yang sehat dan aman, lanjut dia, juga bermanfaat untuk mencegah anak menjadi stunting. Kuncinya ada pada ibu saat hamil.

Sebagai bentuk kepeduliannya, Sukamto kemudian membagikan biskuit gratis untuk ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita di rumah. Produk bergizi dan kaya multivitamin itu tidak dijual di pasaran.

Anggota DPR RI Sukamto bersama Rahayu Widi Nuryadi dan Akhmad Fathoni Futhaki. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Narasumber lainnya, Dra Diah Tjahjonowati Apt M Si mewakili Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta Bagus Heri Purnomo SSi Apt menyampaikan materinya seputar obat dan makanan aman.

Diah juga menjelaskan mengenai kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya dan tidak memiliki izin edar. Pengertian kosmetik sangat luas termasuk pasta gigi dan sabun. Artinya pemakaian kosmetik sebenarnya sudah dimulai sejak masih bayi.

“Nanti di rumah dipirsani nggih, ada izin edarnya tidak. Jangan gonta-ganti kosmetik. Jangan pinjam temannya. Salah-salah bisa jontor,” pesannya.

Terkait dengan penggunaan obat, menurut dia, harus sesuai aturan dan penggolongan jenis obat. Memang, masih ada obat palsu beredar di pasaran, atau obat yang sebenarnya sudah ditarik dari peredaran namun masih dijual.

ARTIKEL LAINNYA: Penyakit Tidak Menular di DIY Tertinggi di Indonesia, Ini Penyebabnya

Kok palsu? Kami mendapatkannya dari pasar tradisional, kalau beli obat hendaknya di apotek atau toko obat berizin,” pintanya.

Tak lupa, Diah juga menyarankan jangan menggunakan obat kuat lelaki. Jika jantung tidak kuat maka tahu-tahu sudah almarhum.

Kemudian, apabila mendapati obat tradisional atau jamu berkhasiat cespleng sebaiknya hati-hati karena pasti mengandung bahan kimia obat.

Dalam kesempatan itu Lurah Sumberadi, Hadi Sunyoto, memberikan apresiasi kepada anggota DPR RI Sukamto yang telah memberikan kesejahteraan kepada warganya melalui program-programnya sebagai wakil rakyat di tingkat pusat. (*)