Penyair Ini Dikenal Memiliki Seleksi Kata yang Teliti

Penyair Ini Dikenal Memiliki Seleksi Kata yang Teliti

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kembang Belukar merupakan buku puisi karya Yuliani Kumudaswari, perempuan penyair tinggal di Semarang. Buku tersebut diluncurkan pada event Sastra Bulan Purnama ke- 118 Poetry Reading From Home seri-18 secara live melalui youtube sastra bulan purnama, Sabtu 24 Juli 2021.

Peluncuran ditandai pembacaan puisi oleh sang penulis diiringi petikan gitar oleh Meuz Prazt, seorang perupa yang piawai memetik gitar.

Karya Yuliani juga dibacakan Rita Ratnawulan, Restia Herdiana (Jakarta), Ismael Daeng Sannang (Bali) serta pembaca puisi dari Yogyakarta Eko Winardi, Yantoro, Ninuk Retno Raras, Nunung Rieta, Endah Sr, Tedy Kusairi, Sashmytha Wulandari, Octo Noor Arafat, Chacha Baninu dan Tosa Santosa.

Ons Untoro selaku Koordinator Sastra Bulan Purnama, Selasa (17/8/2021), menyampaikan dirinya mengikuti pertumbuhan kepenyairan Yuliani Kumudaswari sejak sebelum menerbitkan buku puisi.

“Dia sudah mulai menulis puisi dan tinggal di Medan, melihat perkembangan puisi Yuliani sangat menyenangkan dan memiliki seleksi kata yang teliti,” ungkapnya.

Sejak buku puisinya yang pertama, Yuliani sudah mulai terlihat tidak tergesa-gesa menulis puisi melainkan selalu melalui proses perenungan. Bagi Yuliani, menulis puisi tidak untuk mengejar predikat penyair, tetapi lebih sebagai ruang ekspresi. Predikat penyair mengikuti setelah produktivitasnya terbukti,” ujar Ons Untoro.

Yuliani, lanjut dia, memang produktif. Hampir setiap tahun buku puisinya  terbit. Kembang Belukar merupakan buku keenam karya tunggalnya. Puisi-puisinya yang lain dipublikasikan pada beberapa media cetak dan online, serta antologi puisi bersama dengan sejumlah penyair.

Mengenai para pembaca puisi karya Yuliani, Ons menyebutkan mereka rata-rata tidak hanya sebagai penyair tetapi juga menulis cerpen dan pemain teater.

Yantoro,  misalnya pada tahun 1980-an cukup rajin menulis puisi dan aktif di Teater Stemka, belakangan dia sering pentas monolog.

Eko Winardi, seorang aktor teater, sering menulis puisi, sejumlah peran pernah dia mainkan dalam pentas teater. Ninuk Retno Raras, penulis cerpen ini sering tampil membaca puisi di Sastra Bulan Purnama.

Ristia Herdiana yang tinggal di Jakarta, beberapa buku puisinya sudah terbit dan beberapa kali tampil membaca puisi. Endah Sr, seorang penyiar radio sekaligus penari Jawa, buku novelnya pernah diterbitkan, beberapa kali juga sering baca puisi di Sastra Bulan Purnama.

Octo Noor Arafat, sekarang menjadi Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta adalah seorang pembaca puisi yang menyenangkan. Tedy Kusairi seorang youtuber dan pegiat sastra di Bantul.

Tosa Santosa, seorang pegiat fashion di Yogya berulangkali tampil membaca puisi tidak hanya di Sastra Bulan Purnama, tetapi juga di tempat-tempat lain.

Nunung Rieta, buku puisinya sudah terbit, dan belakangan sering main teater dan film. Kemudian, Sashmytha Wulandari, sejumlah puisinya ikut dalam beberapa antologi puisi.

Sedangkan Rita Ratnawulan merupakan pecinta puisi tinggal di Jakarta dan beberapa kali tampil membaca puisi dalam beberapa seri poetry reading from home.

Ada juga Ismael Daeng Sannang, tinggal di Bali dan Chacha Baninu, seorang perupa, ikut tampil membaca puisi karya Yuliani Kumudaswari.

Ismael Daeng memetik gitar mengiringi Diah, istrinya, membaca puisi berjudul Kembang Seruni. Tidak ketinggalan, Yanti S Sastro, perempuan penyair dan seorang pengajar, tinggal di Semarang ikut tampil membacakan puisi karya Yuliani Kumudaswari. (*)