Penghargaan Desa Inklusi untuk Desa Ramah Disabilitas

Penghargaan Desa Inklusi untuk Desa Ramah Disabilitas

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Memperingati Hari Disabilitas Internasinal, Pusat Rehabilitasi YAKKUM bersama Pemerintah Kabupaten Purworejo memberikan Penghargaan Desa Inklusi.

Acara yang dipusatkan di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Rabu (15/12/2021), dihadiri oleh Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH, Program Manager Pusat Rehabilitasi YAKKUM Jaimun, Kepala DinsosdukKBPPPA Ahmat Jainudin SIP, Kepala DinKUKMP Gatot Suprapto SH, Sekretaris Dinpermasdes Dra Nur Hidayati MM, para kepala desa, dan DPO-DPO dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM.

Wakil Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti SH, yang juga sebagai “Bunda Difabel Kabupaten Purworejo” dalam sambutanya mengucapkan selamat kepada Desa Inklusi yang telah memperoleh predikat baik, di mana telah berhasil melakukan perubahan yang besar dalam upaya pemberdayaan penyandang disabilitas.

“Di sisi lain, saya juga ingin menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pusat Rehabilitasi YAKKUM, sebagai organisasi berbasis kemanusiaan yang bergerak dalam upaya membantu orang dengan disabilitas, agar terpenuhi hak-hak dasarnya secara holistik dalam masyarakat yang inklusif melalui layanan yang berkualitas, terjangkau dan terintegrasi,” ujarnya.

Menurut Wabup, mulai tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Purworejo telah mendukung program Pusat Rehabilitasi YAKKUM dalam mendampingi 50 desa untuk mewujudkan desa inklusi, desa yang ramah disabilitas. Bentuk dukungan yang telah dilakukan Pemerintah Daerah melalui Dinpermades antara lain memberikan pelatihan, pembuatan Perda dan Perbup disabilitas, mendukung penilaian desa melalui asesmen dan sebagainya.

“Desa inklusi yang dimaksud bukanlah berarti desa yang khusus bagi penyandang disabilitas, melainkan desa yang memberikan layanan ramah bagi penyandang disabilitas. Selain itu, desa inklusi juga dimaknai sebagai desa yang menerima perbedaan secara positif dan mendorong masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa,” terang Wabup.

Program Desa Inklusi, lanjut Yuli Hastuti, juga berusaha menyediakan fasilitas yang ramah bagi warga penyandang disabilitas. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan terhadap warga difabel sebagai kelompok rentan dan marginal serta harus dilakukan secara berkelanjutan.

“Saya berharap kepada desa-desa lain untuk mampu mengalokasikan anggaran guna mendukung implementasi desa inklusi dan program yang menunjang layanan dasar dan pemberdayaan disabilitas. Mudah-mudahan, ke depan Pemda dapat memberikan penilaian lanjutan untuk desa-desa yang punya peran dan kontribusi dalam mewujudkan desa inklusi untuk diberikan pembinaan lebih lanjut dan penghargaan,” kata Yuli.

Sementara itu Jaimun selaku Program Manager Pusat Rehabilitasi YAKKUM mengatakan, pemberian penghargaan desa inklusi merupakan salah satu bentuk dukungan kepada pemerintah desa dampingan yang sudah berhasil melakukan perubahan dalam mewujudkan Desa Inklusi yang ramah disabilitas.

Dari 53 desa yang didampingi Pusat Rehabilitasi YAKKUM dengan dukungan Dinpermasdes Kabupaten Purworejo, telah melakukan asesmen atau penilaian untuk mengetahui sejauh mana perubahan–perubahan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa dampingan selama tiga tahun.

“Hasil yang diperoleh dari 53 Desa dampingan adalah 7 Desa masuk dalam kategori Desa Mentor, 12 Desa masuk dalam kategori Desa Utama, 18 Desa masuk dalam kategori Desa Madya dan 16 Desa masuk dalam kategori Desa Pratama, “ jelasnya.

Selain pemberian penghargaan Desa Inklusi, Pusat Rehabilitasi YAKKUM bersama dengan Dinpermasdes juga memfasilitasi 53 desa dampingan untuk dapat saling belajar dan berbagi pengalaman melalui kegiatan Refleksi Meeting bersama Pemerintah Desa Dampingan Tentang Pencapaian Desa Inklusi.

“Pemberian penghargaan Desa Inklusi ini sekaligus menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat luas, khususnya desa, sehingga semakin terbuka pula kesempatan bagi Orang Dengan Disabilitas untuk berpartisipasi dan memimpin penciptaan tatanan dunia yang inklusif, aksesibel dan berkelanjutan,” ungkapnya. (*)