Pengetan Jumenengan Hari Jadi ke-194 Purworejo Digelar Lebih Awal

Kabupaten Purworejo berhasil melaksanakan pembangunan sesuai dengan keinginan masyarakat

Pengetan Jumenengan Hari Jadi ke-194 Purworejo Digelar Lebih Awal
Bupati Purworejo Yuli Hastuti memberi sambutan dalam Pengetan Jumenengan Hari Jadi Purworejo ke 194. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Berdirinya Kabupaten Purworejo pada 27 Februari 1831 biasanya diperingati dengan Pengetan Jumenengan tanggal 26 Februari malam setiap tahunnya. Namun kali ini ada yang berbeda. Pengetan Jumenengan Hari Jadi Purworejo digelar lebih awal, Kamis (13/2/2025) malam.

Pengetan Jumenengan selalu menjadi event yang menarik untuk ditunggu, tanpa terkecuali pada rangkaian Hari Jadi ke-194 Kabupaten Purworejo tahun ini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pengetan Jumenengan dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Purworejo. Hadir dalam acara sakral tersebut Bupati Purworejo Yuli Hastuti , Calon Wakil Bupati terpilih Dion Agasi Setiabudi beserta istri, jajaran Forkopimda beserta istri, para Kepala Perangkat Daerah serta RH Budhi Sardjono yang merupakan keturunan RAA Tjokronegoro I.

Dalam sambutan berbahasa Jawa, Yuli Hastuti mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan dan mengapresiasi semua pihak terkait yang telah ikut serta membangun Kabupaten Purworejo.

Penampilan Tari Beksan Saptarengku Cakra. (istimewa)

”Dengan penuh rasa syukur, saya ucapkan selamat ulang tahun ke-194 Kabupaten Purworejo. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan memberikan rahmat-Nya, menjadikan kabupaten yang sejahtera," ujarnya.

Bupati mengajak jajaran pemerintah daerah dan seluruh masyarakat bersatu-padu meneruskan perjuangan pembangunan para pendahulu, demi membawa Purworejo lebih maju di masa yang akan datang.

Menurutnya, Kabupaten Purworejo berhasil melaksanakan pembangunan sesuai dengan keinginan masyarakat. Sedang untuk cita-cita pembangunan yang belum tercapai, bupati mengajak Pemkab Purworejo dan pihak terkait terus menyerap aspirasi masyarakat.

"Kami berharap dengan adanya Pengetan Jumenengan ini kita lebih bersemangat melaksanakan pembangunan di berbagai bidang," tandasnya.

Tari Beksan Kidung Cakra. (istimewa)

Pengetan Jumenengan semakin menarik dengan tampilnya dua pergelaran sendratari. Tetapi tahun ini sedikit berbeda, yakni ditampilkannya Tari Beksan Saptarengku Cakra melengkapi Tari Beksan Kidung Cakra.

Beksan Kidung Cakra adalah tarian yang ditampilkan khusus pada Pengetan Jumenengan Bupati pertama Purworejo, RAA Tjokronegoro I. Beksan Kidung Cakra merupakan karya seniman tari Purworejo Melania Sinaring Putri yang diperagakan oleh tujuh penari perempuan. Makna dari tari tersebut merupakan tarian yang mengisahkan lingkaran kehidupan manusia yang terus berputar.

Sedangkan Beksan Saptarengku Cakra karya seniman Purworejo Wibi Supri Andoko menceritakan pencapaian terhormat dari RAA Tjokronegoro I yang mengukir sejarah kejayaan Kabupaten Purworejo. RAA Tjokronegoro telah mendedikasikan pembangunan tatanan kota, membentuk ideologi untuk kesejahteraan masyarakat.

Beksan Saptarengku Cakra yang berarti tujuh pencapaian tak terbatas dan berujung secara luas seperti tatanan pemerintahan, Alun-alun Purworejo, saluran irigasi Kedung Putri, jalan raya, Pendopo Agung, Masjid Agung, dan Bedhug Ageng Pendowo. (*)