Pengajian Hari BerMuhammadiyah, Dahlan Rais: Muhammadiyah Diterima Hingga Kupang dan Papua

Melalui Muhammadiyah kita bisa mengenalkan lebih jauh tentang Islam. Harapannya, mereka yang Islam fobia menjadi lebih mengenal dan menerima Islam sebagai rahmatan lil alamin

Pengajian Hari BerMuhammadiyah, Dahlan Rais: Muhammadiyah Diterima Hingga Kupang dan Papua
Ustadz Drs H Muh. Dahlan Rais, M.Hum saat menyampaikan tauziah di peringatan Hari BerMuhammadiyah, Senin (16/12/2024). (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Ustadz Drs H Muh Dahlan Rais, M.Hums, mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya. Memasuki usia 113 tahun, Muhammadiyah terus menunjukkan perkembangan yang baik. Bukan hanya usianya panjang, Muhammadiyah juga mampu membuktikan diri diterima dan memberi manfaat di manapun berada.

Adik kandung Tokoh Reformasi dan Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais ini mengatakan, Muhammadiyah saat ini sudah berkembang dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Menariknya, kehadiran Muhammadiyah bahkan di sejumlah daerah yang mayoritas non muslim seperti Kupang, Maumere dan sebagian besar Papua hingga Minahasa, kehadiran Muhammadiyah juga diterima dengan sangat baik.

“Alhamdulillah kita tumbuh subur dimana-mana. Karena kehadiran kita memang memberi manfaat. Kalau tidak memberi manfaat, mungkin umur kita pun tidak panjang. Kehadiran kita dirasakan berguna untuk masyarakat. Bahkan saat kerusuhan terakhir di Papua, kantor dan sekolah kita dijaga oleh masyarakat setempat karena di sanalah mereka belajar,” kata Dahlan Rais saat Pengajian BerMuhammadiyah di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (16/12/2024).

Bukan hanya di nusantara, Muhammadiyah, lanjut Dahlan Rais, juga berkembang di manca. Saat ini, Muhammadiyah juga berkembang pesat di ASEAN, Australia, bahkan Timur Tengah dan Eropa. Di Jerman, ada Padepokan Tapak Suci, dengan siswanya mayoritas bule dan nonIslam. 

"Ini harus kita syukuri. Setidaknya, melalui Muhammadiyah kita bisa mengenalkan lebih jauh tentang Islam. Harapannya, mereka yang Islam fobia menjadi lebih mengenal dan menerima Islam sebagai rahmatan lil alamin,” lanjutnya.

 Perkembangan ini, katanya, tak lepas dari perjuangan keras dilandasi nilai-nilai yang luhur dari pendiri dan pengurus. Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang sangat tertib dan disiplin.

“Kalau ada istilah workaholic, salah satunya adalah kita (Muhammadiyah-red). Saya ingin, yang muda-muda tetap meneruskan nilai-nilai ini. Sehingga Muhammadiyah terus berkembang dan tumbuh untuk kepentingan umat. Yang muda jangan ragu untuk melanglang bumi, termasuk ke Australia misalnya. Bisa jadi guru di sana, karena kita sedang proses membangun sekolah. Gajinya, kalau dirupiahkan 25 juta rupiah lho,” kata Dahlan.

 Ketua panitia Ustad Budi Setiawan mengatakan, merangkai kegiatan Hari BerMuhammadiyah ini juga digelar kegiatan penyaluran dana tasyaruf infaq dari pegawai PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.

 Sebelum kegiatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, kegiatan serupa juga dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

“Diawali dengan Apel Hari Muhammadiyah pagi hari, disusul dengan baksos khususnya untuk sekolah inkklusi untuk menjangkau kaum difabel di Yogyakarta,” imbuhnya. (*)