Penduduk Kebumen dengan Pengeluaran di Bawah Garis Kemiskinan Mencapai 15,71 Persen

Penduduk dengan kategori miskin tidak bisa membeli 52 jenis kebutuhan dasar.

Penduduk Kebumen dengan Pengeluaran di Bawah Garis Kemiskinan Mencapai 15,71 Persen
Belanja kuliner, salah yang sulit diakses penduduk miskin sehingga pengunjung Pusat Kuliner Kapal Mendoan belum sesuai harapan pedagang. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan pendekatan Angka Pengeluaran (AP) penduduk untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk.

"Garis kemiskinan di Kabupaten Kebumen ditentukan dari angka pengeluaran kurang dari Rp 471.824 per kapita per bulan," ungkap Danisworo, Kepala BPS Kebumen, kepada koranbernas.id, Kamis (6/3/2025).

Dia menjelaskan, dengan menggunakan pendekatan angka pengeluaran, BPS setiap tahun mengadakan sensus terbatas dengan responden terpilih. "Tahun lalu jumlah responden 900 rumah tangga," kata Danisworo.

Sedangkan jumlah rumah tangga di Kebumen 400 ribu lebih. Berdasarkan kegiatan itu, di Kabupaten Kebumen penduduk dengan angka pengeluaran kurang dari Rp 471.824 per orang per bulan dikategorikan miskin. Penduduk dengan kategori miskin tidak bisa membeli 52 jenis kebutuhan dasar, dalam jumlah yang lebih dari Rp 471.824 per bulan, salah satunya disebabkan harga dari sebagian jenis kebutuhan dasar naik.

Lebih sedikit

"Penduduk dengan angka pengeluaran di bawah garis kemiskinan tidak bisa membeli atau membeli dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok penduduk sejahtera," ujarnya.

Danisworo mengatakan, upaya untuk mengurangi angka kemiskinan, bisa saja dengan memperbanyak lapangan usaha, pemerataan pembangunan hingga ke pedesaan, seperti komitmen Bupati Kebumen Hj Lilis Nuryani, sehingga pendapatan per kapita penduduk meningkat, salah satu cara mengurangi angka kemiskinan.

Dengan pendekatan Angka Pengeluaran, lanjut dia, pengendalian harga 52 jenis kebutuhan dasar masyarakat, seharusnya menjadi prioritas pemerintah kabupaten/kota.

Disebutkan, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar cukup masif oleh Pemkab Kebumen bisa meningkatkan angka pengeluaran penduduk.

Angka pengeluaran

"Seharusnya gerakan yang menjual komoditi kebutuhan dasar penduduk bisa lebih meningkatkan angka pengeluaran penduduk," katanya.

Berdasarkan data penurunan persentase angka kemiskinan, Kabupaten Kebumen dinilai berhasil mengurangi angka kemiskinan. Tahun 2023 persentase penduduk miskin di Kebumen mencapai 16,34 persen. Tahun 2024 menurun menjadi 15,71 persen.

Data yang diperoleh koranbernas.id dari BPS, diketahui garis kemiskinan di kabupaten/kota di Jateng, angka pengeluaran di bawah garis kemiskinan Kebumen bukan terendah.

Terdapat 14 kabupaten dengan pengeluaran per kapita per bulan lebih rendah dibandingkan Kebumen namun hingga sekarang persentase penduduk miskin di Kebumen tertinggi di Jateng atau ranking 35. (*)