Pendidikan Generasi Penerus Bangsa Terbantu Lewat Sedekah Saham

Beasiswa UKT meringankan biaya pendidikan di kampus.

Pendidikan Generasi Penerus Bangsa Terbantu Lewat Sedekah Saham
Simbolisasi penyerahan beasiswa sedekah saham di UGM. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id) 

KORANBERNAS.ID ,SLEMAN - Sedekah saham dari Henan Putihrai Sekuritas (HPS) melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Dana tersebut didistribusikan untuk program Beasiswa Cendekia BAZNAS, membantu mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu dalam meraih cita-cita mereka.

Penyaluran sedekah saham dan pembinaan pertama Beasiswa Cendekia BAZNAS tahun ini dilangsungkan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara dihadiri oleh Pimpinan BAZNAS RI, perwakilan HPS, dan UGM.

Rizaludin Kurniawan, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan, mengapresiasi komitmen HPS dalam mendukung pendidikan.

"Kerja sama ini membuka peluang bagi para pelaku pasar modal untuk bersedekah dan berzakat, termasuk melalui saham," tuturnya Kamis (22/2/2024).

Sedekah saham HPS disalurkan melalui aplikasi HPX, platform digital yang memudahkan investor untuk beramal. Sa'idah Sakwan, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, menjelaskan bahwa dana tersebut akan sangat membantu program Beasiswa Cendekia BAZNAS.

"Sejak 2016, program ini telah mencetak generasi muda unggul dan berakhlak mulia. Kami harap para penerima beasiswa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dan menjadi agen perubahan bagi bangsa," ujar Sa'idah.

Astri Faizati, Head of Marketing, Sharia and Customer Care HPS, menyampaikan rasa terima kasih kepada BAZNAS atas kerjasamanya.

"Penyaluran sedekah saham ini merupakan bentuk transparansi kepada nasabah bahwa ZISWAF mereka telah disalurkan kepada yang membutuhkan," terangnya.

Kerjasama HPS dan BAZNAS diharapkan terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa. Beasiswa Cendekia BAZNAS menjadi bukti bahwa sedekah, sekecil apapun, dapat memberikan dampak besar bagi masa depan generasi penerus bangsa.

Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan UGM, Sindung Tjahyadi, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu meringankan beban biaya kuliah bagi para mahasiswanya.

"Secara statistik, sekitar 35-40 persen mahasiswa sebenarnya membutuhkan beasiswa, termasuk untuk membayar UKT. Di sisi lain, UGM memiliki kebijakan tidak boleh ada mahasiswa yang putus kuliah karena tidak bisa bayar kuliah," ungkap Sindung.

Untuk itu, UGM melakukan pemetaan jumlah mahasiswa yang tidak bisa membayar UKT. Pihak kampus mengajak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mencari teman-teman mereka yang kesulitan membayar kuliah.

"Karena kan ada juga mahasiswa yang hanya coba-coba [cari keringanan pembayaran ukt meski sebenarnya mampu secara ekonomi. Jadi tiap fakultas itu, bem kita libatkan karena mereka tahu mana yang sebenarnya layak menerima beasiswa atau tidak. Dari laporan itulah kita carikan. Kalau yang tidak terdeteksi, kita juga menyediakan," ungkapnya.

Sindung menambahkan, pihak kampus tidak bisa terus menerus membantu mahasiswa mendapatkan keringanan pembayaran UKT. Sebab kampus juga membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit.

"Salah satu solusinya adalah mencari beasiswa dari berbagai pihak. Tak hanya dari pemerintah namun juga instansi-instansi lainnya untuk membantu mahasiswanya," tandasnya.(*)