Pendek Belum Tentu Stunting Tapi Anak Stunting Pasti Pendek

Dari 100 balita ada 24 anak yang stunting. Ini menjadi permasalahan sehingga pada tahun 2024 diupayakan turun.

Pendek Belum Tentu Stunting Tapi Anak Stunting Pasti Pendek
Penilaian menu yang disajikan KPM PKH pada lomba kreasi gizi isi piringku tingkat Kecamatan Prambanan di Kantor Desa Kemudo, Jumat (16/8/2024). (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dissos P3APPKB) terus berupaya menurunkan kasus stunting di tahun 2024.

Berbagai upaya dilakukan dengan melibatkan banyak pihak disertai harapan kasus tersebut bisa diturunkan atau setidaknya sesuai target pemerintah yang hanya 14 persen pada tahun 2024.

Upaya-upaya yang telah dilakukan di antaranya membentuk TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) desa hingga kabupaten, penyuluhan perkawinan bagi calon pengantin di KUA (Kantor Urusan Agama), kegiatan lomba kreasi gizi isi piringku dan forum rembuk stunting di desa-desa.

Meski upaya tersebut tidak henti-hentinya dilakukan namun kasus stunting di Klaten masih cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 2023 yang di-publish tahun 2024, prevalensi stunting di Klaten masih 24,5 persen.

Sinung Nugroho (kanan) didampingi Tomisila Aditama dan Kades Kemudo bersama pemenang lomba kreasi gizi isi piringku. (masal gurusinga/koranbernas.id)

Artinya, dari 100 balita ada 24 anak yang stunting. Ini tentu menjadi sebuah permasalahan sehingga pada tahun 2024 diupayakan bisa turun.

Sekretaris Dissos P3APPKB Klaten, Sinung Nugroho mengatakan targetnya 14 persen sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Saat menyampaikan arahan pada lomba kreasi gizi isi piringku tingkat Kecamatan Prambanan di Kantor Desa Kemudo, Jumat (16/8/2024), Sinung Nugroho mengemukakan anak yang postur tubuhnya pendek belum tentu stunting, tapi anak yang stunting pasti postur tubuhnya pendek.

"Fokus stunting bukan pada ukuran fisik pendek, tapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersama dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak," kata Sinung.

Perkembangan otak

Ditambahkan, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan masa penting bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Porsi makanan untuk anak juga harus benar-benar diperhatikan.

Porsi isi piring untuk bayi umur hingga dua tahun, kata dia, makanan pokok 35 persen, lauk pauk 35 persen serta sayur dan buah 25 persen. Sedangkan porsi isi piring untuk balita makanan pokok 35 persen, lauk pauk 35 persen serta sayur dan buah 30 persen.

Plt Camat Prambanan Tomisila Aditama menjelaskan di wilayah Prambanan masih ada kasus stunting. Salah satu faktor penyebab adalah pola makan bergizi, di samping pola asuh anak dan faktor lain. “Stunting akan berdampak pada kecerdasan anak,” ungkapnya.

Lomba kreasi gizi isi piringku tingkat Kecamatan Prambanan yang digelar Dissos P3APPKB Klaten dan pendamping PKH diikuti 16 tim KPM PKH seluruh desa di Kecamatan Prambanan.

Juara pertama

Masing-masing tim menyajikan menu yang disarankan dan selanjutnya dinilai oleh tim yang beranggotakan perwakilan dari kecamatan, puskesmas dan PLKB.

Pada lomba yang juga dihadiri kepala desa se-Kecamatan Prambanan dan unsur Forkompimcam Prambanan tersebut tampil sebagai juara pertama KPM PKH Desa Randusari untuk selanjutnya maju pada lomba tingkat kabupaten pada 21 Agustus 2024 di Grha Bung Karno Klaten. (*)