Penampilan Opick Menghasilkan Donasi Rp 436,1 Juta

Penampilan Opick Menghasilkan Donasi Rp 436,1 Juta

KORANBERNAS.ID--Sebanyak 1.000 peserta dari 40 sekolah yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam terpadu (JSIT) DIY menggelar Kemah Wilayah Istimewa di komplek perkemahan Candi Prambanan Sejak Kamis (7/11/2019) dan ditutup Sabtu (9/11/2019) sore.

Agenda diawali dengan pelantikan Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Satuan Komunitas (Sako) Sekolah Islam Terpadu (SIT) oleh KaKwarda DIY GKR Mangkubumi pada Kamis (7/11/2019) sore.

Mereka yang dilantik adalah Ketua Harman Spd, MM, Sekretaris Triadmoko S.Pd,Si, M.Pd, Bendahara Ulfi Fatkhiyah Mahmud S.Ag dengan anggota DR Sudiyanto, DR Ikhsanul Fuadi M.Pd.i dan Drs Ahmad Burhani, M.Si.

Dilanjutkan dengan upacara pembukaan yang diikuiti semua peserta.

“Saya berharap adanya kemah ini akan melatih kemandirian dari peserta,” kata Gusti Mangkubumi.

Setelah upacara pelantikan dilanjutkan beragam kegiatan perkemahan. Pada Jumat (8/11/2019) malam digelar pentas amal dihibur oleh penyanyi religi Opick, yang mampu menyedot ribuan penonton sehinggan Lapangan Siwa Candi Prambanan penuh sesak.

Dalam malam pengumpulan dana tersebut terkumpul donasi Rp 436,1 juta. Selanjutnya dana akan disalurkan ke beberapa lokasi bencana kekeringan di DIY, gempa Maluku, kebakaran hutan di Riau dan Lampung serta daerah lain yang membutuhkan bantuan karena bencana.

“Kalau untuk Yayasan Ar Raihan Bantul turut menyumbangkan donasi 16,9 juta yang diserahkan ibu Mutmainah saat acara berlangsung,”kata Dewan Pembina Yayasan Agus Effendi SE, Sabtu (9/11/2019).

Ketua Panitia Zuharmin mengatakan kemah bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya lokal. Sehingga dalam agenda kegiatan ada pentas seni dari peserta.

“Selain seni budaya juga diisi dengan kegiatan peningkatan keimanan bagi para peserta. Sehingga banyak juga kegiatan keagamaan,” kata guru SDIT Insan Mulia Bambanglipuro, Bantul tersebut.

Siswa yang berkemah baik SD IT dan SMP IT itu diharapkan juga bisa terlatih dan mandiri. Maka mereka saat berkemah selama tiga hari tidak boleh ditengok. Mereka juga harus masak dan menyediakan konsumsi sendiri dengan pendampingan kakak pembina.

“Selain itu sekarang adalah era teknologi. Maka agar siswa tidak gagap di era 4.0 dalam kemah istimewa kita menggunakan teknologi dan memodifikasi kegiatan dalam kemah kepramukaan. Jadi untuk perintah kegiatan kita menggunaka WhatsApp yang dipegang oleh pendamping.

“Yang pegang HP adalah pendamping. Kalau para siswa tidak membawa HP,” katanya. (SM)