Pemuda Pancasila Banyak Tinggalkan Cerita, Siap Berubah agar Dicintai Rakyat

Pemuda Pancasila Banyak Tinggalkan Cerita, Siap Berubah agar Dicintai Rakyat

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP),  Ahmad H M Ali, mengakui organisasi yang dilahirkan pada masa Orde Lama ini banyak meninggalkan cerita. Jajaran MPN di bawah kepemimpinan Japto Soerjosoemarno sudah bertekat siap melakukan perubahan.

“Saya tidak menutup mata, dalam perjalanan organisasi Pemuda Pancasila banyak catatan. Itu kami sadari dan kami tahu, ke depan Pemuda Pancasila akan melakukan perubahan untuk menempatkan organisasi ini di hati masyarakat. Pemuda Pancasila harus mampu berdiri di tengah-tengah kepentingan rakyat, harus berani menjadi pelindung rakyat,” ungkap Ahmad H M Ali saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) VII Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila DIY, Minggu (28/8/2022), di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Lebih lanjut, Ahmad Ali yang juga anggota DPR RI itu menegaskan pihaknya menyadari, yang abadi di dunia ini adalah perubahan. “Ketua Umum selalu meminta kader untuk berubah. Hari ini dan hari esok harus lebih baik dari hari kemarin,” kata dia.

Kepada wartawan dia mengakui ada sejumlah catatan hingga membuat masyarakat menjadi takut kepada Pemuda Pancasila. Ibarat jika ingin hidup 1.000 tahun lagi, saatnya kader Pemuda Pancasila berubah untuk membawa organisasi ini agar dicintai oleh rakyat.

Kader, tegasnya sebagaimana disampaikan setiap kali MPN menghadiri muswil termasuk yang ke-22 di Provinsi DIY dari 35 provinsi di Indonesia, tidak boleh menyakiti rakyat melainkan harus menjadi teladan di masyarakat. Selain itu, juga harus mampu dan berani berteriak di tengah penderitaan masyarakat.

“Kami menyadari apa yang salah pada masa lalu dan kami meminta masyarakat Indonesia memberikan kesempatan untuk berubah, karena sesuatu yang pasti adalah perubahan. Tidak ada yang sempurna di muka bumi,” harapnya.

Wakil Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila,  Ahmad H M Ali (tengah) bersama Faried Jayen Soepardjan dan Yuni Astuti. (istimewa)

Dia menegaskan, muswil bukan sekadar menggugurkan kewajiban organisasi per lima tahun sekali.

Khusus kepada seluruh kader Pemuda Pancasila DIY, Ahmad HM Ali berpesan mengingat Yogyakarta sarat sejarah maka kader organisasi ini tidak bisa lepas dari adat istiadat dan budaya, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. “DIY kaya budaya dan tata krama, maka Pemuda Pancasila harus mampu menjaga dan menghormati nilai-nilai kultural itu,” kata dia.

Di tempat yang sama, Ketua MPW PP DIY Faried Jayen Soepardjan menegaskan muswil bukan akhir tetapi awal perjuangan. Siapa pun ketua yang terpilih harus mampu menjalankan hasil muswil, bukan hanya berupa tulisan di atas kertas melainkan diwujudkan ke dalam program.

“Muswil itu amanah yang harus kami lakukan, evaluasi kinerja lima tahun lalu dan program lima tahun ke depan,” kata Jayen.

Sedangkan Ketua Panitia Muswil VII Pemuda Pancasila DIY, Yuni Astuti, memberikan apresiasi kepada tamu undangan yang menghadiri gelaran pesta lima tahunan tersebut.

Pembukaan Muswil bertema membentuk kader transformatif untuk Jogja Istimewa kali ini juga dihadiri peserta utusan dari 78 kecamatan maupun MPC kabupaten/kota se-DIY. Acara pembukaan dimeriahkan pentas tari. Tampil pula seorang qari nasional melantunkan Kalam Ilahi. (*)