Pembuatan Mi Sorgum Terkendala Bahan Baku yang Mahal
Sorgum sebagai pengganti gandum bisa diolah sebagai sumber makanan rakyat Indonesia.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI mencatat setiap tahun Indonesia masih mengimpor gandum 11 juta ton. Dilakukan berbagai langkah dalam rangka mengurangi angka ketergantungan negara ini terhadap pasokan gandum luar negeri.
Salah satunya adalah penggunaan bahan baku lokal sebagai pengganti gandum dan bisa diolah sebagai sumber makanan rakyat Indonesia. Gandum merupakan bahan baku utama mi yang menjadi makanan favorit.
"Upaya yang dilakukan oleh Bapanas adalah bagaimana mengurangi ketergantungan gandum dan memanfatkan bahan lokal yakni sorgum yang bisa diolah menjadi tepung dan menjadi bahan pembuatan mi," kata Almira, pendamping UMKM "Alif Mangir" Dusun Mangir Lor Kalurahan Sendangsari Pajangan Bantul.
Saat menerima kunjungan Bapanas RI serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY di tempat usaha mi basah binaannya milik Mujiman, Jumat (31/5/2024) sore, dia menjelaskan cantel atau gandrung atau umumnya dikenal sebagai sorgum selama ini dikenal sebagai tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri (alkohol dan biofuel).
Kunjungan Bapanas RI ke produksi mi basah berbahan sorgum di UMKM Alif Mangir Sendangsari Pajangan Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Sebagai bahan pangan, cantel berada pada urutan kelima di dunia setelah gandum, jagung, padi dan jelai. Sorgum merupakan tanaman serealia yang berasal dari Afrika Timur.
Hanya saja yang menjadi kendala, menurut Almira, harga tepung sorgum masih tergolong tinggi yakni Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan tepung gandum pada kisaran Rp 10 ribu per kilogram kendati harganya juga sempat naik saat ada perang Rusia-Ukraina.
Almira berharap dari Bapanas RI bisa memberikan bantuan peralatan kepada usaha Alif Mangir. Selain alat baru pembuatan mi karena alat yang lama sudah tua, juga berharap bisa ada bantuan alat pembuat tepung sorgum.
"Kalau ada alatnya kami bisa membuat tepung sendiri dan pasti harganya jauh lebih murah dari harga pasaran," kata Almira.
Bahan bakunya berasal dari petani gumuk Pasir Parangtritis yang menjadi binaannya. Sorgum juga ditanam di wilayah Sleman dan Gunungkidul.
Komposisi 50 persen
Hanya saja proses pembuatan mi tidak bisa gandum diganti dengan sorgum 100 persen. Tapi komposisinya gandum 50 persen, sorgum 40 persen dan kanji 10 persen. "Kami mengurangi gandumnya 40 persen," kata Almira.
"Saya sudah melakukan percobaan beberapa kali, komposisi itu yang paling bagus. Jika sorgumnya lebih dari 50 persen, mi pecah atau patah-patah saat direbus," lanjutnya.
Karena harganya yang masih mahal, maka penggunaan bahan baku tepung sorgum untuk pembuatam mi baru 5 kilogram sehari dan dilakukan sekitar tiga bulan lalu usai UMKM ini mendapat pelatihan.
Jika menggunakan tepung terigu sehari mampu menghabiskan 1,5 kuintal. Mi basah itu digunakan untuk bahan baku mi ayam. Mi ayam berbahan sorgum adalah wujud penganekaragaman konsumsi pangan dengan membudayakan pola konsumsi Pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
Tanpa pengawet
"Olahan sorgum tidak menggunakan bahan pengawet sehingga sangat aman dikonsumsi. Sorgum terkenal memiliki tingkat kandungan serat atau fiber jauh lebih banyak dibandingkan beras sehingga durasi kenyang ketika memakan sorgum lebih lama. Ini sangat baik untuk dikonsumsi bagi mereka yang sedang diet," kata Almira.
Sorgum juga kaya manfaat karena biji sorgum sebagai bahan baku tepung sorgum mengandung banyak nutrisi. Seperti vitamin B, magnesium dan antioksidan seperti flavonoid, asam fenolik, serta tanin. Terlebih lagi, setengah cangkir sorgum menyediakan lebih dari 7 gram serat atau sekitar 25 persen dari kebutuhan harian.
Mujiman mengatakan usahanya ini sudah dirintis sejak tahun 1991. Produksi mi basah miliknya untuk memasok penjual mi ayam di 30 titik wilayah DIY.
Harga jual mi basah berbahan gandum Rp 14.000 tiap kilogram. Untuk mi sorgum dijual Rp 22.000 tiap kilogram sehingga harga jual mi ayam berbahan baku sorgum sedikit lebih mahal dari mi ayam biasanya.