Pembelajaran di tengah Pandemi Covid-19

Pembelajaran di tengah Pandemi Covid-19

MELONJAKNYA kasus positif Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah harus berpikir keras untuk tetap mengadakan pembelajarn di tengah pandemi Covid-19. Setelah kasus positif Covid-19 pertama diumumkan, kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Hal ini tentu saja membuat masyarakat menjadi khawatir akan penyebaran virus. Begitupun dengan pemerintah yang langsung mengambil kebijakan-kebijakan untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19).

Banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Salah satunya kebijakan di dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah yaitu meliburkan sekolah-sekolah saat pertama kali virus ini masuk ke Indonesia. Pada awalnya pemerintah hanya mengambil kebijakan untuk meliburkan sekolah-sekolah selama dua minggu, sesuai dengan masa inkubasi virus corona ini. Namun, ternyata setelah dua minggu sekolah-sekolah diliburkan tidak ada kabar baik tetapi justru semakin banyak orang-orang yang terpapar virus ini. Bahkan hingga saat ini terdapat sekitar 160 ribu jiwa yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Dilansir dari health.detik.com, Jumlah kasus positif virus Corona Covid-19 di Indonesia bertambah 2.306 pada Rabu (26/8/2020). Total kasus positif mencapai 160.165, sembuh 115.409, dan meninggal 6.944.

Di tengah wabah Covid-19, pemerintah kembali mengambil kebijakan yaitu pembelajaran jarak jauh atau daring. Kebijakan ini tentu sangat efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Namun, banyak siswa yang mengeluhkan tentang pembelajaran jarak jauh. Tidak hanya siswa, namun mahasiswa pun banyak yang mengeluhkan tentang kebijakan pembelajaran jarak jauh. Pada kenyataannya sistem pembelajaran jarak jauh ini justru membuat murid menjadi malas untuk belajar dan juga murid menjadi sering membolos pelajaran.

Lalu bagaimana dengan isu pembelajaran jarak jauh yang akan menjadi permanen? Dilansir dari laman kompasiana.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ)  dapat diterapkan permanen meskipun wabah Covid-19 telah berakhir. Mendikbud mengklaim bahwa pihaknya tengah menyiapkan kurikulum dan modul pendidikan berbasis jarak jauh atau PJJ. Dalam rapat kerja dengan komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta Kamis, 2/7. Kebijakan yang ditetapkan oleh Mendikbud tersebut pasti menuai pro dan kontra, terutama di kalangan pelajar. Namun tidak hanya di kalangan pelajar saja, tetapi orang tua atau wali murid juga.

Banyak yang berpendapat bahwa sistem pembelajaran jarak jauh atau daring ini tidak efektif karena materi yang didapat tidak jelas. Materi yang disampaikan tidak sepenuhnya dipahami oleh murid. Tidak hanya itu saja, tetapi pembelajaran jarak jauh ini juga berdampak pada perekonomian. Para murid harus membeli kuota internet agar bisa mengikuti pembelajaran dengan lancar. Padahal pada saat ini perekonomian di Indonesia sedang melemah. Lalu bagaimana dengan mereka yang berada di daerah terpencil? Yang susah untuk mendapatkan sinyal? Apakah itu semua sudah dipertimbangkan oleh Mendikbud? Banyak murid yang harus pergi ke atas gunung bahkan mereka harus naik ke atas pohon agar bisa mendapatkan koneksi internet yang stabil, agar bisa mengikuti pembelajaran dengan lancar. Hal itu dapat membahayakan para murid. Pembelajaran jarak jauh pasti membutuhkan banyak pertimbangan. "Prioritas utama pemerintah adalah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19," jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam taklimat media Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, di Jakarta, Jumat (07/08) (cnbcindonesia.com, 2020)

Sebenarnya tentu saja, pembelajaran dengan tatap muka-lah yang efektif. Namun, jika dilihat dengan keadaan seperti ini, sistem pembelajaran jarak jauh atau daring adalah pilihan yang tepat untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. *

Fajar Faranita Adhiningtyas

Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta