Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo Dikeluhkan Warga Klaten

Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo Dikeluhkan Warga Klaten

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo di Kabupaten Klaten dikeluhkan banyak pihak. Meski proyek tersebut merupakan proyek strategis nasional (PSN) namun dampak negatifnya tetap dirasakan warga. Karenanya, warga meminta pelaksana proyek di lapangan agar mendengarkan keluhan warga sekitar.

Dampak negatif yang sangat dirasakan warga sekitar maupun pengguna jalan adalah polusi udara atau debu. Sekedar diketahui, pelaksana proyek jalan tol membuang tanah galian dari lokasi proyek ke tempat lain.

Proses pembuangan tanah galian tersebut menggunakan puluhan bahkan ratusan dump truk melewati jalan kampung dan jalan kabupaten. Selama dalam perjalanan tidak sedikit muatan tanah yang jatuh di jalan yang otomatis menimbulkan debu.

Jika hujan turun, kondisi jalan licin. Sebaliknya jika kemarau yang ada abu. Selain itu banyaknya truk yang lalu lalang juga mengganggu arus lalu lintas. Kondisi inilah yang dikeluhkan warga.

Seperti yang terjadi pada proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo di wilayah Desa Gatak Kecamatan Ngawen. Beberapa hari ini, di wilayah itu sedang ada aktivitas menggali tanah untuk proyek jalan tol. Tanah galian yang tidak digunakan dibuang ke tempat lain menggunakan dump truk.

Rute yang dilalui dump truk muatan tanah galian itu Desa Gatak, Manjung, Karanglo Klaten Selatan dan Gayamprit Klaten Selatan.

"Kemarin-kemarin sebelum dimulai menggali tanah, kampung kami dan jalan ini nyaman dan tidak berabu. Tapi sekarang abu di mana-mana. Jalan juga banyak tanah dan lalu lintas terganggu," kata Iwan, warga Desa Gatak Kecamatan Ngawen, Selasa (6/9/2022).

 

Senada diungkapkan Tedy, warga Desa Manjung Kecamatan Ngawen. Desa Manjung bersebelahan dengan Desa Gatak. Meski bersebelahan namun Desa Manjung terkena dampak polusi udara.

"Yang paling parah debunya di jalan depan masjid At Taqwa. Kalau dump truk itu lewat, abunya tebal sekali sampai-sampai tidak bisa melihat yang ada di depan," ujarnya.

Keluhan warga itu kata mereka, sudah di laporkan kepada pemerintah desa setempat untuk segera ditindaklanjuti.

Kepala Desa Gatak Agus Budi Santoso saat dikonfirmasi melalui telepon membenarkan adanya komplain warga terkait debu dari proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo. Menindaklanjuti komplain warga tersebut kata dia, pihaknya telah menyampaikan kepada pelaksana proyek dan sudah ditindaklanjuti.

"Benar ada komplain dari warga. Khususnya debu. Tapi kami sudah menyampaikan kepada pihak tol dan sudah di siram air," kata Agus.

Meski penyiraman sudah dilakukan namun debu masih saja ada. Pasalnya, penyiraman dilapangan pagi hari dan truk muatan tanah yang melintas dari pagi hingga malam hari. (*)