Pelukis Kulonprogo Bangun dari Tidur yang tidak Elok

Pelukis Kulonprogo Bangun dari Tidur yang tidak Elok

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Pameran Seni Rupa “Gugah” yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo di Exhibition Hall Taman Budaya Kulonprogo dibuka Jumat (10/12/2021) malam.

Acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Bupati Kulonprogo Fajar Gegana, Ketua DPRD Kulonprogo Ponimin, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Anggota DPRD DIY Novidha Kartika Hadi, Kejari Kulonprogo Hendri Utomo, Danramil Pengasih Kapten Inf. Andik Setyawan, Kapolsek Pengasih Kompol Topo Subroto.

Novidha dalam sabutannya mengatakan, seni merupakan sebuah informasi adanya budaya kita, dan seni adalah ekploitasi dari budaya kita.

“Intinya bahwa untuk melihat budaya, kita bercermin dari seni itu sendiri,” kata Novidha.

Lebih lanjut Novidha menyampaikan, bahwa saat ini Kulonprogo mempunyai Bandara YIA, ini merupakan pintu masuk bagi tamu dalam negeri maupun mancanegara.

“Kulonprogo sendiri masyarakatnya sangat luarbiasa ekspektasinya dalam menyambut pameran lukisan. Seperti ketika beberapa saat yang lalu ada kegiatan Kulonprogo Maneka Warna. Di sini sangat dibutuhkan tempat Galeri Seni yang representatif guna mewadahi seniman lokal Kulonprogo yang semakin berkembang,” imbuh Novidha.

Kurator Seni Rupa asal Kulonprogo Samsuri mengatakan, bahwa kegiatan ini bertema “Gugah” Kulonprogo Annual Art 2021 yang berarti bangun dari tidur pulas yang sangat tidak elok.

“Sudah saatnya semua bangkit tergugah bertemu kenyataan yang tidak bisa dihindari. Ketika ketertinggalan, kezaliman, ketidakadilan, kemiskinan, ketimpangan sosial dan anti keberagaman menjangkiti suatu bangsa, para perupa sudah terbiasa hadir sebagai penyejuk dan pendamai yang solutif. Bukan sebaliknya (malah) hadir sebagai gerakan profokatif yang kurang berpihak pada kedamaian negeri tercinta,” kata Samsuri.

Samsuri mengingatkan, bahwa di Kulonprogo terdapat Forum Seni Rupa Kulonprogo yang beranggotakan 50 perupa. Mereka berpotensi hebat untuk menuju wilayah seni rupa yang menghidupi. 

“Betapa tidak, di samping kualitas karya-karyanya yang relatif memadai, kelak Kulonprogo sudah menjadi sunnahNya menjadi kota metropolis yang berkemajuan. Dua faktor ini merupakan faktor yang sangat beralasan untuk menjadikan majunya seni rupa Kulonprogo,” ingat Samsuri.

Wakil Bupati Kulonprogo Fajar Gegana menyambut baik dan sangat mengapresiasi pameran seni rupa yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kulonprogo bekerja sama dengan Perupa Kulonprogo.

“Diharapkan ajang ini akan memberikan gambaran bagi para pecinta seni rupa, baik Kulonprogo maupun luar Kulonprogo, untuk menikmati karya maupun melelang hasil karya tersebut, sehingga akan berdampak pada perekonomian Perupa Kulonprogo,” ungkap Fajar Gegana.

Perupa asal Kulonprogo Teguh Paino  menampilkan sebuah karya kontemplasi yang berjudul  “Tanah akan Kembali ke Tanah”.

“Bagaimana menyikapi sebuah kematian, bahwa hidup di dunia ini ada awal dan akhir. Garis besarnya harus eling dan waspada, hidup tidak abadi. Ini adalah sebuah karya kontemplasi,” kata Teguh Paino.

Teguh Paino membandrol karya lukisannya sebesar Rp. 30 juta.

Seniman lain yang menampilkan karyanya adalah Agung Menoreh, Agus Riyanto, Ali Subkhan, Angga Sukma P, Ariswan Adhitama, Ariyanto. Selain itu, ada juga Dean Adhi W, Dwi Suyamto, Erwan S, Frans Gupita, Freddie S. Widodo, Gana, Gunawan A, Hambali, Hanang BS, Heru Fitoyo, Irfan Kusworo, Mamik Slamet. Juga, Mozes E, Muh Darmadi, Muh Faisol, Ninik P, Nuriyah WA, Arief Yun, Rohmat Mustofa, Samto, Setiagit, Sigit Pardiyanto, Suhardi, Sukendar, JDSJ,  Tri Winanto, Vendi Anton N, Winarni, Wisnu Harjuno, Yurisa Adhi.

Pameran ini juga diikuti seniman tamu yaitu Pupuk Daru Purnama, Suharmanto, dan Yaksa Agus. Pameran dibuka mulai pukul 09.00 hingga 21.00. (*)