Peduli Kesehatan Mata Anak, Lions Club MM Gelar Pemeriksaan Gratis
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Mata adalah salah satu organ indera yang penting bagi manusia. Melalui mata yang sehat kita mendapatkan banyak informasi tentang objek yang ada di sekitar. Masyarakat, terlebih anak-anak perlu mengetahui kesehatan mata sejak dini.
Peduli dengan hal tersebut, Lions Club Manggala Mataram Yogyakarta melaksanakan pemeriksaan mata gratis untuk anak usia sekolah demi untuk memastikan kesehatan inidera penglihatan ini. Acara yang diikuti oleh ratusan anak Panti Asuhan Brayat Pinuji, Boro, Kulonprogo, Yogyakarta pada Sabtu (5/2/2022).
Selain memberikan layanan pemeriksaan mata secara gratis, Lions Club Manggala Mataram Yogyakarta bersama Dokter ahli mata RSUP Dr Sardjito juga melaksanakan operasi katarak untuk masyarakat yang membutuhkan pengobatan.
Project Officer Lions Club Yogyakarta Manggala Mataram, Lucky Nurhadi Kurniawan mengungkap kegiatan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata merupakan salah satu dari banyak program yang dilakukan. Menurutnya, pemilihan anak-anak di panti asuhan tak lepas dari harapan besar Lions Club Manggala Mataram Yogyakarta agar mereka bisa tumbuh dengan maksimal dan menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.
“Ini kegiatan lima pilar Lions Club sebagai kepedulian menanggulangi kebutaan. Di panti asuhan, kami tuju anak-anak sebagai generasi pemimpin bangsa ke depan. Harapannya, mereka jadi sosok yang berkualitas. Kali ini pemeriksaan diikuti 115 anak terbagi dari putra-putri di Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro,” terangnya.
Menurut Lucky, pihaknya sudah beberapa kali melaksanakan pemeriksaan mata gratis untuk masyarakat. Selain memastikan kesehatan mata, mereka juga melaksanakan operasi katarak untuk masyarakat yang membutuhkan pengobatan.
Sementara Catharina Tersierra Rossa, Koordinator Global Service District 07-B2 Lions Club Manggala Mataram menambahkan, pihaknya selama ini telah melakukan berbagai kegiatan seperti gerakan untuk kanker anak, kesehatan mata, lingkungan hidup juga peduli diabetes. Berbagai kegiatan sosial akan terus dilakukan ke depan untuk membantu masyarakat memiliki kehidupan lebih baik ke depan.
“Kami terus melakukan berbagai gerakan seperti kanker anak, mata, lingkungan hidup dan diabetes. Kemarin kami juga melaksanakan donor darah mendapatkan 310 kantong," lanjutnya.
Dalam membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, Lions Club Manggala Mataram Yogyakarta telah melakukan vaksinasi, termasuk anak 6-11 tahun sekitar 2000, juga membuat dapur umum untuk shelter Covid serta berperan dalam pembuatan shelter baru di Bantul.
"Kami bekerja di semua kabupaten kota di DIY untuk membantu masyarakat,” imbuhnya.
Sementara Dokter Spesialis Mata RSUP Dr Sardjito, Purjanto Tepo Utomo menambahkan, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi COVID-19 mulai berdampak pada anak-anak usia sekolah. Penggunaan gadget yang berlebihan saat belajar di rumah meningkatkan potensi kelainan refraksi atau gangguan mata hingga kebutaan meningkat lebih dari 10 persen.
"Kemungkinan selama dua tahun ini kelainan refraksi pada anak-anak bisa saja naik lebih dari sepuluh persen karena penggunaan gagdet yang sangat intens setiap harinya saat belajar di rumah," lanjutnya.
Kerusakan mata atau kelainan refraksi pada anak-anak, menurut Purjanto sangat beragam, mulai dari mata minus, silinder, kelopak mata turun hingga kehilangan penglihatan yang mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan atau kebutaan. Potensi kelainan tersebut semakin tinggi bila orang tuanya juga memakai kacamata atau mengalami kelainan refraksi.
"Namun kelainan refraksi tersebut saat ini seringkali tidak terdeteksi. Sebab banyak orang tua yang tidak membawa anaknya periksa kesehatan mata apalagi selama pandemi ini," imbuhnya.
Purjanto mengungkapkan, sebenarnya deteksi kelainan refraksi ini bisa dilakukan sejak dini. Anak-anak bisa diajarkan untuk mengatur kesehatan matanya secara sederhana. Setiap 20 menit berada di depan gadget, maka selama 20 detik selanjutnya harus melihat ke arah jauh sekitar 20 kaki. Hal ini dilakukan untuk merelaksasi mata agar lebih nyaman.
Selain itu gaya hidup sehat juga perlu diajarkan pada anak-anak. Sebab kelainan refraksi ini sudah bisa terjadi sejak anak-anak prasekolah. Untuk itu pemeriksaan mata secara dini lebih baik dilakukan agar ketika ada permasalahan bisa dideteksi, dikoreksi dan langsung dilakukan tindakan.
"Karenanya sejak anak-anak prasekolah perlu diperiksakan tajam penglihatannya. Termasuk saat anak-anak sudah bisa diajak berkomunikasi untuk mengetahui secara pasti gangguan yang dialami," ungkapnya.(*)