PCNU Keberatan Bendera NU Ada di Aksi Unjukrasa Warga Tolak Quarry

PCNU Keberatan Bendera NU Ada di Aksi Unjukrasa Warga Tolak Quarry

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purworejo KH Farid Solihin, merasa keberatan adanya bendera berlogo Nahdatul Ulama (NU) di tengah-tengah unjuk rasa masyarakat Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, di Pengadilan Negeri Tata Usaha (PTUN) Semarang, Senin (16/8/2021).

Menurutnya, dalam unjuk rasa yang digelar masyarakat Desa Wadas ini, pihaknya tidak tahu menahu. Penggunaan atribut NU dalam unjuk rasa di PTUN Semarang tanpa izin.

“Intinya penggunaan atribut NU harus izin PCNU tingkat kecamatan. Kami pengurus NU tingkat kabupaten, sehingga tidak tahu siapa pembawa bendera NU tersebut,” ujar Farid yang juga bertugas sebagai Kabag TU Kementerian Agama Kabupaten Purworejo, di ruang kerjanya, Rabu (18/8/2021).

Dia menambahkan, telah memerintahkan PCNU tingkat Kecamatan Bener untuk menertibkan dan memahamkan.

“Untuk memahamkan kepada mereka, agar bisa paham penggunaan atribut NU,” jelasnya.

Menurut Farid, pemanfaatan bendera NU sudah ada ketentuan Peraturan Organisasi (PO).

“Penggunaan atribut NU harus sesuai dengan kegiatan PCNU. Kalau bukan kegiatan PCNU, harap jangan memakai bendera NU, kecuali stiker tidak diatur,” sebutnya.

Sementara itu, Emha Saiful Mujab atau yang akrab disapa Gus Ipul mengatakan, dirinya sangat menyayangkan warga Desa Wadas saat berunjuk rasa di PTUN Semarang membawa bendera NU.

Mantan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor (Badan otonomi dari PCNU), Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, mengapresiasi perjuangan sebagian warga Wadas yang menolak keputusan pemerintah soal penetapan quarry Bendung Bener. Namun Gus Ipul menyayangkan kalau dalam gerakannya warga kontra quarry membawa panji-panji organisasi NU.

“NU itu milik semua golongan termasuk warga Wadas yang menerima quarry pun juga warga NU,” ucapnya.

Lanjut Gus Ipul, jika ada warga menolak silahkan, itu hak setiap warga. Tapi mengklaim kalau penolakan itu didukung NU sangat keliru.

“Mestinya teman-teman Gempa Dewa juga memahami kalau organisasi NU secara struktural merupakan pendukung pemerintah,” tandasnya.(*)