Pasien Positif Covid-19 Bertambah 211 Orang, 50 Diantaranya Dari Sleman

Pasien Positif Covid-19 Bertambah 211 Orang, 50 Diantaranya Dari Sleman

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Penambahan pasien positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta bertambah 211 orang, Sabtu (29/5/2021). Dari jumlah itu, 50 diantaranya berasal dari Kabupaten Sleman, yang belakangan terpicu munculnya kluster-kluster di tingkat Rukun Tetangga (RT).

“Berdasarkan wilayah domisili, 211 pasien positif itu terdiri atas 11 orang asal Kota Yogyakarta, 114 orang asal Kabupaten Bantul, dua orang asal Gunungkidul, 34 orang asal Kulonprogo, serta 50 orang asal Kabupaten Sleman,” kata Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih, Minggu (30/5/2021).

Dalam informasi yang dikirimkan ke media, Berty menambahkan, jika mengacu riwayat kasusnya, 167 pasien hasil penelusuran (tracing) kontak kasus positif, 29 pasien periksa mandiri, satu kasus perjalanan luar daerah, serta 14 orang belum ada keterangan. Selain pasien positif, yang kini menjadi 44.412 kasus, ia juga menyatakan 169 tambahan pasien sembuh. Sehingga total jumlah kasus sembuh Covid-19 di DIY menjadi 41.135 orang.

Jika dilihat berdasarkan wilayah domisili, 169 pasien sembuh itu terdiri atas 29 orang asal Kota Yogyakarta, 62 orang asal Kabupaten Bantul, tiga orang asal Gunungkidul, 37 orang asal Kulonprogo, serta 38 orang asal Kabupaten Sleman. Selain itu, Berty juga mencatat jumlah kasus meninggal sembilan pasien sehingga total kasus meninggal di DIY menjadi 1.164 orang.

Berdasarkan data dari rumah sakit rujukan, total suspek Covid-19 di DIY, hingga Sabtu, tercatat 40.564 orang. Dari jumlah tersebut, 44.412 orang terkonfirmasi positif, di mana 41.135 orang di antaranya sembuh dan 1.164 orang meninggal.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, pihaknya menduga varian baru Covid-19 B.1617.2 telah masuk ke Sleman. Dugaan ini mendasarkan beberapa analisa dan gejala, terhadap sembilan pasien yang meninggal beberapa waktu lalu. Joko mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap varian baru tersebut. Namun, melihat gejala yang ada virus tersebut patut untuk diwaspadai.

“Kita masih menanti data pastinya. Cuma kalau melihat gejalanya, kita tidak boleh abai dan tidak boleh mengesampingkan kemungkinan adanya varian baru,” kata Joko kepada wartawan di kantornya Selasa (25/5/2021).

Varian Covid-19 yang lama, butuh waktu antara gejala, awal, hingga gejala berat, kritis sampai pasien meninggal dunia. Namun sembilan pasien yang meninggal kondisinya sangat cepat. Padahal petugas medis sudah memantau dari gejala yang ada.

Ketika gejala ringan, pasien hanya diminta untuk isolasi mandiri di rumah. Kenyataannya, ada pasien yang menjalani isolasi mandiri akhirnya meninggal dunia dalam rentang waktu satu sampai dua hari.

Joko belum bisa memastikan adanya varian baru tersebut. Dinas masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan varian itu B.1617.2 seperti yang ditemukan di India.

“Sekali lagi ini hanya dugaan, belum bisa memastikan itu varian baru. Cuma saya mengamati dari gejalanya,” ujarnya. (*)