Pasar Tradisional Ini Jadi Ruang Publik Kreatif

Pasar Tradisional Ini Jadi Ruang Publik Kreatif

KORANBERNAS.ID – Meski tersaingi oleh pasar modern, masih banyak pasar tradisional atau pasar rakyat tetap eksis hingga sekarang. Salah satunya adalah Pasar Salaman Magelang Jawa Tengah.

Berkat sentuhan kreativitas para seniman melalui gelaran Festival Pasar Rakyat (FPR) yang dimulai 4 Oktober dan dibuka Minggu (6/10/2019), pasar ini berkembang menjadi ruang publik kreatif.

Pengunjung tak hanya sekadar berbelanja tetapi juga merasakan hadirnya ruh kesenian, kebudayaan serta kearifan lokal.

Pembukaan festival dilakukan oleh Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP, ditandai penyematan syal kepada perwakilan komunitas pasar maupun tokoh masyarakat serta tamu undangan.

Selain itu, secara bersama-sama juga diteriakkan yel-yel sebagai penyemangat untuk membangkitkan kembali pasar tradisional. Diawali dari Pasar Salaman Magelang, mudah-mudahan gaungnya menyebar di seluruh Indonesia.

Hadir pula pada kesempatan itu Swandajani Gunadi selaku Direktur SDM dan Marketing Adira Finance, Head of National NDC, Retention & Durable Adira Finance Antonius Danny Hendarko, Kepala Wilayah area Jawa Tengah Adira Finance, Irfan Budianto, Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli Jenik Andreas maupun Ketua Panitia Festival Pasar Rakyat Magelang, Andritopo Senjoyo.

“Festival Pasar Rakyat sebagai bagian dari Festival Pesona Lokal yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-29 Adira Finance ini diadakan di lima lokasi di Indonesia yaitu Pasar Salaman Magelang, Bogor, Pontianak, Denpasar dan Mataram,” kata Swandajani.

Melalui kegiatan itu, Adira Finance mengajak masyarakat kembali berbelanja ke pasar rakyat. “FPR merupakan program CSR Sahabat Lokal Adira Finance,” ungkap Swandajani Gunadi.

Melalui kegiatan FPR ini pihaknya bersama-sama dengan Yayasan Danamon Peduli, Pemerintah Kabupaten Magelang dan komunitas lokal ingin meningkatkan pengetahuan serta partisipasi masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan potensi pasar.

“Pasar tidak lagi hanya menjadi termpat transaksi jual beli semata, namun juga sebagai ruang publik yang kreatif," ujarnya.

Andritopo Senjoyo menambahkan, Festival Pasar Rakyat tujuannya untuk memberdayakan dan mengedukasi masyarakat lokal khususnya di lingkungan pasar rakyat dan sekitarnya.

Selain itu, dimaksudkan pula untuk melestarikan kesenian dan budaya daerah setempat dalam rangka mendorong pasar rakyat menjadi ruang publik yang kreatif. Komunitas lokal berperan sebagai motor penggerak festival yang bertajuk Terus Kumandhang & Pasar Gumregah itu.

“Kegiatan ini meliputi aksi sosial, aksi peduli lingkungan, lokakarya, literasi keuangan dan kriya batik, wayang, topeng, kostum kesenian, lomba, bazaar, pameran dan pertunjukan seni,” kata Andritopo.

Melibatkan lebih dari 60 komunitas dari Forum Komunitas Seni Budaya Magelang, kegiatan ini juga berhasil menjaring sekitar 500 peserta, dan dihadiri lebih dari 2.000 pengunjung.

Jenik Andreas menambahkan, Adira Finance akan mempersembahkan penghargaan khusus yaitu Pasar Rakyat Paling Mempesona, bagi Pemerintah Daerah dan komunitas lokal penyelenggara Festival Pasar Rakyat yang mampu menampilkan potensi dan pesona pasar rakyat sebagai ruang publik yang edukatif dan kreatif.

"Terima kasih atas semangat dan totalitas rekan-rekan komunitas lokal Kabupaten Magelang terhadap pelaksanaan Festival Pasar Rakyat Magelang 2019 yang terbukti mampu menjadikan pasar rakyat sebagai panggung dan etalase kekayaan Kabupaten Magelang untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia,” kata dia.

Ke depan, sambung Swandajani, Adira Finance bersama Yayasan Danamon Peduli beserta Pemerintah Kabupaten Magelang dan komunitas lokal akan terus berproses untuk kembali menghidupkan geliat pasar rakyat sebagai ruang publik yang kreatif.

Tamu undangan mengikuti yel-yel kebangkitan pasar tradisional. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Ide jenius

Bupati Magelang Zainal Arifin menyampaikan apresiasi untuk Adira Finance denga ide-ide jeniusnya. “Untuk mengembalikan kearifan lokal, kami berharap kegiatan ini tak berhenti hanya sampai di sini,” kata dia.

Kabupaten Magelang, lanjut Zainal, masih banyak memiliki pasar tradisional yang tetap eksis. Sebut saja Pasar Kaliangkrik, Pasar Muntilan, Pasar Ngablak, Pasar Grabag.

“Mohon doa restu kita akan berbenah agar pasar tradisional sejajar dengan pasar modern, kita revitalisasi tanpa meninggalkan kearifan lokal,” tandasnya.

Revitalisasi ini dimaksudkan supaya pasar tradisional tidak identik dengan kumuh, becek dan semrawut. “Kita akan berupaya menghadirkan pasar tradisional yang sehat,” tambahnya.

Menurut bupati, peredaran uang di pasar-pasar tradisional sangat  luar biasa. “Omzetnya sampai miliaran sehari. Semoga dengan niat baik ini Adira Finance dapat berkah,” kata dia. (sol)