Para Pentolan Festival Jogja Berkolaborasi di JFFE

Para Pentolan Festival Jogja Berkolaborasi di JFFE

KORANBERNAS.ID – Jogja kini telah menjadi sebuah kota budaya yang penuh aneka ragam pameran dan festival. Tak hanya seni pertunjukan musik, seni rupa pun kini menggeliat berkolaborasi dengan ragam disiplin lain.

Beberapa festival di Jogja bahkan tahun ini sudah eksis dan sukses dihelat belasan kali. Ngayogjazz misalnya, festival musik jazz ini telah memasuki tahun ke-13.

Setelah tiga tahun audiensi dengan pemerintah dan stakeholder terkait, upaya panjang menyatukan penyelenggara festival-festival di Jogja akhirnya terwujud. "Tidak mudah," papar Aan Fikriyan disela temu media, Senin (18/11/2019) petang.

"Lebih dari 70 penyelenggara festival di Yogyakarta yang bergerak secara organik, walau semua menyambut baik sebuah forum dan wadah dalam JFFE, namun tidak semua siap. Salah satunya adalah memiliki jadwal fiks pada 2020," lanjutnya.

Jogja Festivals Forum & Expo (JFFE) digelar selama tiga hari. Tepatnya pada 19-21 November 2019 di Pendopo Agung Kedaton Ambarrukmo Yogyakarta. JFFE diharapkan mampu menjadi penghubung dan ruang presentasi representatif pegiat festival di Jogja, serta stakeholders di Indonesia dan mancanegara.

Selama tiga hari, beragam kegiatan yang disajikan dalam penyelenggaraan JFFE ini. Antara lain: Festival Expo. Workshop, Kelas Panel Presentasi Festival, Presentasi Stakeholder, FGD Ekosistem Festival dan 1 on 1 Meeting.

Festival Expo akan diikuti sekitar 22 festival yang telah terkurasi, memiliki materi program dan konsep yang jelas untuk penyelenggaraan tahun 2020 mendatang.

Kemudian Presentasi Festival adalah sebuah program di JFFE dimana para penyelenggara festival diberi kesempatan mempresentasikan tujuan dan detil event di depan stakeholders. Kemudian stakeholders dapat memilih dan melanjutkan detil presentasi di program 1 on 1 Meeting, dengan harapan akan terjalin kesepakatan dan kerjasama di sini.

Ada pula Presentasi Stakeholders. Di program ini lembaga/institusi diberi kesempatan mempresentasikan kebutuhan dan kemungkinan-kemungkinan kolaborasi yang dapat dilakukan dengan penyelenggara festival. Selain itu di sini akan dibahas pula strategi-strategi untuk mendapat dukungan dari lembaga/institusi yang akan bermanfaat bagi para pegiat festival.

Tak ketinggalan, pada kesempatan ini para festival inisiator JFFE juga akan mengadakan Creative Sharing dengan tema Festive Your Passion dan Creative Cultural Hub & Hack bersama insan pegiat festival di Yogyakarta antara lain Anas Alimi, Ajie Wartono, Lulut Wahyudi, Ria Papermoon, Kamila Andini, Heri Pemad dengan moderator Aan Fikriyan dan Ari Wulu.

Selain itu, diluar kegiatan forum ada pula expo sebagai ajang presentasi festival, pasar merchandise, open air cinema dan workshop yang dapat dinikmati pengunjung umum secara gratis untuk mengenal lebih dekat festival-festival yang ada di Yogyakarta ini.

Jogja Festivals Forum & Expo (JFFE) ini tidak lepas dari peran penyelenggaranya, Jogja Festival, sebagai satu-satunya platform strategis untuk festival di lndonesia, yang didirikan oleh 15 festival terbaik Yogyakarta. Mereka adalah yang telah menyelenggarakan festival lebih dari lima tahun berturut-turut dalam bidang estetika, sains, dan teknologi.

Kelima belas festival tersebut adalah Artjog, Asia Tri Festival, Bedog Arts Festival (BAF), Biennale Jogja, Cellsbutton Yogyakarta New Media Art Fest, Festival Film Dokumenter, Festival Musik Tembi, Jogja Blues Explosion, Jogja Festival Layang-Layang Nasional, Jogja NETPAC Asian Film Festival, Kustomfest, Ngayogjazz, Pesta Boneka, Yogyakarta Contemporary Music Fest, dan Yogyakarta Gamelan Festival.

Heri Pemad, Ketua Jogja Festival, berharap JFFE dapat menjadi wadah sinergitas antar festival, festival dengan akademisi, festival dengan masyarakat, festival dengan pemerintah, dan festival dengan swasta.

"Selain itu semoga terjalin kerjasama investasi dengan institusi dan lembaga dalam konteks pengembangan Yogyakarta sebagai kota festival,” ujarnya. (eru)