Ngejazz Tak Gentar, Eksistensi Ngayogjazz di Tengah Pandemi

Ngejazz Tak Gentar, Eksistensi Ngayogjazz di Tengah Pandemi

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Ngayogjazz sudah memasuki tahun ke-14. Selama perjalanannya, Ngayogjazz telah berkembang bahkan melebihi harapan dari para penggagasnya. Ada banyak hal yang telah tercapai yang kemudian ingin dikembangkan lebih jauh lagi, terutama jika menyinggung soal tontonan bagi semua kalangan, membentuk masyarakat pendukung produk seni, serta investasi kultural.

"Namun untuk tahun ini akan sedikit berbeda dari pergelaran tahun-tahun sebelumnya. Terkait dengan kondisi terakhir darurat pandemi di Indonesia, tahun ini menjadi spesial karena akan menghadirkan Ngayogjazz dengan format yang berbeda yaitu format daring," papar Vindra Diratara, salah satu board creative Ngayogjazz 2020 saat temu media, Senin (16/11/2020).

Penonton Ngayogjazz dapat menikmati seluruh rangkaian kegiatan Ngayogjazz 2020 mulai dari Lekasan (pra-acara) hingga acara utama melalui website www.ngayogjazz.com.

Ngayogjazz daring, lanjut Vindra, tentunya tidak sekedar live streaming konser musik saja. Website Ngayogjazz akan menampilkan peta ilustrasi lokasi gelaran Ngayogjazz sehingga nantinya sedulur jazz dapat memilih dan mengakses panggung yang ingin disaksikan, dan berbagai informasi dan atraksi lainnya.

"Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menghadirkan suasana Ngayogjazz seperti yang dirasakan sedulur jazz," kata Vindra.

Tagline “Ngejazz Tak Gentar” menegaskan setiap tahunnya Ngayogjazz pun hadir dengan ide-ide nyeleneh di setiap penyelenggaraannya. Untuk tahun 2020 ini Ngayogjazz memilih Ngejazz Tak Gentar yang terinspirasi dan plesetan dari lagu gubahan Cornel Simanjuntak yang berjudul “Maju Tak Gentar”.

Ngayogjazz melalui musik, terutama jazz, mengingatkan kembali agar masyarakat Indonesia bersatu dan bersama-sama bahu-membahu menyelesaikan tantangan pandemi yang terjadi saat ini. Tema ini juga dipilih sebagai upaya Ngayogjazz dalam menjawab dan menghadapi tantangannya untuk terus mencari cara agar tetap bisa jamming dengan sedulur jazz di saat-saat serba sulit seperti ini.

Dalam membentuk masyarakat pendukung produk seni, serta investasi kultural, Ngayogjazz 2020 dihelat di Dusun Karang Tanjung, Pendowoharjo, Sleman. Seperti lima tahun silam, Dusun Karang Tanjung menjadi salah satu desa yang menyambut ajakan Ngayogjazz saat survei di masa pandemi awal tahun ini.

Karang Tanjung ini merupakan desa wisata berbasis kampung iklim, di mana masyarakatnya memiliki kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup serta aktif dan tanggap dalam adaptasi terhadap perubahan iklim.

Bukan hanya itu, dusun ini memiliki banyak potensi yang bisa dieksplorasi di sini, di antaranya bregada, rampak mban, hadroh, dan beksan wanara. Selain itu, potensi UMKM pun berkembang pesat, seperti perajin pot dari sabut kelapa dan macam macam camilan dari jamur.

Sunarto, Dukuh Karang Tanjung, mengatakan lantaran diadakan pada saat Covid-19, maka protokol kesehatan lah yang paling diutamakan dalam kegiatan ini. Dia menjelaskan, nantinya orang-orang yang akan diterima di desa ini yakni mereka yang merupakan tamu undangan dan artis, dan diwajibkan untuk melakukan rapid test terlebih dahulu.

"Kami bersama dengan seluruh masyarakat akan melaksanakan protokol Covid-19 ini dengan sebaik-baiknya. Kami tentunya telah menyiapkan tempat, termasuk juga beberapa kegiatan untuk mendukung Ngayogjazz," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengatakan dengan adanya Covid-19 mau tidak mau semua orang harus bisa menyesuaikan. Termasuk juga gelaran Ngayogjazz tahun ini.

Singgih mengatakan, meskipun dilakukan secara online, namun bukan berarti multiplier effect dari Ngayogjazz ini akan menyusut. Ada sisi positif juga yang bisa diambil, yakni Ngayogjazz tahun ini bisa dinikmati penonton dari seluruh penjuru dunia. Bukan hanya itu, Ngayogjazz tahun ini juga diharapkan bisa menjadi ajang promosi agar Ngayogjazz di tahun setelahnya bisa lebih besar.

"Saya berharap Ngayogjazz 2020 ini juga akan menjadi media promosi kita untuk menyongsong Ngayogjazz 2021 supaya lebih besar lagi," kata Singgih.

Rangkaian AcaraNgayogjazz 2020 akan terselenggara tanggal 19–21 November 2020 secara daring melalui www.ngayogjazz.com. Sebelumnya sejak bulan September 2020 telah diadakan agenda Lekasan (pra-acara) Ngayogjazz hasil kolaborasi dengan Jazz Mben Senen dan Komunitas Jazz Yogyakarta.

Selain sebagai publikasi awal mengenai pelaksanaan Ngayogjazz, Lekasan Ngayogjazz bertujuan memberikan ruang bagi rekan-rekan komunitas agar tetap berkarya walaupun pandemi melanda. Lekasan juga menjadi ajang untuk tetap menjalin komunikasi dengan rekan-rekan komunitas di luar Yogyakarta, sekaligus semua yang pernah menjadi bagian dari kemeriahannya. Tanggal 19 November 2020 akan menjadi penutup dari rangkaian Lekasan sekaligus peluncuran website Ngayogjazz 2020.

Agenda lain yang spesial di Ngayogjazz 2020 adalah Sketsa Ngayogjazz, diputar 20 November 2020. Skesta Ngayogjazz merupakan visualisasi aktivitas komunitas jazz, suasana di Dusun Karang Tanjung, dan berbagai upaya yang dilakukan warga dusun dalam memelihara budaya tradisinya.

Skesta Ngayogjazz juga akan menghadirkan cerita kreatif di balik panggung sekaligus suasana perayaan Ngayogjazz yang nantinya bisa diikuti dan dirasakan oleh para sedulur jazz. Puncaknya adalah Konser Daring Ngayogjazz di tanggal 21 November 2020, disiarkan langsung dari Dusun Karang Tanjung, Desa Pendowoharjo, Ngaglik, Sleman.

Perayaan Ngayogjazz 2020 akan menampilkan sejumlah musisi seperti: Idang Rasjidi, Ligro Trio, Nita Aartsen Quatro feat Ruben Farias & Made Wardana, Bonita & Adoy bersama Denny Dumbo dan Silir Wangi, Bintang Indrianto feat Sruti Respati & Eugen Bounty, Brayat Endah Laras, KuaEtnika, White Shoes & The Couples Company, Nationaal Jeugd Jazz Orkest and Ruben Rein (Belanda), MLD Jazz Project Season 4 dan tentu saja komunitas jazz se-Nusantara. (*)