Nahdlatul Ulama Merawat Kebhinnekaan Indonesia

Nahdlatul Ulama Merawat Kebhinnekaan Indonesia

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) DIY menggelar talkshow kebangsaan bertema Makna Kebhinnekaan bagi Indonesia dan Kemanusiaan di Kantor PWNU Jalan MT Haryono 42 Kota Yogyakarta. Acara tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube NAHNU TV, Rabu (9/11/2022) malam.

Ini merupakan kegiatan dalam rangka 1 abad NU serta menjadi rangkaian forum agama G20 “Religion 20” (R20) yang telah diselenggarakan di Bali dan Yogyakarta, 1-7 November 2022.

Tampil sebagai narasumber Ketua PWNU DIY, Dr KH Ahmad Zuhdi Muhdlor, Rois Syuriah PWNU DIY KH Mas'ud Masduki dan AKBP Sinungwati SH MIP (Kasubdit Bhabinkamtibmas Polda DIY) mewakili Kapolda DIY.

“Bagi Nahdlatul Ulama, tuntutan untuk perhatian kepada masyarakat terkait kemanusiaan kita punya landasan yang kuat dan itu ajaran agama yang kita yakini. Kita diajarkan untuk tolong menolong dan memberi manfaat,” kata Kiai Ahmad Zuhdi.

Terkait  kebhinnekaan, menurut dia, semua itu sudah tertuang di dalam kitab suci Al Quran. “Allah SWT itu sangat mampu menjadikan umat satu warna satu ideologi, tapi Allah menciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, tujuannya untuk saling mengenal, tentu saja dalam arti mengenal secara luas seperti keyakinan tradisi,” ujarnya.

Kebhinnekaan bukan ciptaan manusia tapi bersifat kodrat pemberian dari Allah SWT. Merawat  kebhinnekaan nan indah itu merupakan tugas manusia. “NU sangat berkepentingan merawat keindahan tersebut di negara tercinta Indonesia,” katanya.

Kebhinnekaan yang dirawat dengan baik adalah sumber dari energi kultural yang sangat luar biasa dalam mengatasi problem-problem yang ada di dunia. “Tapi sayangnya banyak pihak merasa dirinya paling benar,” tambahnya.

Dia mengajak seluruh umat agar menjauhkan sikap seperti itu dan memupuk sikap saling menghormati dalam perbedaan di dalam satu bingkai NKRI.

“Kita ingin bisa beribadah dengan tenang dan anak cucu kita bisa belajar dengan tenang. Itu dapat terwujud apabila kita bisa merawat arti kebhinnekaan sehingga tercipta kedamaian dan kerukunan sesama anak bangsa,” lanjut Kiai Zuhdi.

Kiai Mas’ud menambahkan, Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda agar bisa saling mengetahui, saling mendalami dan mengetahui eksistensinya masing-masing serta saling melengkapi.

“Umat manusia dianugerahi akal dan hati nurani agar selalu berpikir dan bisa menggali sebuah perbedaan menjadi satu kesatuan. Termasuk di dalam mengelola perbedaan menjadi sebuah kemaslahatan dengan cara kita harus saling memahami dan membangun imunitas masyarakat,” tandasnya.

AKBP Sinungwati mengatakan, Polisi  memiliki tugas sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat yang siap menjaga harkamtibmas.

“Demikian pula dengan kebhinnekaan bangsa menjadi tanggung jawab warga masyarakat Indonesia agar anugerah dari Allah ini dapat terjaga,” katanya.

Polda DIY, lanjut AKBP Sinung, selalu berupaya melakukan kegiatan preemtif untuk mengupayakan masyarakat dapat menangkal pengaruh-pengaruh pemecah belah bangsa.

“Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang merupakan kota pelajar yang disebut miniatur Indonesia karena dengan banyaknya suku dan ras yang ada di Yogyakarta. Polri tidak sendiri menjaga Yogyakarta, Polri bermitra dengan semua komponen masyarakat agar Yogyakarta aman dan kondusif,” kata Sinung. (*)