Monyet Melahap Tanaman Warga Rejosari

Monyet Melahap Tanaman Warga Rejosari

KORANBERNAS.ID,BANTUL -- Sudah sejak dua tahun terakhir warga di Pedukuhan Rejosari, Kalurahan Srimartani, Piyungan, Bantul dibuat pusing tujuh keliling karena turunnya ratusan ekor monyet ke lahan pertanian. Bahkan hingga sampai ke pemukiman.

Warga mengeluh dengan banyaknya monyet yang turun dan menyerang lahan pertanian membuat hasil panen mereka merosot tajam. Bahkan ada yang tidak panen sama sekali. Adapun tanaman yang diserang diantaranya jagung, ketela,kates,mangga,rambutan dan beberapa jenis tanaman sayuran. Selain memakan, monyet-monyet tersebut juga acapkali mencabuti tanaman petani, misalnya kangkung  dan bayam.

"Kalau misalnya monyet bisa dikatakan lagi marah 'ngambek',  tanaman kami bisa diusel-usel, dicabuti dan dirusak,"kata Jumiran (60 tahun) warga Rejosari saat ditemui koranbernas.id di lahan miliknya, Senin
(14/3/2022).

Bukan hanya merusak, monyet tersebut tidak jarang juga menyerbu lahan yang siap panen. Seperti milik  Mbah Kartobini,lahan jagung seluas 500 meter persegi habis tidak tersisa.

"Untuk lahan Mbah Karto ini jagungnya sudah siap panen, dan dilahan sudah diberi boneka baju untuk menakut-nakuti monyet. Malam hari pas kita ngobrol, sudah senang, wah lahanya aman tidak dimakan monyet. Namun esok harinya, saat akan panen, jagung sudah habis," lanjutnya.

Hal itu membuat Mbah Karto kaget dan merasa kecewa. Monyet tersebut diketahui turun saat subuh dan akan kembali ke tempatnya berlindung  atau persembunyian saat matahari mulai menyengat.

"Selain dimakan, jagung ataupun hasil panen yang lain juga dibawa oleh monyet ke persembunyianya tadi," katanya.

Akibat sering mendapat serangan monyet, saat ini warga memilih untuk tidak menanami lahannya

"Soalnya sudah capek mengolah lahan, tahu-tahu dihabisi monyet," tambah Jumiran.

Dukuh Rejosari, Didik Katoris didampingi Bhabinkamtibmas Srimaryani Aipda Anwar Yasin mengatakan fenomena monyet turun gunung itu terjadi sejak 2 tahun terakhir. Didik menduga monyet tersebut berasal dari hutan yang berbatasan dengan Rejosarti dan wilayah Gunungkidul.

"Saya memiliki dugaan, di Gunungkdiul ada pembangunan untuk wisata Gunung Merapi Purba. Nah sejak itu, monyet itu turun ke tempat kami yang merupakan wilayah perbatasan. Jumlahnya ratusan ekor dan kalau menyerang lahan  pertanian mereka bergerombol -gerombol. Tiap gerombol puluhan ekor," kata Didik.

Warga sudah berupaya untuk mengusir hewan tersebut. Namun yang terjadi, saat monyet merasa 'tersakiti' karena diusir, begitu petani pulang ke rumah, lahanya akan diacak-acak, bahkan tanaman dicabuti.

"Jadi kalau ngusirnya itu dianggap keras, nanti begitu petani pulang, tanamannya dicabuti sama monyet. Jadi pagi harinya saat dicek kembali ke lahan, tanaman petani sudah rusak," jelasnya.

Hingga kini petani belum tahu cara terbaik untuk bisa mengusir kawanan monyet tersebut. Yang pasti adanya serangan monyet membuat mereka  merugi, karena hasil pertanianya menurun.

"Bisa habis separo bahkan lebih," katanya.

Ada memang petani yang sudah melapor ke pihak penyuluh pertanian, namun hingga saat ini  belum ada tindakan  berarti. Bukan hanya di lahan pertanian, namun monyet tersebut juga beberapa kali  terlihat
turun hingga ke pemukiman.

"Saya menduga monyet-monyet tersebut bersembunyi di hutan rakyat yang ada di  wilayah Rejosari. Mereka turun biasanya pagi atau sore saat cuaca tidak panas,"tambah Didik. (*)