Mewakili DIY, 15 Siswa Kesatuan Bangsa Melaju ke KSN

Mewakili DIY, 15 Siswa Kesatuan Bangsa Melaju ke KSN

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – SMP/SMA Kesatuan Bangsa kembali menorehkan prestasi. Kali ini sebanyak 15 siswanya berhasil mewakili DIY dalam Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020 ke tingkat nasional.

Prestasi ini diraih setelah mereka lolos KSN tingkat Provinsi yang diselenggarakan secara online pada 10-14 Agustus 2020 lalu. Mereka akan mengikuti seleksi KSN tingkat nasional pada Oktober 2020 mendatang.

“KSN ini sebagai pengganti OSN yang digelar setiap tahun,” ujar Humas Kesatuan Bangsa, Ahmad Ihsanudin, Minggu (20/9/2020).

Dalam sembilan matapelajaran (mapel) yang diperlombakan pada KSN kali ini, siswa Kesatuan Bangsa berhasil lolos semua mata pelajaran. Mapel Matematika diwakili oleh M Alan Maulana Ishaq (11C) dan Charisma Pramudya Rudiyanto (11D). Kimia diwakili oleh Reyhan Adhiguna P (9B) dan Raditya Eka Putra (12E). Fisika diwakili oleh Althaaf Syaikha Nuhaad (11C).

Biologi diwakili oleh Hanum Rahmawati (12B) dan Yasmina Ashfa Zahida (12B). Komputer diwakili oleh Ngata Parama Aptana (11C) dan Muhammad Kautsar Aryana P (9B). Ekonomi diwakili oleh Putri Dwi Lestari (12B). Geografi diwakili oleh M.Alsamtu Tita (12D) dan Aulia Davetta (12E). Geosience diwakili oleh Glady Sajidah (12A) dan Astronomi diwakili oleh M.Hazel Variansyah (11D) dan Farhan Adyansyah (12D).   

“Kami mengirimkan peserta KSN terbanyak untuk diwilayah DIY, yaitu 15 siswa, ini membuktikan sekolah tetap konsisten memberikan kontribusi terbaiknya dalam mencetak generasi berprestasi walaupun di masa pandemi Covid-19 dan pembelajaran online sekalipun,” jelasnya.

Ditambahkan Ihsanudin, Kesatuan Bangsa setiap tahun mengikuti olimpiade. Dari berbagai kompetisi yang diikuti, sekolah tersebut hampir setiap tahun berkontribusi besar, baik peserta yang lolos ke nasional maupun sebagai peraih medali.

Contohnya pada 2015 lalu, sekolah itu menjadi peraih medali terbanyak se-Indonesia dalam OSN. Kesatuan Bangsa meraih 12 medali yang terdiri dari 5 medali emas, 2 perak dan 5 medali perunggu.

Prestasi yang diraih tidak datang begitu saja. Sekolah memulai proses seleksi di awal tahun siswa kelas 7 dan 10 serta siswa kelas 8 dan 9. Siswa yang berminat mengikuti olimpiade mengikuti pembinaan. Dari seleksi tersebut, pihak sekolah memilih siswa yang berbakat dan punya keinginan tinggi untuk belajar serta mengembangkan diri mereka untuk bergabung dengan tim olimpiade yang sudah ada atau kakak kelas mereka.

Pembinaan siswa olimpiade dilakukan secara bertahap. Anggota baru masuk ke kelas pembinaan level pemula dan yang senior akan masuk ke kelas lanjutan.

“Pembinaan biasanya dilakukan di semarang bekerjasama dengan Eduversal Indonesia yang sudah profesional untuk olimpiade, biasanya dengan jumlah hari sekitar 20 hari kamp olimpiade. Namun karena pandem,i kamp olimpiade dilakukan secara daring,” jelasnya.

Untuk bisa mewakili DIY, para siswa harus bekerja keras karena persiapan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi membuat mereka kurang maksimal dalam mengikuti pembinaan olimpiade karena biasanya pembinaan dilakukan secara bertatap muka dengan pembimbing.

Kesulitan dalam hal berkomunikasi untuk mengevalusai dan pemberian motivasi secara langsung kepada yang mengalami kesulitan dalam proses belajar juga dialami. Namun sekolah berusaha memberikan banyak motivasi dan webinar untuk mereka.

“Ditengah keterbatasan, anak-anak tetap termotivasi dan fokus mempersiapkan yang terbaik. Meskipun berada di kondisi pandemi dan pelatihan daring yang tak seoptimal biasanya,mereka memiliki semangat tinggi untuk yang terbaik,” imbuhnya.(*)