Meski Pandemi, Riset Mahasiswa Harus Jalan Terus

Meski Pandemi, Riset Mahasiswa Harus Jalan Terus

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat sistem pembelajaran berubah total. Namun mahasiswa diharapkan bisa terus mengembangkan berbagai macam riset.

Pembuatan riset yang baik biasanya didapat dari topik yang disenangi mahasiswa untuk kemudian dituliskan dalam bentuk artikel. Karenanya bidang kajian perlu ditentukan dalam pembuatan riset yang menarik. Tak harus muluk-muluk, materi kuliah pun bisa jadi bahan riset.

Hal itu mengemuka dalam Undergraduate Conference of Multidisplinary Science (Konferensi Mahasiswa Jenjang Sarjana Multidisiplin Ilmu) secara Daring (dalam jaringan) dan kanal YouTube UAD, Kamis (10/12/2020). Konferensi tingkat internasional ini membahas berbagai macam isu tentang pendidikan, teknik, kesehatan, hukum, ekonomi dan bisnis, sosial humaniora, bahasa, dan ilmu-ilmu yang terkait.

"Konferensi ini mengikursertakan 854 artikel skripsi serta 246 artikel nonskripsi 246 paper sehingga total 1.100 artikel,” papar Danang Sukantar, Kepala Bidang Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi Mahasiswa UAD, di kampus setempat, Kamis (10/12/2020) siang.

Menurut Danang, UAD akan menggelar konferensi secara rutin dua kali setahun meski di tengah pandemi. Kampus menargetkan minimal 10% jumlah artikel dari student body mahasiswa S1.

Program ini sebaga bentuk inovasi Bimawa UAD dalam bidang pendidikan. UAD melakukan kolaborasi lintas disiplin dan saling melengkapi serta mengembangkan ilmu multidisiplin dalam Konferensi Sarjana Multidisiplin Ilmu.

"Ini sebagai solusi untuk menyebarluaskan gagasan mahasiswa sarjana untuk masa depan yang lebih baik. UAD memiliki sekitar 26.000 mahasiswa S1. Dengan demikian diharapkan 10 persen atau 2.600 mahasiswa mengikuti konferensi semacam ini," jelasnya.

Sementara Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan UAD, Caraka Putra Bhakti, mengungkapkan mahasiswa yang menjadi peserta LKMM mengikuti seminar tentang penulisan artikel ilmiah bagi pemula.

Seminar ini menampilkan tujuh pembicara seperti Rully Charitas Indra Prahmana (UAD), Rabita Madina (Mahasiswa Berprestasi Kemendikbud 2020 dari UGM), Khudzaifah Saiful Haq (UAD), Fiddinul Hayat (Technische Hochschule Mittelhessen, Jerman), Adi Suharyanto SIP (Graduate School of Law, Kyushu University, Jepang) dan lainnya.

“Setelah seminar dilanjutkan presentasi artikel secara Daring yang terbagi dalam 16 kelas presentasi. Setiap kelas akan dipilih lima presenter terbaik dan lima artikel terbaik," kata Caraka. (*)