Merdeka Belajar Membuat Kampus Lebih Adaptif

Merdeka Belajar Membuat Kampus Lebih Adaptif

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan Kemendikbudristek, mendorong perguruan tinggi untuk lebih dekat dengan masyarakat. Melalui program-program penelitian dan pengabdian, program ini bahkan membuat kampus menjadi lebih adaptif.

"Program ini mendekatkan kampus dengan dunia industri, termasuk bagi mahasiswa untuk terjun di dunia kerja," ujar Koordinator Tim Riset Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY), Ranggabumi Nuswantoro di sela Pameran Karya Penelitian MBKM dan Pengabdian Unggulan 2021 UAJY di Royal Ambarrukmo, Selasa (28/12/2021).

Meski kemudian harus mengubah kurikulum yang disesuaikan dengan pasar, PT yang adaptif akan mampu bersaing pada era revolusi industri 4.0 ini.

Apalagi mahasiswa mendapatkan banyak manfaat bila kebijakan MBKM benar-benar diterapkan. Mereka bisa memilih untuk magang di dunia industri manapun tanpa mengalami kesulitan, terutama dalam hal regulasi.

"Kalau selama ini mahasiswa terkendala dalam regulasi dan administrasi untuk bisa magang, tapi dengan program MBKM ini akan lebih terbuka kesempatan yang bisa didapat," ujarnya.

Sementara Rektor UAJY Yoyong Arfiadi mengungkapkan, PT memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat dalam menghadapi berbagai dinamika perkembangan zaman. Karenanya mereka diharapkan dapat merespon berbagai kebutuhan masyarakat dan berperan aktif dalam usaha perancangan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat, salah satunya melalui Implementasi program MBKM.

"Program menjadi salah satu pendorong utama untuk mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat, yang diwujudkan melalui program-program penelitian dan pengabdian," ungkapnya.

UAJY menjadi salah satu perguruan tinggi yang mengimplementasikan program MBKM. Bahkan kampus ini berhasil mendapatkan hibah sebesar Rp. 1,8 M dari Ditjen Diktiristek. Dana tersebut digunakan untuk membiayai 6 kelompok pengabdian dan 2 kelompok penelitian dari UAJY.

“Pameran ini digelar dalam rangka penelitian MBKM yang kegiatannya didanai oleh Ditjen Diktiristek,” jelasnya.

Ketua LPPM UAJY, Suyoto menambahkan, UAJY mempunyai 6 kelompok pengabdian dan 2 topik besar untuk penelitian. Senat Akademik Universitas telah memilih pengabdian dan penelitian terbaik yang mewakili UAJY untuk seminar nasional di Jakarta.

Enam program pengabdian itu antara lain "Peningkatan Digitalisasi Pariwisata dengan Model Co-Creation di Wilayah Desa Purwoharjo, Kulonprogo”, “Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Pelestari, Relawan dan Pelaku Pariwisata dalam penyelenggaraan Disaster Risk Management Plan di Warisan Dunia Kompleks Candi Borobudur”.

Selain itu “Penerapan Mesin CNC untuk Mendukung Additive Manufacturing pada Industri Kitchen Ware berbasis Limbah Kayu Furniture di Imogiri Yogyakarta untuk Mewujudkan Smart UMKM”, “Strategi Penguatan UMKM melalui Sociopreneurship berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Desa Brayut dan Ngestiharjo” serta “Penemukenalian dan Pemanfaatan Sepuluh Objek Pemajuan Kebudayaan di Lima Desa Kawasan Borobudur”, dan “Penguatan Petani Milenial dalam Inisiasi Budidaya Cabai di Luar Musim Berbasis Teknologi Tetes Air di Pleret, Bantul, DIY”.

"Melalui pameran ini, diharapkan masyarakat dapat mengenali karya yang diciptakan lebih lanjut, sehingga bisa merasakan manfaat kontribusi proses pengabdian yang telah dilakukan," imbuhnya. (*)