Menteri Teten Minta Asmindo Melahirkan Gagasan Relevan

Menteri Teten Minta Asmindo Melahirkan Gagasan Relevan

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) ke-7. Munas ini diharapkan bisa menjawab tantangan peningkatan ekonomi dalam negeri.

"Saya berharap Munas ketujuh [asmindo] ini bisa melahirkan gagasan-gagasan yang lebih baik lebih relevan untuk menjawab ekonomi dunia juga ekonomi dalam negeri yang memang tidak terlalu baik," papar Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM saat membuka Musyawarah Nasional Asmindo, Selasa (23/8/2022).

"Kita tidak lagi mendampingi orang per orang, struktur yang efektif itu adalah bekerja sama seperti [dengan] Asmindo misalnya, atau agregator lainnya yang ada di sini untuk masuk ke pasar [ekspor]. Nah itu mungkin bisa dibentuk kerjasama dengan mereka," paparnya.

Pemerintah, lanjut Teten, tidak lagi memberikan pendampingan secara sruktur perseorangan bagi pelaku-pelaku usaha ekskpor. Sebagai gantinya, Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng organisasi atau asosiasi untuk mengembangkan pasar ekspor.

Teten melanjutkan, pihaknya meminta asosiasi membuat pemetaan potensi ekspor mereka. Dengan demikian pemerintah akan lebih mudah dalam membantu industri dalam meningkatkan nilai ekspor produk dalam negeri.

"Apalagi pemerintah sedang menekan inflansi agar tak melebihi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Bahkan 2023 ada pengetatan fiskal karena Presiden Joko Widodo mematok kembali defisit anggaran maksimal 3 persen," imbuhnya.

Teten menambahkan, pemerintah pada 2022 ini menyiapkan belanja produk UKM dalam negeri mencapai Rp 400 triliun untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Karenanya perekonomian nasional beberapa waktu ke depan akan sangat bergantung pada kekuatan domestik atau produk dalam negeri.

Sementara Ketua DPP Asmindo, Anggoro Rahma Diputro mengungkapkan pasar ekspor masih terdampak pandemi Covid-19 hingga saat ini. Karenanya untuk menghadapi persoalan ini, Asmindo berharap perhatian pemerintah yang lebih untuk membantu pelaku usaha di sektor mebel dan furniture dalam mengembangkan usaha di dalam negeri.

"Lesunya pasar ekspor dan dampak kenaikan transportasi dan perkapalan harus mengubah haluan pasar dan menggarap dengan serius pasar dalam negeri," ungkapnya.

Penggarapan pasar dalam negeri ini, lanjut Anggoro sangat penting. Sebab pasar dalam negeri saat ini dikuasai produk-produk impor.

"Tanpa bantuan dari pemerintah kita akan sulit menembus pasar dalam negeri. Mudah-mudahan kedepan kita bisa menggarap pasar dalam negeri sebelum terlambat agar produk dalam negeri menjadi tuan di negeri sendiri," tutupnya.(*)